2

4.3K 337 0
                                    

Author POV

Gadis itu bermonolog
Apakah aku sudah mati? Kenapa di sini gelap sekali? Oh Tuhan maafkan aku, tolong berikan aku kesempatan kedua untuk hidup.
Gadis itu berjalan tak tentu arah dalam kegelapan ini, berharap mendapatkan pertolongan.

"Xia He"

"Siapa itu?", tanya Xia He ketakutan.

"Xia He ini aku, aku adalah Li Xia He", jawabnya.

"Siapa kau? Jangan bercanda, akulah Li Xia He"

"Aku adalah dirimu di masa lampau, sekarang jiwamu terjebak di dimensi yang gelap ini. Sebelum aku meninggal, aku memohon kepada dewa agar diriku di masa depan dapan menggantikanku di masa lampau", jelas suara itu.

"Apa maksudmu? Apa aku sudah meninggal? Kenapa aku harus membantumu?", tanya Xia He

"Kau sudah meninggalkan duniamu, hanya saja jiwamu berada di dimensi ini karna ada sesuatu yang harus kau selesaikan di masa lampau. Kau harus membantuku karna aku adalah kau. Ku mohon, aku sangat tersiksa di duniaku. Aku belum sempat membalaskan dendamku kepada mereka yang menyakitiku."

Xia He dari masa depan merasakan sakit di dadanya. Apakah ini rasa sakit Xia He di masa lampau? Sungguh sangat sakit.

"Baiklah, aku kan membantumu. Karna kau adalah aku. Tapi apakah aku bisa kembali ke masa depan?"

"Itu nanti tergantung kau, aku tidak dapat memastikannya. Aku akan memberikan ingatanku kepadamu. Dan berhati-hatilah di dunia mu yang baru Li Xia He"

Sebelum Li Xia He dari masa modern menjawab, tiba-tiba dia merasa jiwanya serasa ditarik oleh sesuatu yang tidak kasat mata, dan...

"AAAAAAAAAA", teriak Li Xia He.

"Putri, putri sudah sadar? Tolong siapapun panggilkan tabib, Putri Xia He sudah sadar", teriak dayang di sampingnya.
Hah hah, nafasnya tersengal. Sejenak ia tertegun dengan ruangan yang ia tempati sekarang. Ruangan dengan nuansa kerajaan yang tentu saja menurut Xia He itu adalah kuno. Tapi tidak telalu buruk. Xia dikagetkan oleh suara perempuan di sampingnya.

"Putri, bagaimana kondisi putri? Apakah putri baik-baik saja? Dayang ini sungguh khawatir dengan keadaan putri", tanyanya beruntun.

"Siapa kau?", tanya Xia He.

Dayang itu menangis karena putri Xia He tidak mengingatnya. Saat itu juga tabib datang dengan tergopoh-gopoh.

"Putri Li Xia He, demi dewa akhirnya ada keajaiban. Terima kasih dewa. Putri izinkan hamba memeriksa keadaan putri", jelas tabib itu.

"Tidak usah, putri ini baik-baik saja." Jawabnya

"Bagaimana putri baik-baik saja, putri saja tidak mengingat saya" cerca dayang di sebelahnya.

Lalu ingatan-ingatan dari Li Xia He yang lama berputar dalam kepala cantiknya. Mulai dari diabaikan dan difitnah. Ya, ingatan itu berputar terus hingga akhirnya Xia He tidak kuat, dan kembali pingsan.

"PUTRIII!" teriak tabib dan dayang bersamaan.

TIME TRAVEL OF XIA HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang