24. berpisah

3.2K 884 83
                                    

Kamu masih ada di dunia ini karena memang seharusnya ada. Bertahanlah.

 Bertahanlah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****












Dugaan Tian selama ini benar, Agnel memang bukan manusia. Ternyata benar, dia malaikat. Ini sangat tidak masuk akal. Walaupun kalau dihubungkan dengan berbagai kejanggalan yang ada pada diri Agnel, semua bagaikan potongan puzzle yang akhirnya bersatu. Tenggorokan Tian mendadak terasa pedih. Benar ternyata. Tian penasaran tapi di saat ini malah merasa tidak siap mendengar kebenaran dari sudut pandang Agnel.


"A-apa? Malaikat?" Tian tercekat, merasa konyol dengan pertanyaannya sendiri.

"Iya, malaikat kematian, Tian," ujar Agnel Tenang. "Sedangkan tubuh ini, milik Anna. Dia manusia biasa."

"Jadiㅡ selama ini Anna di mana? Kenapa tubuhnya bisa kamu pakai?" tanya Tian, berusaha logis.

Agnel tersenyum tapi sorot matanya sedih. "Kamu inget nggak waktu ada berita perempuan yang menghilang terus tv-nya buru-buruaku matiin? Itu dia, Anna."

"A-apa??"

"Anna meninggal di tempat ini sebulan yang lalu. Bukan karena tabrak lari, dia bunuh diri," ekspresi Agnel muram saat menjelaskan ㅡseakan-akan kematian bukan hal yang sudah biasa baginya.

"Ha? Tapiㅡ kata petugas di rumah sakit, dia korban tabrakan?" tanya Tian.

"Manusia kadang menyimpulkan segalanya sendiri," timpal Agnel. "Aku yang liat sendiri menjatuhkan diri dari atap terowongan, tapi orang-orang berasumsi dia ditabrak ㅡterserah. Lagian di sini nggak ada cctv."

"Jadi... arwahnya?" tanya Tian penasaran.

Air muka Agnel makin kelam. "Arwah orang yang bunuh diriㅡ diperlakukan berbeda. Aku yakin kamu nggak mau tau lebih banyak, itu terlalu mengerikan buat manusia," ucapnya.

Mendengarnya saja sudah membuat Tian membayangkan yang tidak-tidak. Dia menatap wajah pucat Agnel ㅡatau sebenarnya, Anna. Mereka tidak pernah saling kenal, tapi entah kenapa hati Tian ikut pedih mendengar kisah gadis malang itu.

"Anna orang baik. Dia suka berbagi apa yang dia punya ke orang-orang yang menurutnya nggak seberuntung dirinya yang keturunan bangsawan. Tadinya dia bahagia, tapi semua berubah sejak dia dipaksa jadi pewaris tahta perusahaan dan dipaksa menikah," Agnel menerawang langit dengan tatapan terluka.

"Apa alasannya? Kenapa Anna bunuh diri?" Tian akhirnya bertanya.

"Sepele, dia tertekan. Keluarga dan orang-orang di sekitarnya selalu menuntut dia selalu sempurna ㅡmana ada manusia yang sempurna?" decih Agnel. "Selama beberapa tahun belakangan, orang-orang cuma peduli apa pencapaian Anna dibanding perempuan seumurannya. Mereka nggak pernah tanya, apa Anna bahagia dengan kehidupannya?"

SemicolonWhere stories live. Discover now