31. Taramitha Alvina

2.8K 262 38
                                    

Selamat Hari Kemerdekaan,.....
semoga diulang tahun negara kita tercinta ini, Bumi kita segera sembuh dari sakitnya dan bisa kembali seperti semula 😊😊😊 #covidminggatdariindonesia

Spesial di hari kemerdekaan aku update part Terakhir Mitha, biar aku juga segera merdeka dari cerita ini 🤣🤣

Terima kasih untuk  yang sudah membaca dan meramaikan cerita ini 🙏

Selamat Membaca
🍂🍂🍂

Aku memandangi pantulan diriku di cermin. Di sana aku melihat seorang wanita yang tampak rapuh dan kesepian. Tiba-tiba kurasakan sebuah lengan kekar yang melingkari pinggang ku. Tanpa berbalik pun aku tahu siapa yang memelukku erat dari belakang dan mulai mengecupi tengkuk ku dari aroma tubuhnya yang sangat ku hafal.

"Lagi mikirin apa? Sampai aku panggil dari tadi nggak dengar?" tanyanya lirih di telingaku.

"Kamu" ucapku jujur. Laki-laki yang tidak lain suamiku itu melepaskan pelukannya kemudian membalikkan tubuhku agar menghadapnya tanpa menjauhkan badan kami yang saling menempel.

"Apa mas bahagia hidup sama aku?" tanyaku lirih sambil menatap matanya. Ardhan tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja mas bahagia sayang bisa hidup bersama orang yang mas cintai" ucapnya lembut sambil mengelus pipiku.

"Tapi apa mas tidak merasakan kesepian karena sampai sekarang kita belum memiliki keturunan?" tanyaku lagi dengan nada getir. Ardhan menggelengkan kepalanya pelan.

"Kenapa harus kesepian kan ada kamu yang selalu menemani mas" jawabnya masih dengan nada lembut.

"Apa mas tidak ingin punya anak?" tanyaku lagi belum ingin menyerah. Ini sudah 3 tahun sejak aku bangun dari koma, dan sampai sekarang aku belum hamil lagi. Dokter yang memeriksaku pernah mengatakan karena cidera yang aku alami dulu saat kecelakaan mungkin aku susah untuk hamil lagi dan itulah yang menjadi beban ku sekarang. Sebenarnya aku sudah memulai juga program hamil tapi sampai sekarang belum membuahkan hasil sama sekali.

"Sebagai laki-laki normal mas juga ingin punya keturunan sayang, tapi semua itu bukan kita yang bisa atur. Jadi kita tinggal berusaha dan berdoa perkara hasil biar Tuhan yang menentukan. Lagi pula buat mas bisa selalu bersama dengan kamu adalah kebahagian terbesar mas" Aku tersentuh mendengar apa yang diucapkan Ardhan. Laki-laki ini benar-benar laki-laki sempurna, dan sayangnya aku tidak bisa menjadi wanita sempurna di hidupnya.

"Bagaimana kalau selamanya aku nggak bisa kasih keturunan untuk kamu?" tanyaku sambil menundukkan wajahku. Ardhan mengangkat daguku agar kami bisa saling bertatapan.

"Maka kita akan hidup berdua selamanya. Aku tidak masalah tidak memiliki keturunan asalkan bisa hidup bersama kamu sampai maut memisahkan kita. Kalau masalah anak kita bisa adopsi sayang" ucapnya yakin. Aku menatap matanya dan mencoba mencari kebohongan dari apa yang dia katakan, tapi aku tidak menemukannya.

"Tapi anak hasil adopsi tidak akan pernah sama seperti anak yang lahir dari benih kamu sendiri mas" Ardhan masih menatap mataku. Kali ini wajahnya berubah serius ketika mendengar kata-kataku.

"Sebenarnya apa yang mau kamu katakan?" aku menghela nafas panjang sebelum mengucapkan kalimat yang akan menyakiti diriku sendiri.

"Menikahlah lagi mas aku rela dimadu asal kamu memiliki keturunan" ucapku dengan suara bergetar. Sebesar apapun aku berusaha ikhlas dan berlapang dada untuk membagi Ardhan dengan wanita lain, tapi masih ada sedikit hatiku yang tidak rela. Tapi sekali lagi aku meyakinkan diriku bahwa ini semua demi kebaikan dan kebahagiaan suamiku.

GF Series 2 : PELABUHAN TERAKHIR (END) Where stories live. Discover now