11. tattoo

3.8K 995 79
                                    

Bahagia adalah cara balas dendam terbaik.

Bahagia adalah cara balas dendam terbaik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****















Seminggu terasa berlalu cepat sejak Tian terpaksa mengurungkan niat untuk mengakhiri hidupnya. Dan benar saja, dia mulai bimbang. Keinginannya untuk mati sudah tidak sekuat dulu. Padahal hasil check up terbarunya kemarin tidak begitu bagus ㅡ dokter bilang butuh waktu yang tidak sebentar untuk pulih dari cederanya.

Tian mulai terbiasa dengan Agnel yang bertingkah aneh, memakan apa pun yang ia temukan, bertanya tentang banyak hal ㅡbenar-benar seperti orang kampung. Ah, ralat, orang kampung tidak seburuk ini. Menurut Tian gadis itu lebih mengingatkannya pada avatar yang dibekukan dalam bola es dan baru dicairkan. Dan kadang si alien itu menghilang, pergi dari rumah, tanpa sepengetahuan Tian. Walaupun tidak ingin khawatir tapi tetap saja dia khawatir. Mengingat kelakuan Agnel yang kadang bodoh, Tian rasa kota Jakarta terlalu kejam untuk gadis itu.


"Berapa kali aku bilang, jangan keluar rumah sendirian?" Tian berkacak pinggang, mengomeli gadis yang baju birunya kotor di beberapa bagian.

"Maaf. Habis kamu tidur terus," jawabnya, seperti biasa minta maaf tanpa tampak merasa bersalah.

"Dari mana lagi sih??"

"Cuma di sekitar apartemen. Kasih makan kucing liar."

Mau bilang Agnel kurang kerjaan, tapi memang tidak ada yang bisa dilakukan gadis itu di apartemen selain makan, tidur, dan mengganggu Tian. Mungkin lebih baik diberitahu lagi pelan-pelan.

"Jangan keluar rumah sembarangan, di luar banyak orang jahat. Jaman sekarang manusia banyak yang lebih jahat daripada setan. Kalau mau keluar rumah, bilang dulu pokoknya," kata Tian.

"Apa bedanya kalau bilang? Emang kamu mau diajak keluar rumah?"

"Nggak."


Agnel melempar tatapan gusar pada lelaki di depannya ㅡyang bagi Tian malah mirip anak kucing kedinginan. Selama ini gadis itu sering memaksanya melakukan ini dan itu, walaupun tidak merugikan Tian. Tapi untuk hari ini ia sedang sangat malas keluar rumah. Siapa yang mau memberi makan kucing liar mendung-mendung begini?

"Ya udah, kalau nggak boleh main sama kucing, sini kamu duduk," kata Agnel, menarik Tian supaya duduk berhadapan dengannya di sofa.

"Heh mau ngapain??" Tian waswas saat tangannya ditarik.

"Kamu suka corat-coret bikin gambar ya? Pinjem satu spidolnya."

"Buat apa, Agnel?"

"Bikin tanda."

Tian pasrah pergelangan tangannya digambari. Rupanya Agnel membuat tanda titik koma tipis; semicolon. Persis seperti nama band yang sudah membesarkan namanya di kota ini.

SemicolonWhere stories live. Discover now