44

8 6 0
                                    

Anggia memutuskan untuk mendirikan tenda di taman belakang bersama yang lainnya, itung-itung menggantikan momen sewaktu di Gunung Cikuray.

Awalnya memang sempat tidak adanya persetujuan, namun karena Anggia memohon dan ia sangat ingin akhirnya mereka semua setuju. Para lelaki sedang sibuk memasang tenda, sedangkan Anggia,Nani,dan Anya sedang menyiapkan cemilan serta makanan untuk mereka.

“Woyy, masang tenda nya yang bener dong.” teriak Faisal begitu kencang ke arah Pahlevi.

“Lo mah ngemandorin doang dari tadi, bantuin kek setan.” jawab Pahlevi yang sedang sibuk mendirikan tenda.

Anggana yang melihat keduanya hanya bisa terkekeh dan menghampirinya.
“Kapan akurnya hah kalian, kerjain yang bener biar cepet beres juga."

“Bantuin juga napa, A'.” cemberut Pahlevi.

“Kalau kalian debat gitu terus kapan mau beresnya hah?” teriak Nani yang menghampiri mereka dengan membawa cemilan untuk malam ini.

“Lah, kok cuman sendiri bep?” tanya Faisal.

“Anggia sama Anya masih bantuin Bi Jun masak buat kita di dapur.” jelasnya sebari menyimpan cemilan di atas meja.

“Emang Gia udah beneran stabil kondisinya Na?” tanya Anggana dengan nada sedikit khawatir.

Tiba-tiba Anggia dan Anya datang menghampiri mereka.

“Gia udah gapapa kok, A',” ujarnya sebari mengulum senyum.

Anggana menoleh ke arah Anggia dan melangkah kearahnya untuk membantu menyimpan makanan yang di bawanya keatas meja.

“Sini, Aa bantuin,” ucapnya.

“Makasih.”

“Ini yang gue akan juga nih, yakin?” ledek Anya dengan cengengesannya.

“Ada aku dong Ay,” ujar Pahlevi yang mengelus kepala Anya, namun ditepis oleh Anya dan tertawa.

***

Mereka tampak asyik tertawa riang, bernyanyi, dan bersenda gurau. Kehangatan diantara mereka begitu terasa, bersamaan dengan Api unggun yang masih menyala.

Anggia sedang berada dalam tenda, masih asyik dengan buku novelnya. Dan tiba-tiba Anggana masuk kedalam tenda untuk memastikan kondisi Anggia.

“Belum tidur kamu?” tanya Anggana sebari mengericitkan aslinya.

“Belum, hehehe. Ini nanggung soalnya.” jelas Anggia yang terus menguap.

Anggia menahan kantuknya, tulisan dibuku novel kini benar-benar terlihat seperti gelombang dan mengabur.

“Tidur sayag, jangan dipaksain.”

Anggia mendongkak menatap Anggana dengan mata menahan kantuknya.

“Sini.” Anggana menepuk bahunya. “Tidur disini aja biar nyaman.”

Anggia mengangguk, tak bisa lagi menahan kantuk yang menderanya.

Anggana menyambut Anggia, merangkulnya dengan satu tangan yang bebas.

***

Tak butuh waktu yang lama, Anggia tertidur pulas dibahu Anggana. Anggana pun memindahkan pola tidur Anggia agar tertidur dibantal yang sudah disediakan didalam tenda.

Anggana mengulum senyum dan mengelus kepal Anggia lembut, dan keluar dari dalam tenda.

“Anya,Nani kalau mau tidur sana temenin Anggia. Dia udah tidur kok,” ujar Anggana kepada Anya dan Nani yang kebetulan menuju kearah tenda.

“Ouh iya atuh Aa, makasih ya,” ucap Nani dan Anya kompak seraya masuk kedalam tenda.

Kini para wanita sudah terlelap tidur didalam tenda, dan hanya tinggal para lelaki yang masih asyik bernyanyi didepan api unggun.

Dipertengah menyanyi, handphone Anggana berdering. Entah telpon dari siapa yang membuatnya menjauh dari Faisal dan Pahlevi.

“Kalian, gue angkat telpon dulu ya,” ujarnya.

“Hemm okey, okeyy.” balas Faisal.

Setelah setengah jam selesai menelpon, Anggana pun bergegas menuju tenda dan membawa ranselnya.

“Sal,Lev. Soryy ya, gue harus balik duluan karena ada urusan penting. Nanti salamin ke Gia ya dan maaf karena gue dan bilang dulu kedia.” jelas Anggana dengan terburu-buru pergi meninggalkan mereka.

Faisal dan Pahlevi hanya mengangguk, meski sebenarnya mereka bingung. Urusan apa yang sampai membuat Anggana meninggalkan mereka.

“Urusan apa ya Sal?” tanya Pahlevi kepada Faisal.

Faisal berdecak, “Gue juga kagak tau, ya mungkin urusan keluarga,” ucap Faisal.

“Ahh udahlah, gue mau ketenda ngantuk,” ujar Pahlevi yang meninggalkan Faisal.

“Yahh si monyet, gue malah ditinggalin. Gue juga mau tidur, tunggu.” teriak Faisal yang menyusul langkah Pahlevi kedalam tenda.

***

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now