27. Taramitha Alvina

1.8K 231 50
                                    

Yuk absen dulu, ada yang nungguin dan penasaran sama Mitha?? Angkat jari kalian ☝

Terima kasih buat yang sudah meramaikan part sebelumnya, part ini ramaikan juga ya.... 🤭

Ada typo silahkan tulis di kolom comment ya, biar aku bisaa edit 😁

Selamat Membaca
🍂🍂🍂

Aku mengerjapkan mataku pelan untuk menyesuaikan pandanganku dengan cahaya sekitar. Kepalaku terasa pusing dan berat. Ketika kesadaranku pulih sepenuhnya aku baru sadar bahwa aku berada ditempat asing dengan kondisi yang tidak baik-baik saja. Aku di tidurkan di sebuah ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang ditutup lakban. Walaupun kepalaku rasanya berat, aku mulai mencoba mengingat kejadian yang aku alami sebelum aku ada di tempat ini.

Tadi pagi aku menuju taman kota untuk menemui orang yang memberikan pesan ancaman padaku. Tapi baru beberapa langkah aku berjalan menjauh dari mobil, tiba-tiba ada beberapa orang yang membekap mulut dan hidungku dengan sapu tangan. Setelah itu aku tidak mengingat apapun lagi, karena kegelapan sudah mengungkungku begitu kuat.

Aku menyadari bahwa saat ini diriku sedang diculik, tapi oleh siapa dan untuk apa mereka menculik ku? Aku berusaha membuka ikatan tali ditanganku, tapi yang ada tanganku malah bertambah sakit karena ikatannya sangat kuat. Saat ini aku merasakan seperti pasien rumah sakit jiwa yang tangan dan kakinya harus diikat dan dikaitkan ke tiang ranjang supaya tidak lari. Aku hanya berdoa semoga Tuhan masih berbaik hati menyelamatkanku, entah lewat perantara siapapun.

Mataku menjadi berkaca-kaca ketika mengingat pesan yang dikirimkan laki-laki brengsek itu padaku, aku jadi memikirkan suamiku. Bagaimanakah kondisinya sekarang? Apa baik-baik saja atau tidak?

Aku menjadi panik dan was-was ketika menyadari gagang pintu kamar ini mulai dibuka dari luar. Kemudian tampak beberapa orang-orang bertampang mengerikan membawa beberapa kardus dan satu orang pria berumur sekitar pertengahan 40 an. Aku semakin panik, karena aku sama sekali tidak mengenali mereka dan mencoba membebaskan diri dengan mencoba menggerakkan tanganku dan berharap tali ini dapat lepas.

“Mitha stop, kamu akan semakin menyakiti diri kamu sendiri” suara itu membuatku menghentikan segala tindakanku. Mataku langsung melotot tajam ke asal suara. Dia berjalan kearahku dengan santai seakan tidak terjadi apa-apa. Seharusnya aku sudah bisa menebak siapa orang kurang kerjaan yang mau menculik dan menyekap ku begini.

“Hai.... Sayang, maaf membawa kamu dengan cara seperti ini. Karena aku yakin meminta pada kamu secara baik-baik juga percuma saja” ucapnya santai sambil membuka lakban di mulutku.

“Brengsek, apa mau kamu hah?” teriakku lantang ketika mulutku sudah bebas dari lakban.

“Sttttt.... Ibu hamil tidak boleh bicara kasar sayang. Kasian anak kita” ucapnya dengan nada lembut yang di telingaku terdengar menjijikkan. Kalau saja tangan dan kakiku bebas saat ini aku benar-benar ingin menampar dan mencakar wajahnya yang memuakkan itu.

“Kamu jangan mimpi Der, ini anak aku dan mas Ardhan” ucapku dengan berani. Di situasi begini aku benar-benar harus mencoba berani agar tidak terintimidasi. Bukannya terlihat kaget atau marah Derry justru tertawa keras, bahkan sampai mengeluarkan air mata. Apa yang lucu coba? Jangan bilang kalau dia.....

“Mitha.. Mitha.... Kamu masih mencoba mau membohongiku?” tanyanya setelah tawanya mereda. Jujur sekarang aku sudah mulai merasa takut kalau-kalau Derry mengetahui segala kebohongan ku.

“Siapa yang bohong sama kamu?” tanyaku menantang.

“Kamu pikir aku bodoh? Seminggu ini aku sudah mencari informasi tentang kamu Tha. Dan aku yakin bayi yang kamu kandung adalah anak aku" Aku bergidik ngeri mendengar kata-katanya yang diucapkan sambil menyeringai.  "Tenang sayang, aku akan tetap memaafkan kamu karena kamu sudah mengkhianati aku dengan menikahi laki-laki lain karena ingin menyelamatkan anak kita dari mami” ucapnya panjang lebar yang membuatku semakin muak.

GF Series 2 : PELABUHAN TERAKHIR (END) Where stories live. Discover now