3. Taramitha Alvina

1.7K 202 4
                                    

Malam... Cerita ini aku update lagi 🤭

Do'ain ide cerita lancar dan tangan nggak males ngetik, jadi cerita ini bisa up teruss 🤣🤣🤣

Selamat Membaca
🍂🍂🍂

Aku menghela nafas lega ketika kami sampai di rumah Rena dan Calief. Kami sampai sekitar pukul 8 malam, karena tadi Rara mengajak mencari makan diluar sekalian jalan-jalan sebentar. Aku sebenarnya merasa tidak enak dengan asisten Calief. Dia bukan supir yang harus stanbay mengantar kami kemanapun, lagi pula dia terlihat lelah dengan pekerjaannya. Walaupun laki-laki itu tidak keberatan sama sekali dengan permintaan Rara.

Rara dan Dian langsung masuk setelah mengambil barangnya dan mengucapkan terima kasih pada laki-laki itu. Aku mengambil barangku di mobil, yang dibantu laki-laki itu. Entah siapa namanya, tadi Rara sudah menyebut namanya tapi aku lupa.

“Terima kasih” ucapku saat hendak membalik badan.

“Rafardhan”ucapnya yang langsung menghentikan langkahku untuk masuk rumah.

“Hah?”aku kembali memandangnya dengan pandangan bingung.

“Nama saya Rafardhan, saya yakin mbak Taramitha lupa”ucapnya sambil tersenyum. Aku meringis salah tingkah sambil menggaruk tengkuk belakangku yang tidak gatal sama sekali. Apa aku kelihatan banget kalau nggak tahu namanya?

“Maaf... Saya tadi tidak terlalu menyimak pembicaraan kamu sama Rara” aku ku jujur. Ini orang sepertinya tipikal orang dengan insting tinggi, dari pada aku ketahuan bohong mending jujur aja.

“Tidak masalah, saya mengerti mungkin mbak sedang banyak fikiran. Kalau begitu saya pamit dulu. Assalamu’alaikum” pamitnya sambil tersenyum. Ini orang kayak iklan pasta gigi, kebanyakan tersenyum.

“Waalaikumsalam” jawabku sambil balas tersenyum tulus.

“oh iya ada yang lupa mau saya bilang” aku mengerutkan kening bingung menatapnya. “Mbak lebih terlihat cantik bila tersenyum. Selamat malam” setelah mengatakan itu dia langsung masuk mobil dan pergi. Sedangkan aku masih diam di tempatku karena terlalu kaget. Hei laki-laki tadi baru saja mencoba merayuku? Dipertemuan pertama? Apa dia sejenis playboy perayu ulung? Ini bukan pertama kalinya aku dibilang cantik oleh laki-laki, tapi kalau tipikal laki-laki seperti asisten Calief yang terlihat kalem dan sopan kelewat batas yang  bilang apa tidak membuatku syok?

“Hei kamu ngapain tetep disitu Mi, ayo masuk! Diajak kencan genderuwo nanti baru tahu rasa” Teriakan Rara dari teras menyadarkan aku dari tindakan bodohku. Aku langsung melotot tajam kearahnya, enak aja didoain diajak kencan genderuwo. Aku bergidik ngeri kalau hal itu sampai terjadi.

Aku segera berjalan setengah berlari masuk kedalam rumah Calief. Ternyata diruang tamu Calief sudah duduk santai dengan Diandra dan Rara.

“Gimana kabar kamu Cal?”sapaku ketika tatapan kami bertemu.

“Baik, sory Rena sedang dapet shif malam hari ini jadi nggak bisa nyambut kalian” ucapnya datar. Calief ini tipikal lelaki kaku dan cenderung dingin, hanya dengan Istrinya dia kan hangat dan banyak tersenyum.

“Emang kita tamu pakai acara penyambutan segala, kita keluarga kak. Dimana kamar kami kak, kami butuh istirahat” itu suara Rara yang nggak ada sopan-sopannya kalau bicara dengan tuan rumah. Ya secara si tuan rumah kakak sepupu dia sendiri.

Calief tidak menjawab, dia langsung berjalan menuju bagian dalam rumah. Tapi dari lirikan matanya dia meminta kami untuk mengikutinya.

Calief sudah menyiapkan tiga kamar untuk kami masing-masing, tapi karena aku tidak ingin sendiri akhirnya aku meminta tidur dengan Diandra. Tapi tiba-tiba Rara juga enggan untuk tidur sendiri. Jadi akhirnya kami memutuskan untuk tidur bertiga.

GF Series 2 : PELABUHAN TERAKHIR (END) Where stories live. Discover now