26 - Flashback

6.6K 741 10
                                    

6 tahun yang lalu...

Mr.Daff sedang bicara dengan seorang pria yang merupakan seumuran dengannya. Ia adalah Fano. Sahabatnya sejak SMA. Mereka selalu bersama sampai mereka sekarang bekerja di perusahaan yang berbeda.

"Kamu sekarang harus hati-hati," ucap Fano.

"Kenapa?" tanya Mr.Daff. Ia tidak mengerti mengapa Fano menyuruhnya untuk berhati-hati.

"Aku gak sengaja mendengar seseorang mau mencelakai keluargamu."

"Siapa?"

"Akupun gak tau. Aku khawatir. Sebaiknya mulai sekarang kamu harus hati-hati kalau ketemu sama orang."

Mr.Daff berpikir sejenak. Ia mencoba mengingat kesalahan yang pernah dibuatnya. Tapi seingatnya, ia gak pernah membuat kesalahan dengan siapapun.

Besok malamnya...

Seorang pengirim paket mendatangi rumah Daff. Karena Daff sedang berada di kantor, istrinyalah yang menerima paket itu. Setelah menerimanya, Sandra--istri Daff-- masuk ke dalam rumah. Ia sedikit penasaran dengan isi paket itu.

"Apaan itu mah?" tanya Renata.

"Gak tau, ada paket, katanya untuk papa."

"Coba buka, Re penasaran."

Sandra mengambil cutter lalu mencoba membuka paket itu. Daff gak akan marah kalau Sandra melakukannya. Karena, keluarga mereka yak memiliki rahasia apapun.

Saat Sandra mulai membukanya, mereka kaget dan berteriak. Dalam kardus itu sebuah merpati yang sudah mati dan berdarah. Ada sebuah kertas menggulung di sana.

"Baca ma," suruh Renata.

Sandra mulai membuka gulungan kertas itu dan membacanya.

"Hati-hati, keluargamu bisa jadi tanggungannya"

Sandra menutup mulutnya. Ia mulai tak bisa mengontrol jantungnya. Matanya terasa panas dan mulai berkaca-kaca. Renata yang penasaran langsung merampas kertas itu dan membacanya. Iapun melakukan hal yang sama seperti Sandra lakukan.

"Ini siapa yang ngirim ma?"

Sandra yang terdiam juga ikut bingung. Ia sama sekali tak mengerti motif dari orang yang mengirim paket ini. Tapi kenapa ini harus terjadi. Sandra merasa tak punya masalah. Begitu juga Daffa. Kalaupun Daff memiliki masalah, dia akan membicarakannya dengan Sandra secara terang-terangan.

Tangan Sandra gemetar mencari nama Daffa di hpnya. Ia gak tau kenapa setakut ini. Tapi, burung merpati itu menunjukkan bahwa memang akan terjadi hal berbahaya. Orang pertama yang sangat ia takutkan adalah Revan. Anak itu masih berada di sekolah.

"Halo, jemput Revan sekarang!"

"Halo, sayang kenapa?"

"JEMPUT REVAN SEKARANG!"

"Kamu, kena-"

"JANGAN BANYAK NANYA, JEMPUT REVAN!" suara Sandra sudah mengisi seluruh ruangan.

"Ma, tenang ma." Renata berusaha menenangkan Sandra biar tidka terlihat panik.

"Oke, aku jemput Revan sekarang."

"Pulangnya hati-hati."

Sandra mengakhiri panggilannya. Ia melemparkan hpnya ke sofa. Tak ada yang mengerti mengapa Sandra setakut itu. Hanya karena sebuah merpati yang sudah mati.

Love Addictive ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang