10. Rafardhan Faresta

1.5K 197 3
                                    

Selamat siang semua..... Semoga yang baca cerita ini sehat semua 🙏Amiiin

Sorry Update nya ngaret 😁

Selamat Membaca
🍂🍂🍂

Aku mengikuti langkah Pak Calief yang ternyata mengajakku berbicara di dalam mobilku. Entah pembicaraan hal rahasia apa, sehingga dia memilih mobilku sebagai tempat untuk bicara.

“Ada masalah apa pak?”tanyaku akhirnya setelah menyamankan dudukku dijok mobil. Aku duduk di jok mobil depan bagian kemudi, sedangkan Pak Calief memilih duduk di sebelahku. Pak Calief menatapku intens dengan tatapan  tajamnya. Aku yang ditatap sedemikian rupa tentu saja merasa risih. Aku berdehem pelan untuk mengurangi kegugupan ku.

"Kenapa bapak melihat saya seperti itu? Apa saya membuat kesalahan?" Tanyaku khawatir. Selama aku bekerja dengannya Pak Calief jarang menatapku dengan tajam begini, kecuali aku membuat kesalahan besar. Dan itu cuma terjadi sekali ketika aku awal bekerja dengan beliau.

“Kamu tertarik dengan Mitha?” tanyanya serius dengan wajah yang masih datar. Aku melongo seperti orang bodoh mendengar pertanyaannya yang to the point dan diluar ekspektasi ku. Ini katanya mau bicara serius cuma mau bicarain mantan dia? Aku berdehem pelan untuk menghilangkan rasa kaget ku. Hilang sudah rasa khawatir ku dan digantikan oleh rasa gugup yang menguasai diriku. Siapa yang tidak gugup ditanya tentang hal pribadi oleh bos sendiri yang kebetulan merangkap jabatan sebagai mantan kekasih sang wanita incaran hati.

“Bapak serius ngajak saya bicara berdua cuma buat bahas mantan bapak itu?" tanyaku dengan nada santai "Atau jangan-jangan bapak belum bisa move on ya?” tanyaku iseng sambil tersenyum lebar. Hanya berselang satu detik dari aku selesai bicara, sebuah pukulan mampir dibelakang kepalaku.

"Sembarangan kalau bicara"ucapnya datar. Bosku hanya mendengus jengah, sementara aku mengelus kepalaku yang dipukul dengan sebuah amplop coklat besar yang sejak tadi dibawanya. Entah itu berisi berkas apa, tapi rasanya lumayan juga karena dipukul kan dengan sepenuh hati.

“Saya tidak pernah menaruh hati sama Mitha dari dulu sampai sekarang Dhan, kamu juga tahu alasan saya menerima dia dulu. Saat ini saya benar-benar ingin tahu apa kamu tertarik pada Mitha atau tidak” aku menatap bosku sekilas, kali ini aku tahu kalau dia benar-benar bertanya serius kepadaku. Walaupun aku tidak tahu untuk apa.

“Iya” jawabku akhirnya.

“Kalau begitu saya akan memberi misi ini untuk kamu” aku mengerutkan kening bingung lagi. Misi apa? Apa hubungannya sama perasaanku pada Mitha?

“Misi? Misi apa Pak? ”tanyaku dengan bingung menyuarakan suara hatiku.

“Kamu tahu kondisi Mitha sekarang kan?”aku mengangguk pelan masih mendengarkan penjelasan Pak Calief.

“Kamu tahu cerita lengkapnya?” tanyanya lagi, aku menggeleng pelan.

“Saya hanya tahu garis besarnya saja pak” Pak Calief menganggukan kepalanya sekilas. Tiba-tiba dia menyerahkan sebuah amplop coklat yang sejak tadi dibawanya dan digunakan untuk memukul kepalaku. Aku menatap bosku tidak mengerti, tapi tetap menerima amplop yang disodorkan kepadaku

“Buka” perintahnya tegas. Aku tidak menjawab apapun tapi langsung melakukan perintahnya.“Itu adalah data lengkap Derry dan keluarganya” ucapnya menjelaskan. Aku membuka lembaran kertas itu satu persatu dan membaca semua tulisan di kertas itu dengan teliti.

“Dia..”aku bergumam pelan masih sambil membaca setiap informasi yang tertera di kertas yang aku pegang.

“Ayah biologis dari janin yang dikandung Mitha” ucap Pak Calief santai yang membuat tubuhku menegang seketika. Aku memandangi foto laki-laki yang ada di tanganku, masih dengan mulut yang terkunci rapat.

“3 bulan lagi akan ada pemilihan legislatif serempak kan, orang tua Derry akan mencalonkan diri lagi. Oleh karena itu mereka tidak menginginkan Mitha dan Janinnya karena takut akan mendapat citra buruk dan mengganggu mereka dalam pemilihan nantinya. ”aku masih diam tidak bergeming karena aku tahu Pak Calief masih ingin melanjutkan kata-kata nya. “Melihat bagaimana terobsesi nya mereka dengan harta dan pangkat, dengan berbagai cara mereka akan memastikan kalau Mitha tidak akan menjadi penghalang bagi jalan mereka ke depannya” aku akhirnya memberanikan diri menatap wajah bosku ini.

“Jadi maksud bapak mengatakan semua ini apa? Apa misi yang bapak maksud? ” tanyaku akhirnya.

“Saya ingin kamu menjaga Mitha Dhan” aku mematung ditempat.

“menjaga?” beo ku lirih. Pak Calief hanya mengangguk sekilas.

“Menjaga dalam artian khusus, kamu akan berada di samping Mitha sampai Mitha melahirkan. Melindungi Mitha baik dari gangguan masa lalunya maupun pandangan hina orang di sekitarnya. Dan Proyek di Malang kamu akan menanganinya bersama Mitha” aku menatap bosku dengan pandangan bingung, jujur aku masih terlalu kaget dengan semua ini.

“Kenapa?” tanyaku karena masih syok.

“Karena kamu adalah orang yang paling tepat untuk dikasih amanah ini. Kamu orang yang sangat saya percaya Dhan. Di luar apapun masa lalu saya dengan Mitha saya sudah menganggapnya adik sama seperti Rara. Jadi tolong jaga Mitha Dhan” aku hanya diam membisu di tempatku. Aku menghela nafas panjang sebelum memutuskan akan mengambil keputusan apa. Aku yakin keputusanku ini pasti akan sangat berpengaruh pada masa depanku nanti.

“Saya akan melakukan apapun perintah bapak” ucapku yakin sambil menatap bosku yang tersenyum sekilas. “Tapi saya punya satu permintaan” mendengar kelanjutan kalimatku, pak Calief langsung mengangkat satu alisnya. Mungkin dia heran, karena selama ini semua tugas yang diberikan kepadaku selalu aku lakukan tanpa banyak protes dan syarat.

“Syarat apa?” tanyanya Akhirnya. Aku tersenyum sekilas kearahnya sebelum mengatakan apa syarat yang aku maksud.

🍂🍂🍂

Aku meregangkan badanku yang terasa kaku karena hanya duduk dengan mengelus-elus laptop sejak tadi. Setelah pembicaraan serius dengan Pak Calief tadi aku memutuskan untuk kembali ke kantor dan menyelesaikan semua beban pekerjaan yang aku emban. Aku melirik jam di pergelangan tanganku, ah sudah hampir jam makan siang.

Entah dorongan dari mana aku mengambil ponselku dan mencari nama Taramitha di sana. Kemudian menulis sebuah pesan untuknya.

To : Taramitha

Jangan sampai telat makan dan istirahat yang cukup

Aku mengirim pesan sederhana itu dengan senyum tipis, entah kenapa aku merasa harus mulai membiasakan diri untuk memberikan perhatian pada wanita yang akan menjadi pendamping hidupku itu.

Aku sadar ini keputusan yang sangat besar dalam hidupku. Dengan menyetujui perintah pak Calief. Tapi entah kenapa hatiku merasa yakin dengan keputusanku ini.

Mungkin saat ini Pak Calief sedang berbicara juga dengan Mitha. Sebenarnya aku tidak yakin juga Mitha akan langsung menerima ide ini. Tapi aku sudah bertekat jika nanti Mitha menolak ide ini aku akan tetap berusaha membuatnya menerimaku. Dan aku berjanji apapun rintangan dan masalah yang akan ada didepan nanti aku akan melindungi Mitha dan janin yang dikandungnya.

Aku kembali melihat ponsel yang kupegang sejak tadi, terdapat tanda centang dua berwarna biru yang menandakan pesanku sudah dibaca oleh Mitha, tapi sampai 15 menit kemudian tidak ada balasan apapun darinya. Aku mendesah kecewa, karena sejujurnya aku mengharapkan balasan darinya walaupun itu cuma sebuah emoticon.

Aku bertanya-tanya dalam hati, apa mungkin dia keberatan dan merasa risih padaku yang mulai memberi perhatian lewat pesan seperti tadi?

TBC

Hayooo... Kira-kira Ardhan minta syarat apa????

Terima kasih buat yang sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 😊😊

Nanti malam aku update extra partnya Aron-Nara.... Pada kangen pasangan itu nggak ya??? 🤔

15 Juni 2020

GF Series 2 : PELABUHAN TERAKHIR (END) Where stories live. Discover now