22. agnel

3K 847 93
                                    

Kamu istimewa. Tidak ada yang bisa menggantikan peranmu di semesta ini.

 Tidak ada yang bisa menggantikan peranmu di semesta ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****













Pagi hari berikutnya, Tian terbangun dalam keadaan terengah-engah. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan mata terbeliak. Mimpinya barusan sangat mengganggu. Rasa penasarannya pada Agnel sudah terlalu besar sampai terbawa ke alam mimpi.

Sudah sembilan alasan indah yang ia dengar dari Agnel sebagai bukti betapa hidupnya masih sangat berharga. Berarti, sebentar lagi sudah waktunya dia pergi. Sejujurnya Tian tidak ingin Agnel pergi. Pasti sepi kalau dia tidak ada. Tapi... pertama, Tian harus memastikan ㅡsiapa Agnel sebenarnya?

Oke, dia tahu ini akan sulit, tapi tidak ada salahnya mencoba. Tanpa pikir panjang Tian segera bangkit dari kasurnya yang nyaman lalu mandi dan berpakaian. Saat ia keluar kamar, di saat yang sama Agnel juga baru keluar dari kamarnya. Mereka saling berhadapan.


"Aku pergi dulu," pamit Tian.

"Ke mana?"

"Ng— ke suatu tempat. Ada urusan."

"Aku nggak boleh ikut?"

"Nggak. Kamu di rumah aja, nonton drama."

Agnel tidak tampak kesal mendengar penolakan, tapi dia sepertinya tidak begitu senang dilarang ikut oleh Tian. Bahunya melemas, kedua lengannya menggantung lunglai di kanan kiri.

"Kenapa? Biasanya aku boleh ikut," ujarnya, kedua matanya membulat menatap Tian penuh selidik. Tian jadi salah tingkah.

"Sekarang nggak boleh," jawab Tian singkat dan tegas supaya tampak meyakinkan.

Entah perasaan Tian saja atau keadaan mereka saat ini seperti suami yang sedang dicurigai istrinya. Tapi Tian bahkan belum pernah menikah, jelas isi pikirannya melantur. Agnel menyeret langkah mundur dengan sandal rumah yang kebesaran.

"Oke. Aku tinggal di rumah," kata Agnel. "Hati-hati di jalan."

Tian tersenyum lega. "Iya, jangan keluar rumah kalau nggak perlu ya. Di luar banyak orang jahat," ucap Tian. "Makanan banyak di lemari dan kulkas."

Gadis itu mengangguk. Ia berdiri di depan pintu sampai Tian melambai lalu menutup pintu dari luar. Sambil berjalan ke luar apartemen, Tian mengecek rekaman CCTV yang terhubung dengan handphone-nya. Dia ingin tetap megawasi Agnel dari jauh, takut gadis itu tiba-tiba pergi atau melakukan sesuatu yang mencurigakan.

Bukan tanpa alasan Tian tidak mengajak Agnel bersamanya kali ini. Itu semua karena ia mau pergi mencari informasi Tentang Agnel. Memang sejauh ini Tian juga bingung ㅡmau cari tahu di mana? Tapi cara terbaik untuk memulai sesuatu adalah dengan bergerak. Pokoknya yang penting bergerak dulu. Setelah drive through seporsi fast food untuk sarapan, Tian memarkir mobilnya di pinggir sungai, makan sambil berpikir keras—harus ke mana dia setelah ini?

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang