11 - Mau Gak Jadi Orang Spesialku?

12K 1.4K 81
                                    

Varel tengah bersiap-siap. Kini matanya terus menatap ke arah kaca yang memantulkan bayangan tubuhnya. Di tangannya terdapat sebuah balpoin warna hitam. Ia melihat balpoin itu, mengusapnya pakai jempolnya, lalu tertawa kecil.

"Varel," panggil Karina. Ia berdiri tepat di pintu kamar Varel.

"Ya?"

"Udah jam 8, ayo cepetan, nanti kami telat."

"Iya ma," Varel langsung memasukkan balpoint itu ke dalam saku celananya, kemudian menyandang tas nya. Ia pun bergegas keluar kamar.

"Berangkat langsung atau dari sekolah?" tanya Frans. Ayah Varel.

"Dari sekolah pa."

"Ya udah, papa anter ke sekolah."

Frans masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Varel. Sebelum berangkat ia menyalam Karina dulu. Karina melemparkan senyum indahnya lalu mengusap kepala anaknya itu.

"Jawab yang bener!"

"Iya ma. Varel berangkat dulu ya."

"Iya, semangat sayang!"

Frans dan Varel pun pergi meninggalkan rumah. Mereka menuju sekolah karena Varel bilang kalau mereka berangkatnya bareng dari sekolah.

***

Kini Varel tengah duduk di taman. Ia sesekali melihat ke sekitar. Di tangannya ia memegang sebuah balpoin. Sepertinya ia menunggu seseorang.

Sepasang kaki berdiri tepat di depan Varel. Senyumnya terangkat. Ia langsung melihat ke wajah orang yang di hadapannya itu. Seketika itu juga wajahnya berubah.

"Bara," sapa Varel.

"Ngapain?" tanya Bara.

"Enggak, gak ngapa-ngapain."

"Pak Ardito manggil, kita udah mau berangkat, tapi dia mau ngasih arahan dulu."

"Duluan aja, aku nyusul."

"Oke, buruan ya."

Varel hanya mengangguk. Setelah itu Bara langsung pergi meninggalkan Varel.

Tak ada tanda-tanda orang itu akan datang, Varel pun beranjak dari taman. Orang yang ditunggu-tunggu Varel adalah Revan. Ia ingin minta semangat dari pria itu. Entahlah, Varel sudah bingung dengan perasaan ini. Yang pasti, ia senang bila ada di samping Revan. Ia tak bisa bohongi itu.

Varel masuk ke dalam kelas dengan wajah yang sedikit tak bersemangat. Semuanya langsung terlihat khawatir.

"Kenapa Varel?" tanya pak Ardito.

Varel yang hendak duduk langsung menoleh ke arah pak Ardito.

"Hah? Gakpapa pak, cuma kurang fit aja."

"Udah sarapan?"

"Udak pak, tenang aja, nanti baikan lagi kok."

"Oke kalau gitu. Nah! Kita sebentar lagi berangkat, bapak mau, kalian fokus pada soal. Jangan terlalu terburu-buru. Kerjakan dengan santai. Ingat! Kerjakan soal yang mudah dulu. Kalau menurut kalian soalnya cukup sulit, kerjakan belakangan. Jangan habis-habisin waktu dengan mengerjakan satu soal sedangkan soal yang lain ada yang lebih muda. Oke!"

Love Addictive ✔️Where stories live. Discover now