29. Taramitha Alvina

1.5K 208 24
                                    

Masih ada yang melek lah ya jam segini?? 😅
Sesuai janji aku double up hari ini, ...

Terima kasih buat pembaca semua atas atensi kalian di part 28, part ini ramaikan juga ya 😊

Selamat Membaca
🍂🍂🍂

Mas Ardhan benar-benar datang untuk menyelamatkanku, tapi dengan gilanya Derry malah menggunakan ku untuk mengancam suami agar memberikan jalan untuk nya kabur. Mungkin benar kata Calief kalau Derry sudah mulai gila karena tertekan. Aku tahu sejak kecil orang tuanya terlalu banyak menuntut padanya. Derry harus menjadi orang yang sempurna dimata orang banyak, baik itu akademik maupun sikap didepan banyak orang. Dia tidak diberikan kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Derry sudah terlalu lama memendam perasaannya dan mungkin sekarang malah muncul dalam bentuk obsesi terhadapku.

Setelah bernegosiasi panjang akhirnya mas Ardhan mengijinkan Derry membawaku, karena tidak ingin aku terluka. Aku menangis menatapnya, menyimpan setiap memori wajahnya dalam ingatanku. Karena aku tidak tahu setelah ini aku masih bisa bertemu dengannya lagi atau tidak.

Setelah mengucapkan maaf padanya dengan lirih, aku menatapnya dalam dan mengucapkan 'I love you' tanpa suara tapi aku yakin dia bisa membaca gerak bibirku. Dia hanya diam dengan tatapan sendu kearah ku.

"Der, setelah ini tolong jangan sakiti atau ganggu lagi suamiku" ucapku pada Derry ketika mobil yang membawaku menjauh dari tempat aku disekap tadi.

"Disaat seperti ini kamu masih memikirkan laki-laki itu" ucap Derry sambil mendengus jengah.

"Tentu saja, saat ini prioritas otakku hanya suamiku dan bayi dalam kandungan ku. Karena aku sangat mencintai mereka berdua. Jadi aku mohon jangan lagi ganggu suamiku lebih dari ini. Aku bahkan rela menebusnya dengan nyawaku asal kamu janji nggak akan menyakitinya lagi" ucapku terbata karena tangis ku yang belum mau reda.

Derry tidak menanggapi kata-kata ku, dia hanya diam dan menatapku tajam. Aku tahu dia tidak merasa senang dengan apa yang aku katakan, tapi saat ini aku hanya ingin berbicara jujur saja. Walaupun karena kejujuran ku Derry khilaf dan membunuhku saat ini juga aku siap. Bagiku nyawaku hilang tidak masalah asal suamiku tidak terluka.

Aku mengelus perutku pelan serta berbicara dalam hati kepada si kecil di dalam sana "Maafkan mama sayang, mama membawa kamu dalam masalah seperti ini. Andaikan papa kandung kamu benar-benar papa Ardhan, kamu tidak akan mengalami nasib seperti ini". Bibirku terangkat sedikit saat mendapat respon berupa sebuah tendangan dari makhluk mungil didalam perutku. Aku merasa dia didalam sana memberi semangat padaku lewat gerak tubuhnya. Pantas saja suamiku lebih sering berbicara pada si kecil ini, karena entah kenapa aku cukup merasa terhibur ketika berbicara dengan dia.

"Kenapa?" tanya Derry sambil menatap tanganku yang mengelus perutku. Aku hanya menggeleng pelan untuk menanggapi pertanyaannya. Aku langsung menepis tangannya ketika tangannya mulai ikut mengelus perutku.

"Aku juga ingin mengelus anakku Tha" ucapnya dengan nada yang mulai melembut.

"ini bukan anak kamu Der. Kalau kamu ayahnya kamu tidak akan mungkin mau membahayakannya seperti saat ini. Kalau kamu benar-benar menyayanginya kamu nggak akan mungkin mau membunuhku, karena itu berarti kamu juga mau membunuhnya" ucapku sambil menatapnya tajam. Air mataku masih setia mengalir di pipiku karena belum mau berhenti dari tadi.

"Aku melakukan ini supaya kita bisa sama-sama terus Tha. Biar kita bisa menjadi keluarga yang utuh. Apa aku salah memiliki keinginan kecil itu"

"Keinginan kamu tidak salah Der, tapi terlambat datangnya" Lirihku karena menahan sesak di dadaku akibat tangis ku.

GF Series 2 : PELABUHAN TERAKHIR (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora