21

32 8 0
                                    

Bi Jun mengetuk pintu kamar Anggia, tak lama pintu terbuka.

“Non, sarapan sudah siap,” ujar Bi Jun

“Baik bi, nanti Gia sama Nani ke bawah udah ini.”

“Baik non, bibi kebawah dulu ya,” ucap Bi Jun sembari pergi melangkah ke bawah

***

Anggia terlihat sedang fokus dengan laporannya yang membuat Nani mendengus kesal.

“Aang, nanti lagi ngurus laporannya, tuh makan sarapan lo.”

“Hemm, okey.”

Anggia memakan makanannya dengan sangat terburu-buru, Nani yang menangkap gelagat nya itu seketika tertawa pelan.

“Ya nggak gitu juga Aang, tuh belepotan hahaha.”

Anggia mendongak dengan sedikit tersentak, “Serba salah gue sama lo ah.”

Bi Jun mengulum senyum, “Udah ..., udah nanti kesiangan loh, non.”

Anggia mengulum senyum kecil, “Heheh iya, bi.”

“Na, hari ini kita pergi pake angkutan umum ya,” ujar Anggia kepada Nani yang sedang menalikan sepatunya.

“Hemm, ya udah ngikut aja gue mah.”

“Ya udah cepet.”

***
Anggia berjalan beriringan bersama Nani, menuju keruangan pensiun yang di dapatinya ternyata masih kosong.

“Kayaknya kita ke pagian deh Aang,” ujar Nani sembari mengerucutkan bibirnya.

“Ya gapapa, jadikan biar keliatan kita ini begitu antusias prakerin disini,” ucap Anggia yang sembari melangkah masuk dan duduk ditempatnya.

“Huftt baru aja libur prakerin beberapa hari,udah numpuk aja nih dokumen.” gerutu Nani yang melihat tumpukan dokumen dimeja mereka berdua.

Anggia yang melihatnya tak bergubris, dan malah segera mengerjakan tugasnya,
“Ya gapapa, mumpung masih pagi. Cepet kerjain, biar bisa istirahat cepet juga kan.”

“Istirahat cepet? uwahhhh, mie tek-tek gue menanti di kantin. Ya udah gue juga mau kerjain pekerjaan gue,” ujar Nani yang seketika semangat 45 nya menggebu-gebu.

***

Jam menunjukkan pukul 11.30, menandakan bahwa seluruh pegawai dan siswa prakerin untuk beristirahat.

Hari ini, keduanya diajak oleh pembimbing dan staf yang lain untuk makan siang di luar. Tepatnya di Mie Ayam Pak Rusli di Jln Laswi.

Mie ayam tersebut dikenal sangat enak, dan memang ramai ketika menjelang makan siang. Dan benar saja, ketika mereka sampai tempat itu sudah mulai cukup ramai.

“Neng, mau mesen apa?” tanya Pak Wahyu.

“Hehehe, samain aja pak gapapa,” ujar Anggia.

“Kalau kita sih biasanya Mie Ayam komplit dengan jus mangga, jadi kalian juga mau?” tanya nya lagi.

“Iya pak, samain aja.”

Disana mereka terus saja berbincang-bincang, baik membahas pekerjaan di Instansi atau pun tentang kepribadian Anggia dan Nani.

Anggia dan Nani bisa merasakan kasih sayang yang besar dari mereka, bahkan mereka semua sudah menganggap Anggia dan Nani seperti anak mereka.

Tak lama mereka berbincang, Mie Ayam dan Jus Mangga pun tiba, “Permisi ya pak, bu neng, ini Mie ayam sama Jus mangga nya.
Maaf ya agak lama, hari ini pelanggan cukup ramai.”

“Iya, gapapa pak,” ucap Pak Wahyu yang sudah kenal lama dengan pemilik Mie ayam tersebut. Ternyata, tempat ini merupakan tempat langganan Pak Wahyu dan staf yang lainnya.

“Udah beres makan siang nanti kan balik ke Instansi, nah kalian langsung pulang aja gapapa ya,” ujar Bu Rani.

“Emang gapapa, bu?” tanya Nani.

“Iya gapapa, lagian tugas kalian di kantor juga udah selesai semuanya kan,” ucap Bu Rani

Keduanya pun sontak tersenyum, “Makasih ya bu, pak.”

***
“Na, hari ini gue mau pulang cepet. Seketika gue cape banget,” ujar Anggia dengan sedikit nada mengeluh.

“Ya udah, lagian juga gue ada acara
keluarga. Lo ati-ati ya.”

***
Sesampainya dirumah, Anggia langsung bergegas mengganti pakaiannya dan menuju taman belakang.

Anggia merasa bosan dengan suasana kamarnya, jadi ia duduk di bangku taman sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone.

Di bukanya sebuah novel,dan di aduknya secangkir kopi panas.

Huft, setidaknya hari ini gue bisa nenangin diri sendiri.” gumamnya dalam hati.

Anggia semakin asyik dengan lagu di earphone dan buku novelnya, sehingga tak sadar. Bahwa Senja pun sudah tenggelam.

Lah, Gue keasyikan sendiri sampe nggak sadar udah sore banget.” gumamnya.

“Balik ke kamar Ahh,” ujarnya seraya melangkah pergi dengan membawa buku novelnya.

***
“Yey, balik lagi ke kamar.” teriak Anggia dengan berlari kencang dan menjatuhkan dirinya di atas kasur.

Entah apa yang terjadi dengan Anggia, seketika moodnya turun dan seketika moodnya naik.

Dia berjingkrak-jingkrak di atas kasur seraya bernyanyi-nyanyi tak jelas.

Dering handphonenya berbunyi, ternyata dari sang pacar kesayangannya dan seketika Anggia berhenti dari jingkrak-jingkrak nya untuk segera mengecek handphonenya.

Uwahh telpon dari pacar ke sayangan gue nih.” gumamnya dalam hati seraya dengan senyam-senyum sendiri.

Anggia makin larut dengan telpon dari Anggana, hingga tak sadar dirinya tertidur pulas dengan telpon yang masih terhubung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anggia makin larut dengan telpon dari Anggana, hingga tak sadar dirinya tertidur pulas dengan telpon yang masih terhubung.

***

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now