05. benalu

5.4K 1.4K 298
                                    

Kita tidak bisa melihat diri sendiri dari sudut pandang orang lain

Kita tidak bisa melihat diri sendiri dari sudut pandang orang lain

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

*****

















"Astagaㅡ jadi kamu nggak punya rumah??!"

Agnel menggelengkan wajah polosnya.

"Ah, identitas. Coba liat KTP kamu, paspor, apa aja deh," Tian mengulurkan tangan.

"Nggak punya."

"Seriously?? Dompet?"

"Dompet itu... apa?"

Tian membelalakkan matanya dengan tak percaya. "Kamu nggak tau dompet? Ya ampunㅡ kamu alien ya?"

"Bukan. Alien nggak punya ijin tinggal di bumi lebih dari satu jam," jawab Agnel.

Dahi Tian mengernyit. Dia tidak serius menganggap Agnel alien, tapi tanggapan gadis itu barusan... cukup membuat Tian bingung Tentang kewarasan orang ini. Dari mana dia tahu Tentang ijin alien tinggal di bumi? Sebentarㅡ memangnya di dunia ini ada alien???

"Oke, okeㅡ gini, masalahnya, kalau kamu nggak punya rumah atau apa pun, kamu mau tinggal di mana? Selain rumah, perempuan bukannya butuh baju, make up, makan, dan lain-lain juga? Perempuan kan hidupnya ribet banget." kata Tian.

"Ooh," Agnel membulatkan mulutnya sebelum tertawa kecil untuk pertama kalinya sejak pertemuan mereka. "Ei, jangan bingung. Aku kan bisa tinggal di apartemen kamu, kamarnya ada dua kan? Soal baju dan yang lainnya, kamu kan punya uang. Tinggal beli. Gampang kan?"

Kepala Tian langsung pusing mendengar saran itu sementara lawan bicaranya terkekeh santai tanpa rasa bersalah. Ya memang tidak salah sih... tapi mereka bahkan belum genap 24 jam saling kenal! Masa Tian harus mengurus semua keperluan orang asing ini?

"Kenapa? Nggak mau? Kamu tega ada perempuan nggak punya apa pun dan siapa pun di dunia ini berkeliaran tanpa tujuan danㅡ"

"Hey, emang siapa yang suruh kamu kabur nggak bawa apa-apa?" tukas Tian. "Jangan-jangan kamu penipu ya??"

"Penipu itu apa artinya? Cantik?"

"Arghㅡ lupain aja. Oke, sekarang kita cari baju dulu. Seenggaknya beli dua atau tiga baju perempuan," dengus Tian sambil beranjak. Ia berdo'a semoga tekanan darahnya tetap normal menghadapi Agnel.

"Aku ikut," Agnel mengikuti Tian ke pintu kamar hotel persembunyian mereka.

Tian mendecak. "Ya ikut lah, kalau nggak ikut masa aku yang coba baju perempuan?"

Mereka meninggalkan ruangan berbau memuakkan itu, bertemu beberapa pasangan dimabuk cinta di koridor hotel sebelum naik lift dan keluar dari tempat ini. Menoleh sejenak pada gadis di sampingnya, Tian berpendapat Agnel aneh tapi tampak cantik dan terawat. Alih-alih tampak sinting, sekarang menurutnya gadis itu misterius dan sedikit ajaib. Agnel tidak tampak jahat sama sekali memang, benar-benar ajaib dan mengerikan dengan makna lain.

SemicolonHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin