22

38 8 2
                                    

Pukul 04.20

Anggia terbangun dari tidurnya karena haus, ketika melihat handphonenya ternyata masih terhubung dengan telpon Anggana.

“A', maaf ya aku ketiduran.”

“Iya sayang, Aa selalu setia disini kok hahaha,” ujar Anggana sembari tertawa pelan.

“Dih, alay.”

“Alay sama pacar sendiri gapapa kali.”

“Dasar alay, huhu,” ucap Anggia sembari tertawa terbahak-bahak.

“Dasar kamu ya jutek, cuek uuuuu,” ujar Anggana sembari dengan nada sedikit ketus.

“udah ah Gia mau mandi, mau siap-siap prakerin juga.”

“Iya sok, Aa juga mau siap-siap buat ngajar.”

“Dah ….” Lanjut Anggana sembari menutup telponnya.

Anggia pun bergegas ke kamar mandi.

***

Di Instansi Prakerin

Hari ini merupakan hari perkenalan dengan siswa prakerin baru. Anak Smk 1 Cibiru merupakan siswa prakerin yang akan membantu Anggia dan Nani dibidang Pengentryan dan pengarsipan dokumen diruang pensiun.

Keduanya merupakan siswa lelaki bernama Rian Putra dan Faisal Cahya. Anggia akan dibantu oleh Rian sedangkan Nani dibantu oleh faisal. Nani dan Faisal semakin hari semakin dekat, bahkan mereka pun kini sudah berpacaran.

Sedangkan Rian, dia berusaha mendekati Anggia. Namun, Sifat Anggia yang selalu bodo amat membuat Rian gagal untuk mendekati Anggia.

Hari ini, Anggia pulang prakerin dengan di jemput oleh Anggana. Sedangkan Nani pulang diantar oleh Faisal.

Seperti biasanya Anggia dan Anggana bernyanyi riang dan cekikikan bersama. Hingga di pertengahan jalan Anggia menceritakan kejadiannya di Instansi.

“Aa, tau nggak?”

“Apa Sayang?”

“Hari ini di Instansi ada siswa prakerin baru, keduanya cowo. Yang satu namanya Rian satunya lagi Faisal.”

“Teruss?”

“Ihh, dengerin dulu makannya.”

“Si Rian itu, selalu deketin aku. Kan aku risih.”

Anggana yang mendengar nya hanya tertawa pelan “Ya biarin, bagus dong kalau cowo yang deketin kamu.”

“Kok Aa gitu sih? Nyebelin!” ujar Anggia sembari memasang wajah cemberut.

“Ya bener kan? Itu resiko Aa punya pacar cantik kaya kamu, hahaha.”

“Ihh, apaan sih.” wajah Anggia seketika nge blush. Dan Anggana yang melihatnya hanya bisa mengulum senyum.

***
Sesampainya dirumah, kali ini Anggana mampir dulu dirumah Anggia untuk membantu pengerjaan laporan. Dan tak terasa Adzan Magrib pun berkumandang.

“Aa, udah adzan mau shalat bareng?” tanya Anggia sebari memakai mukenanya.

“Iya, bentar Aa mau ambil wudhu dulu.”

Setelah shalat magrib selesai, mereka pun melanjutkan pengerjaan laporannya.

“Ini nih, harusnya gini.”tunjuk Anggana pada laporan Anggia.

“Ouh, okey,” ujar Anggia sebari mengulum senyum.

Tiba-tiba Bi Jun mengetuk pintu ruangan belajar Anggia.

“Permisi non, makan malam sudah siap ya non,” ujar Bi Jun.

“Iya Bi, nanti Gia sama Aa kebawah.”

***
Setelah selesai makan malam, Anggana pamit pulang karena sudah jam 10 malam.

“Aang, Aa pamit pulang ya,” ujarnya.

“Iya Aa, Gia antar sampai depan ya.”

Anggia dan Anggana melangkah menuju halaman rumah, Anggana menghampiri motornya.

Anggana menyalakan mesin motor dan melajukannya, punggung Anggana semakin menjauh tak terlihat. Anggia pun masuk menuju kamarnya untuk segera tidur.

Tiba-tiba dering handphone Anggia berbunyi, ternyata ada telpon masuk. Namun, Anggia tak mengangkatnya.

Trin ... trin ... trin ...
pesan WhatsApp pun masuk.

0856*******

“Udah tidur ya?”

“Ya udah deh selamat tidur, mimpi indah. Good Night.” 22.14

“Apaan sih ni cowok, nggak jelas banget.” ketus Anggia yang kesal.

Anggia tidak merespon pesan tersebut. Sebab, menurutnya Rian adalah seorang lelaki yang bisa merusak hubungannya dengan Anggana.

***

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now