34 - Back To School

7.1K 794 22
                                    

Sudah seminggu Varel selalu merawat Revan. Pria itu sudah diperbolehkan dokter untuk pulang. Karena kondisinta sudah membaik. Hanya saja, ingatan pria itu juga semakin lama semakin membaik. Ia mulai bisa merasakan bahwa Varel itu adalah hal spesial baginya. Tapi semuanya masih abu-abu. Karena dia masih meragukan hal itu. Ingatannya tentang Varel masih belum terlihat jelas. Perasaan yang muncul yang membuat Revan merasa kalah Varel adalah orang yang paling spesial di hidupnya.

Tiga hari sebelum kepulangan Revan ke rumah, Revi sudah pulang duluan. Ia mengucapkan terimakasih pada Varel yang selalu merawatnya. Walaupun awalnya dia bercanda mengucapkan hal itu, tapi Varel benar-benar merawatnya dengan baik. Ketulusan yang ada dalam diri Varel membuat ia semakin menyukai pria itu. Tapi sayangnya, perasaan itu harus dia buang sejauh-jauhnya. Karena, pria yang ia sukai itu sudah memiliki pasangan. Dalam hidup Revi, ia tak pernah mengganggu hubungan orang lain. Karena ia tau rasanya seperti apa diselingkuhi. Ia tak mau, Revan merasakan apa yang ia rasakan sampai ia mengalami hal ini.

Bagi Varel, menyukai Revi bukanlah masalah. Ia mengakui menyukai pria itu, tapi sebagai teman. Karena perasaan suka dan cinta yang paling besar itu hanya ada pada Revan. Pria yang sudah membuatnya terjebak dalam dunia pelangi. Walaupun mereka masih baru dalam hal ini, tapi ia bisa melihat kesetiaan Revan dari setiap tatap matanya. Pria itu selalu melindunginya. Bahkan ia tak suka jika ada pria lain yang memegang bagian dari tubuhnya. Mau itu ujung rambut atau ujung baju pun, Revan akan marah. Begitulah sifat pria batu itu jika sudah menyangkut Varel. Ia tak suka ada pria lain yang mendekati Varel. Bahkan Reza sekalipun.

Tepat hari ini, Revan sudah balik ke sekolah. Seluruh temannya melakukan selebrasi untuk menyambut kedatangan pria yang dinginnya luar biasa itu. Walaupun begitu, mereka tak pernah sekalipun membenci sifatnya. Karena, dibalik cueknya, ada rasa humble  dan kepedulian yang diam-diam ada dalam dirinya. Mereka sadar itu dan membuat mereka yakin kalau Revan itu adalah orang yang baik.

Seluruh senyum yang terlukis dalam kelas membuat hati Revan tenang dan nyaman. Sejak pertama kali masuk SMA, yang awalnya ia gak peduli dengan mereka semua, sampai akhirnya ia mengerti kalau teman-temannya itu tulus berteman dengannya. Jangan tanya Reza, hampir tiap hari Revan melihat senyum anak tengik itu. Bahkan saat Revan adalah masalah pun, anak itu tetap senyum dan mengganggunya. Tapi apa boleh buat, Revan tak pernah berniat menjauh dari sahabatnya itu.

Kondisi kelas yang awalnya riuh karena sambutan dari teman sekelas Revan mendadak hening saat melihat kedatang Varel yang kini sudah berdiri di pintu kelas. Manik mata mereka menyorot Varel yang mulai merasa canggung karena dilihati semua orang. Hal yang paling tidak disukainya yaitu dilihatin.

Varel mengabaikan semua mata yang terus menyorotnya. Ia hanya memperdulikan Revan yang kini sudah duduk tenang di kursinya. Senyumnya mengembang melihat kekasihnya itu sudah sembuh. Walaupun ia tau kalau ingatannya masih belum pulih. Selama seminggu ia berusaha untuk membuat ingatan pria itu kembali.

Langkah demi langkah Varel menyusuri setiap jarak yang mengahalangi antara Revan dan dirinya. Semua mata masih terpaku pada Varel yang kini sudah jalan mendekat dan sampai ke sisi meja pria itu. Melihat Varel sudah berdiri di sisi meja, Reza mempersilahkannya untuk duduk.

"Kamu udah sembuh?" pertanyaan bodoh yang pertama muncul dari mulut Varel. Ia tau itu sangat bodoh.

Revan yang tadinya sedang mendengarkan musik melalui earphone nya langsung menoleh ke arah Varel yang sedang memegang pundaknya. "Udah," jawabnya.

Tak tau mengapa, Revan merasa kalau sifat dinginnya mendadak hilang jika melihat Varel. Ia pun bingung akan hal itu. Tak ada sedikitpun terlintas dalam pikirannya untuk mengabaikan pria yang kini duduk di sampingnya itu. Tapi, Revan masih berusaha mengingat siapa Varel. Ia juga bingung kenapa ia tak bisa mengingat semua tentang pria ini. Padahal, ia merasa pria ini sangat dekat dengannya.

Love Addictive ✔️Where stories live. Discover now