23. angel

2.9K 846 73
                                    

Hidup itu bagaikan es krim, nikmati sebelum meleleh.

Hidup itu bagaikan es krim, nikmati sebelum meleleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****















Jujur saja keadaan agak canggung setelah insiden kemarin. Kalau kalian penasaran, Tian meminta sedikit waktu Agnel untuk meninggalkan kenangan menyenangkan bersamanya sebelum pergi entah kemana. Selain itu Tian juga ingin mereka tidak membahas segala sisi misterius pada diri Agnel. Hidup normal walaupun cuma sehari saja, begitu yang Tian inginkan.

Jangan salahkan Tian yang hanya minta satu hari, dia juga ingin menambahnya jadi semingu bahkan setahun kalau bisa. Tapi Agnel bilang dia tidak bisa. Mereka hanya punya satu hari lagi. Suka atau tidak suka, mau tidak mau, hanya ada satu hari saja.

Sangat singkat, kan?

"Hidup manusia indah karena mereka cuma singgah di dunia ini dalam waktu singkat. Hati manusia terlalu lemah, kalau diberkati keabadian justru sifat jahat yang akan tumbuh. Mereka akan merusak bumi, menyakiti sesamanya," kata Agnel sambil menjilat es krim vanila yang dia pegang.

"Kamu juga tinggal dalam waktu yang sangat singkat. Tapi aku nggak merasa itu indah," komentar Tian.

"Kata siapa? Anggaplah aku bunga yang mekar sebentar, dan kamu tunas daunnya. Saat kamu siap bersemi lagi, bunga harus layu sebelum daun menaunginya. Cuma singgah sebentar di hidup manusia udah cukup bikin aku merasa berharga," Agnel tersenyum.

"Ck- padahal kita udah janji nggak akan bahas itu dulu," decak Tian, menatap sosok di depannya. "Sekarang kita naik apa lagi?"

Tangan Agnel menunjuk kincir raksasa. "Itu. Aku penasaran, apa benda itu bisa bikin aku merasa lebih dekat sama tempat asalku?"

"Hey, jangan bahas itu lagi!"

Agnel tertawa melihat kekesalan Tian. Dia lalu menarik tangan Tian menuju kincir raksasa. Sejak pulang dari rumah sakit kemarin, Tian mengajak Agnel melakukan kegiatan yang sewajarnya dilakukan teman. Nonton di bioskop, main di game center, berfoto di photo box, dan lain-lain.

Sebisa mungkin, Tian ingin menciptakan kenangan yang indah dan berkesan. Walaupun dia tahu kelak saat mengingat semua ini dan sadar Agnel sudah pergi, pasti justru malah seperti menyiram garam pada luka yang belum kering.

Hari ini sejak pagi Tian sudah mengajak Agnel ke Grand Park. Mereka menjelajah berbagai wahana, hampir semua sudah dicoba. Tian ingin sekali hari ini tidak cepat berakhir, tapi malah waktu rasanya berlalu sangat cepat. Tahu-tahu matahari sudah bergeser makin ke barat.

"Kamu pernah ke sini sebelumnya?" tanya Agnel saat mereka sedang ada di puncak kincir raksasa.

"Belum. Pernahnya ke taman hiburan lain. Emang kenapa?" Tian balik bertanya.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang