28. Rafardhan Faresta

1.6K 233 51
                                    

Ada yang nunggu cerita ini?? 🤔
Maafkan saya yang lama updatenya 😅

Jangan lupa ramaikan, kalau ada typo silahkan coment ya...

Selamat Membaca
🍂🍂🍂

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, akhirnya aku menemukan tempat dimana istriku disekap. Laki-laki itu benar-benar merencanakan penculikan ini dengan matang. Laki-laki bejat yang bahkan aku malas menyebut namanya itu membawa Mitha ke sebuah rumah yang letaknya agak di pedalaman hutan, dan medannya cukup sulit. Aku hanya datang bersama dengan pak Calief dan Joni. Sedangkan polisi akan datang sedikit terlambat. Karena Mitha sudah dibawa keluar kota Batu, jadi polisi kota Batu harus melalui beberapa prosedur hukum dulu ketika akan melakukan penangkapan keluar daerah.

Tapi untungnya anak buah kakek sudah standby didekat lokasi Mitha disekap, jadi aku tidak perlu terlalu khawatir. Karena aku tahu kakek tua itu pasti sudah memiliki informasi lengkap dan rencana matang. Dan seperti dugaan ku, ketika mobil ku baru saja berhenti agak jauh dari rumah yang digunakan untuk menyekap istriku, salah satu tangan kanan kakek berjalan mendekatiku.

“Om Panji” tanyaku setengah kaget. Aku tahu om Panji adalah salah satu orang kepercayaan kakek, tapi aku tidak menyangka kakek akan mengutus laki-laki yang berumur 40 an itu untuk mengawasi istriku langsung.

“Tuan muda” sapa nya sambil menunduk hormat. Aku menghela nafas panjang, sebenarnya tidak terlalu suka dengan hal-hal seperti ini. Tapi saat ini membahas kebiasaan itu bukanlah waktu yang tepat.

“Bagaimana situasinya?” tanyaku langsung. Kami berdiskusi dengan suara agak pelan, agar tidak membuat curiga.

“Sejauh ini nyonya muda masih aman” Katanya yakin.

“Bagaimana om bisa yakin kalau istri saya baik-baik saja didalam?”

“Karena saya sudah menyusupkan salah satu anak buah saya didalam sana tuan muda” aku hanya melongo mendengar jawaban om Panji, kakek tua itu benar-benar merencanakan ini dengan matang. Kalau soal cara licik dan taktik aku benar-benar harus belajar dari nya.

“Ada berapa orang didalam om?” tanyaku lagi ketika sudah berhasil menghilangkan rasa takjubku.

“Ada 20 orang tuan, 16 preman sewaan, 1 anak buah saya, dia si otak penculikan, nyonya Mitha dan satu dokter” jelasnya dengan nada datar.

“Dokter? Untuk apa ada dokter didalam?” tanyaku was-was. Aku hanya tidak ingin laki-laki brengsek itu bertingkah dan menyakiti bayi dalam rahim istriku.

“Untuk memeriksa kandungan nyonya Mitha tuan” jawaban om Panji, membuatku menarik kesimpulan kalau dia sudah tahu tentang kehamilan Mitha. Brengsek umpat ku dalam hati.
“Kita masuk sekarang om”

“Tunggu tuan muda” aku mengerutkan kening ketika keinginan ku dihalangi oleh Om Panji. “Tuan muda dan tuan Calief silahkan pakai ini dulu, jaga-jaga untuk keselamatan. Walaupun saya tahu anda berdua memiliki kemampuan bela diri di atas rata-rata”ucap om Panji sambil menyerahkan 2 buah rompi anti peluru. Tanpa banyak bicara aku dan pak Calief langsung membuka jaket dan memakai rompi itu, kemudian memakai jaket lagi agar tidak terlalu terlihat.

“Pak Calief yakin mau ikut? Lebih baik bapak tunggu....”

“Kamu meremehkan kemampuan beladiri saya Ar, sampai menyuruh saya jaga mobil disini?” tanyanya dengan alis terangkat satu. Mendengar pertanyaannya aku yang menjadi salah tingkah dan tidak enak hati. Aku berdehem pelan sebelum menjawab.

“Mana berani saya meremehkan bapak, kemampuan bela diri bapak di atas saya. Saya cuma tidak ingin kalau bapak terluka, ada bu Rena yang sedang hamil menunggu bapak di rumah” jelas ku hati-hati. Mendengar jawabanku pak Calief berdecak sebal.

GF Series 2 : PELABUHAN TERAKHIR (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora