21 - Holy School

8.5K 921 22
                                    

"Oii, gak sabar gue besok holy school," ucap Reza antusias. Matanya menatap Revan yang kini sedang fokus pada hpnya. Menampilkan foto Varel yang sedang tersenyum di danau.

"Woi!"

Pandangan Revan beralih ke sahabatnya yang kadang ingin dia terkam tapi gak jadi. Soalnya dia masih merasa waras. Berhadapan dengan Reza sama saja berhadapan dengan orang gila. Susah.

"Apa?"

"Dari tadi ya, dari les pertama, mata tuh fokusnya ke foto tuh mulu!"

"Brisik lo!"

"Heran ya gue, cowok dingin kek lo bisa bucin juga. Bucinnya sama cowok lagi."

Revan tak menggubrik manusia laknat itu. Ia kembali fokus ke layar hpnya. Melihat wajah Varel adalah hal yang bisa menenangkan hatinya.

***

Varel berdiri di samping motor Revan. Pria itu sudah naik di atas motornya. Kemudian mengambil helm lalu menarik tangan Varel lembut. Helm itu ia pakaikan ke kepala Varel. Hal ini sudah terjadi sejak awal mereka pacaran. Yang boleh memakaikan helm ke kepala Varel hanya Revan, gak boleh yang lain.

Setelah helm terpakai, Varel naik ke jok belakang. Revan menunggu pria itu selesai. "Udah?" tanyanya.

"Udah."

Revan menarik gasnya. Mereka meninggalkan sekolah. Tujuan mereka saat ini adalah rumah. Mereka gak ingin kemana-mana dulu. Kemana-mananya nanti saja.

Sampai di depan rumah, Varel langsung turun lalu melepas helmnya. Ia langsung memberikannya ke Revan.

"Kamu ikut Holy School?" tanya Varel.

Revan mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Berusaha memikirkan sesuatu. Lalu kembali menatap Varel yang masih menunggu jawabannya.

"Kamu?"

"Kayaknya sih, ikut."

"Yaudah aku ikut."

Revan melemparkan senyum indahnya ke kekasihnya itu. Senyuman itu menghipnotis Varel untuk ikut tersenyum juga. Revan ingin waktu berhenti untuk sebentar saja. Ia ingin memandangi senyum Varel yang manisnya setara dengan gulali. Senyum itu bikin candu dan Revan ingin menikamtinya.

"Kalo gitu, aku balik dulu ya," pamit Revan.

"Iya, hati-hati."

"Bye sayang."

"Bye," Varel melambaikan tangannya.

***

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seluruh siswa sudah menunggu di sekolah. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan tahunan ini. Beberapa diantar dari mereka sudah naik ke atas bis. Selebihnya masih ada di luar. Ada yang ketoilet, ke ruang guru, dan lain-lain.

Revan, Varel, Reza dan Yulia masuk bersamaan ke dalam bis. Mereka mencari kursi yang kosong untuk mereka duduki. Seketika mata Varel mendapati Bara dan Bara juga. Pria itu tersenyum melihat Bara.

"Rel, di sini kosong," Bara menunjuk ke kursi di sebelahnya.

Varel melirik Revan. Pria itu terus menatap Bara. Kemudian ia merangku Varel. Membawanya ke kursi lain. Sementara Reza dan Yulia sudah bertengkar masalah jendela. Yulia ingin duduk di dekat jendela. Tapi, Reza juga mau. Jadilah perdebatan antara mereka.

Love Addictive ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang