Chapter 21

25 3 0
                                    

Sejak Fena mengucapkan keluhannya tentang Cila, hubungan mereka jadi renggang. Walaupun masih bertegur sapa sebagai basa-basi. Kebanyak Cila yang mencoba berbaikan. Tetapi, Fena seolah abai padanya. Celah itu rupanya dimanfaatkan Diana dengan baik. Motifnya jelas sekali, dia ingin Cila merasa sendiri.

"Misal gue ke Florence gimana?" tanya Cila tiba-tiba. Mengejutkan Romeo dan Kirana yang sedang duduk di sekitarnya. Mereka tidak fokus pada bukunya lagi.

"Florence?" tanya Kirana spontan. Beberapa orang melirik mereka. Sebagian penasaran kenapa masih ada yang mau bergaul dengan Cila. Apalagi ini anak-anak The Sky sendiri.

Rumor bahwa hubungan Cila retak mulai dicurigai kebenarannya.

"Ngapain ke Florence?" tanya Romeo tampak bingung. Dia melirik adiknya yang duudk di pojok kantin. Tahu rencana Angga untuk mengungkap penghujat Cila dan berusaha membantunya. "Oh, jadi lo mau ke Florence," ujar Romeo tiba-tiba. Lantang dan heboh.

Cila langsung melotot. "Gue cuma bilang misal," cegahnya berbuat lebih banyak lagi. Tetapi, Romeo berhasil membuat orang-orang percaya padanya.

Cila cemberut. Sedetik kemudian dia tertawa keras karena Romeo terlihat kesakitan. Kirana memukulnya terlalu antusias sampai cowok itu pamit ke kelas duluan. Buku-bukunya sampai ketinggalan.

"Romeo cuma mancing keadaan," jelas Kirana. Dia menoleh ke arah Cila seraya mengedipkan satu mata. Sibuk membereskan buku milik Romeo dan miliknya sendiri. "Coba lihat Instagram. Pasti udah rame."

Kirana berpamitan pada Cila. Setelah dia pergi, Cila buru-buru membuka akun miliknya. Prediksi Kirana benar adanya. Tidak ada lima menit dia membuat pernyataan tadi, videonya langsung terupload di feed Instagram. Rata-rata, sih dari teman Leona yang mengikutinya. Instagram Cila memang diprivat. Malas sekali mengurusi orang-orang yang penasaran tentang dirinya. Cila pasti tidak sengaja men-folback pertemanan itu.

"Apa gue artis dadakan?" tanyanya seraya mendengkus jengkel. Meletakkan gawai ke atas meja. Selalu mendapatkan perlakukan seperti ini membuatnya santai. Tidak terlalu pusing lagi.

"Gue kalah pamor sama lo maksudnya?" tanya Kirana dengan senyum miring. Itu cuma bercanda. Jika yang tidak tahu Kirana pasti mengira dia sedang mengejek. Untung saja Cila cepat memakluminya. "Pasti ada yang iri sama lo," tambahnya lagi.

Cila menelengkan kepala. Mengingat-ingat orang-orang yang mungkin tidak menyukainya. "Banyak, si," gumamnya dengan kening mengernyit. Tidak lama kemudian dia tertawa pelan karena merasa lucu. "Walaupun pacar gue nggak bisa dibanggain," ujarnya pelan. Takut Angga mendengarnya. Bisa-bisa dia tidak bisa pulang karena dijahili cowok itu.

Kirana tertawa mendengarnya. Membenarkan pernyataan itu. "Tapi separah akun itu, ya?"

Cila tahu akun apa yang dimaksud. Angga bahkan membahasnya akhir-akhir ini. Padahal, Cila tidak pernah curiga sama sekali. Gadis itu menganggukkan kepala, tampak tidak peduli. Itulah yang membuatnya tetap santai menjalani status sebenarnya dengan Anga. Walaupun kadang heran masih saja yang benci padanya.

"Mungkin lo nggak nyadar terkenal. Seterkenalnya lo nggak lebih daripada gue. Nyatanya nggak ada yang ngehujat gue, tuh," ujar Kirana menyampaikan argumennya. Terdengar menyombongkan diri sebenarnya.

Cila berdecih sebagai jawaban. "Jadi ada yang iri sama gue gitu?" tanyanya tidak mengerti.

Kirana mengangguk. Dia menyeruput jus jeruknya hingga tandas. "Hati-hati aja sama orang sekitar lo. Semua orang mungkin lo anggep baik. Tapi lo nggak tahu sebenarnya, kan?" tanyanya kontradiktif.

Kirana berpamitan untuk menyusul Romeo. Punggungnya tertelan pintu kantin. Tanda tanya besar tergantung di kepala Cila. Belum kunjung tahu maksud tersembunyi kakak kelasnya itu.

***

Cila mendengkus. Ketukan di pintu mengusik waktu santainya. Dia menenggelamkan kepala di dalam selimut. Tidak lain pasti sepupunya sendiri. Berharap Diana jera dan pergi sendiri. Tak kunjung menangkap perubahan berarti, Cila beranjak juga dari ranjangnya.

Membuka pintu dengan wajah malas. Cila terkejut karena Diana tampak murka. Dia menjerit keras. Telinga Cila sampai berdenging dengan serangan itu

Tanpa kesiapan, Cila langsung disemprot tanpa kejelasan. "Lo pasti yang ngirim video itu!" jelasnya berusaha mencubit Cila. Untung saja Cila peka duluan. Jadilah mereka saling kejar-kejaran di kamar. Bantal, guling dan selimut menjadi sasaran kemarahan Diana.

Cila berusaha menghindar ketika kemoceng terarah ke arahnya. "Video apaan?" tanyanya tidak mengerti.

"Nggak usah pura-pura," jawabnya dengan jeritan. Sepertinya kesal sekali dengan Cila.

Napas Diana tersengal-sengal. Wajahnya merah padam. Dia mengeluarkan gawai dari saku piyama. Melemparnya asal ke kasur. Langsung saja live Ig yang disimpan oleh Diana berputar.

Diana sedang melakukan live ig. Komentarnya dipenuhi kata-kata sindiran. Terang-terangan dan menyakitkan. Gadis itu hampir menangis karenanya. Seingatnya dia tidak melakukan apa-apa.

Sampai Leona mengirimkan pesan tadi. Rekaman tentang Diana yang melabrak sepupunya di gang toko. Berakhir dengan aksi siram air yang menimpa Cila. Aksi itu mendapatkan sorotan. Popularitas yang dibangun Diana perlahan memudar. Serangan bertubi-tubi datang padanya karena video itu.

"Oh, kesebar, ya," gumamnya sedikit heran. Penasaran juga sebenernya. Setahunya Diana tidak pernah terciduk melakukan kesalahan.

Diana geram melihat reaksi itu. Dia melempar bantal ke arah Cila. Sayangnya dapat dihindari Cila dengan mudah.

"Pasti lo yang udah nyebarin," tuduh Diana lagi. Napasnya tersengal-sengal. Menghempaskan dirinya di sofa karena kelelahan.

Cila memutar bola matanya, jengah. "Ngapain juga gue nyebar. Helo! Emang gue pegang ponsel?" tanyanya malas-malasan. Berjalan menuju sketsa yang sempat ditinggalkan tadi.

"Lo pasti iri sama gue," tandas Diana tanpa dasar. Cila hampir tertawa, tetapi berhasil ditahan. Tidak ingin masalah ini bertambah panjang.

Cila tersenyum lebar sebagai balasan. "Nggak, tuh. Gue udah punya Angga," balasnya ngawur. Menambah kekesalan di hati Diana. "Jadi, bukan gue yang nyebarin," lanjutnya lagi.

Diana sepertinya belum puas. Tampak tidak terima dengan jawaban itu. Tidak ada oenag lain yang dia pikirkan. "Terus kenapa sampai di upload akun ndower itu. Pasti lo, yakin gue," tuduhnya lagi dengan emosi menggebu-gebu.

Cila mengernyitkan kening. Pantas saja Diana begitu ketakutan. Ternyata sumber video itu berasal dari sana. Jelas saja langsung viral dan membuatnya marah. Rasa simpati tiba-tiba menghampiri. Diana tidak pernah mendapat tekanan dalam hidupnya. "Mungkin dari haters kali," ujarnya mengira-ngira.

Diana menggeleng. "Gue nggak punya heters. Jangan samain gue sama lo!"

Eh. Diberi nasihat malah tetap ngotot.

Cila membuang napas berulang. Benar, kan Diana itu tidak terima kalau dibantah. Melihat wajah Diana yang frustasi, Cila sedikit prihatin. "Nggak ada untungnya nyebar aib lo," ucapnya setelah terdiam beberapa saat.

Diana masih menatapnya penuh curiga. Tidak ada orang lain yang dipikirkannya saat ini. "Gue bakal cari buktinya," tegasnya berjanji. Dengan bantuan teman-temannya tentu saja. Cila harus merasakan akibatnya.

Diana pergi dari kamarnya. Meninggalkan Cila yang susah berkosentrasi dengan sketsa wajah Angga. Dia jadi ikut memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.


_________________

MY BAD DAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang