03. misterius

7.9K 2K 244
                                    

Author's note:

Um... sebagai penulis aku nggak mau manja berharap atau maksa pembaca buat kasih feedback, tapi aku mau kasih tau dikit cara mengapresiasi cerita bikinanku yaaa hehe

Pertama, kalau kamu vote, cerita ini bisa naik rankingnya dan muncul di rekomendasi cerita.

Kalau kasih komentar, bisa bikin penulis tau tanggapan pembacanya dan tentunya bikin cerita ini lebih dikenal kalau notifnya lewat di home wattpad mutual kamu.

Kalau share lebih bantu lagi nunjukin ke orang lain buat mengenal cerita ini.

Nggak maksa sih, cuma semua penulis pasti seneng kalau dikasih feedback. Makasih ya yang udah baca dan kasih feedback sampai sekarang! 💗

*****


Mengakhiri hidup dengan bunuh diri itu bukan pilihan, bukan juga jawaban dari masalah kamu.

Mengakhiri hidup dengan bunuh diri itu bukan pilihan, bukan juga jawaban dari masalah kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****














PLAKKK

"Aw!" Tian mengelus kepalanya yang dijitak si bloody girl.

Sekarang Tian cukup yakin orang di hadapannya pasti mengidap gangguan jiwa, mereka baru pertama bertemu tapi perempuan aneh ini sudah berani memukulnya dua kali!

"Bodoh, kamu kan terkenal!" seru bibir tipis itu pada Tian.

"Ha!" Tian terbelalak, sebelah tangannya menunjuk lawan bicaranya. "Kenapa kamu bisa tau isi pikiran saya?"

Pertanyaan yang tepat rupanya. Gadis itu terkesiap, matanya membulat bersamaan dengan kedua tangan menutupi mulut. Kalau dilihat-lihat, walaupun lusuh tapi dia tetap tampak cantik. Baju berdarah yang ia pakai juga tampak tidak murah. Anak orang kaya, sepertinya. Tian menyipitkan matanya, curiga. Penampilan seperti zombie dan bisa membaca pikiran, sebenarnya siapa orang ini?

"Anu... Karena kamu liat saya kayak gitu, saya pikir kamu bingung kenapa saya bisa tau nama kamu," ucapnya dalam satu tarikan nafas.

Tian berdecak. "Masa?"

"Iya, beneran kok," gadis itu mengangguk berlebihan.

"Oke..." Tian menatap wajah pucat di hadapannya. "Jadi, siapa kamu? Ngapain disini?"

"Saya? Bukan siapa-siapa, ng... cuma kebetulan lewat," jawabnya dengan ekspresi seperti sedang mengarang bebas.

"Hmm..." Tian bergumam, ragu. "Nama. Siapa nama kamu?"

SemicolonWhere stories live. Discover now