59

16 8 0
                                    

"Bukan enggan, hanya saja butuh waktu untuk menyesuaikan. Setelah sekian lama bersama dan akhirnya tidak lagi bersama"
Dan.. tepatnya gue canggung!
~Anggia Putri Aningtias

Selesai mengganti pakaiannya, Anggia pun menambahkan liptin agar bibirnya tak kering. Setelah itu ia bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makanan yang akan di bawanya ke kosan Anggana.

"Eh, Bi Jun." sapa Anggia sambil mengambil tempat makan miliknya.

"Non, udah rapih gini mau kemana? Terus itu mau bawa bekal non?" tanya Bi Jun sedikit heran, pasalnya tadi Anggia menangis di kamar. Namun kini, ia tampak sedikit ceria kembali.

"Ini bi, Gia mau ketemu Aa. Dia masih sakit, jadi Gia mau bawa makan buat dia. Gapapa kan?"

"Iya kok non, gapapa. non pergi di antar Pak Yadi?"

"Nggak bi, Gia naik ojek online aja. Gapapa kok."

"Ya udah bi, Gia pergi ya. Assalamualaikum," ujar Anggia dan melangkah pergi menuju keluar rumahnya.

***
"Atas nama Anggia ya?" tanya driver ojek tersebut kepada Anggia yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Emm, iya mas saya sendiri." jawab Anggia yang berusaha mengulum senyum kepada driver ojek itu.

"Baik teh, ini pakai dulu helmnya," ujar driver ojek yang kemudian memberikan helm kepada Anggia.

Selama di perjalanan cukup hening, hanya ada angin yang menerpa wajah Anggia sedari tadi.

***
Anggia kini sudah sampai didepan kosan Anggana, ia pun segera turun dari motor dan membayar driver ojeknya.

"Ini mas makasih ya."

"Iya baik teh, terimakasih kembali."
Anggia mengamati lingkungan sekitar kosan Anggana, tampak sepi dan hening. Dengan segera ia pun mengeluarkan handphonenya dari saku untuk memberi tahu kepada Anggana bahwa ia sudah berada didepan kosannya.

Anggia menelpon Anggana, namun tak kunjung juga ada jawaban. Sehingga ia terus menerus berusaha menelponnya.

"Arghh, apa mungkin Aa ketiduran?" gumamnya.

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang menuju ke arah Anggia, Anggia pun berbalik. Dan ternyata itu adalah Anggana. Entah mengapa, ketika melihat Anggana kini ia menjadi sangat canggung. Bingung harus berbuat apa.

"Gia maaf ya, tadi ketiduran soalnya gak kuat pusing."

"Yaudah yu masuk, lagian angin nya dinging," ujar Anggana yang mengajak Anggia ke dalam.

Anggia pun mengikuti Anggana, ketika sudah didalam kosan Anggana menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.

"Hemm, mungkin karena masih pusing." batin Anggia.

"Sini duduk, jangan berdiri aja," ujar Anggana yang membuat lamunan Anggia buyar.

"Ehh iyaa, iyaa."

"Nih makanannya, di makan ya."lanjutnya dan langsung memberikan tempat makannya kepada Anggana.

Anggana pun langsung mengambilnya dan memakan lahap makanan tersebut.

***
Setelah selesai makan, Anggana pun hanya diam seribu bahasa. Tidak ada topik untuk berbicara sedikitpun, Anggia merasakan ada yang berbeda dengan Anggana.

Anggia sangatlah membenci keheningan, ia pun mengambil handphonenya dan memainkan game.

Anggia tampak asyik dengan gamenya, sehingga membuat Anggana sedikit berdehem.

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang