16. kehilangan

3.1K 913 189
                                    

Kamu adalah bagian dari takdir banyak orang yang berpotongan.

Kamu adalah bagian dari takdir banyak orang yang berpotongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****







"Mahesa?"

"Hai~ hehe."

Tian heran melihat Mahesa Gunawan berdiri di depan pintu apartemen-nya sepagi ini. Ini masih setengah enam pagi ㅡuntung saja Tian sudah bangun karena ingin buang air. Tidak biasanya Mahesa atau temannya yang lain bertamu tanpa memberitahu lebih dulu. Seperti tempo hari, Theo dan Naka juga tiba-tiba datang. Sekarang Mahesa. Jangan-jangan besok giliran si bontot Jenandra.

Mahesa sepertinya belum tahu Tentang Agnel. Semoga nanti tidak kaget saat melihat gadis itu tinggal bersama Tian di rumah ini.

"Dari mana dan mau kemana sepagi ini?" tanya Tian melihat Mahesa memakai kaos dengan logo kampus di balik jaket hitam tebalnya dan membawa ransel juga. Aneh sekali. Anak ini mau numpang bolos kuliah?

"Ke sini, hehe," Mahesa nyelonong saja ke dalam rumah.

"Hey!" cegah Tian panik.

Bagaimana ia menjelaskan keadaan kalau Mahesa sampai melihat Agnel? Mahesa tiga tahun lebih muda darinya, tapi Tian tahu anak itu pasti nanti berpikir macam-macam.

"Mau bolos kuliah ya?" tuduh Tian saat Mahesa sudah melepas jaketnya.

"Pinjem baju dong," anak itu mengabaikan pertanyaan Tian. "Sama numpang nyuci baju."

Tian berdecak curiga. "Mahesa" ujarnya tegas. "Jawab sek; kamu dari mana? Habis kabur?"
(*Jawab sek = jawab dulu)

Jawaban Mahesa hanya tawa garing. "Ey... Mana mungkin bolos, apalagi kabur," kelakarnya. "Nanti tak cerita semuanya, pinjem baju dulu."

Tian menatap Mahesa tidak percaya, tapi anak itu malah berjalan ke arah kamar. Dalam keadaan normal Tian sama sekali tidak keberatan Mahesa menjelajah rumahnya. Tapi sekarang keadaannya beda, ada perempuan di rumah ini. Kalau bisa Mahesa jangan tahu dulu.

"Lama deh," ujarnya. "Kamarnya yang ini buㅡ"

"Jangan!" cegah Tian sebelum Mahesa menyentuh handle pintu.

Terlambat ㅡpintu dibuka dari dalam. Agnel keluar dengan rambut yang menutupi setengah wajah dan gaun tidur putih selutut.

"WOA!" Mahesa melonjak kaget lalu memukuli pundak Tian. "Ada hantu ㅡHANTU!"

Agnel tampak tersinggung disebut hantu. Ia mendekati Mahesa yang bersembunyi di balik punggung Tian.

"Aku bukan hantu, bocah," ucap Agnel datar.

Mata bulat Mahesa menatap Agnel lekat-lekat. Dia memperhatikan gadis itu untuk memastikan kalau yang dilihatnya memang bukan hantu. Sementara itu Agnel menguap, menyingkap rambutnya ke belakang bahu supaya tidak terlalu menutupi wajah.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang