34

17 4 0
                                    

Supermaket

"Haduh, gue beli apa ya." pikir Anggia dalam batin.

"Ahh iya, gue beli aja kesukaannya Aa. Sama bahan buat bikin nasi goreng nanti, kan Aa suka nasi goreng." lanjutnya.

***

Setelah selesai belanja keperluan untuk nanti, Anggia pun langsung menyiapkan makanan ringan dan minuman kesukaan Anggana kedalam tas khusus.

Tak lupa, setiap makanan dan minumannya di beri kertas Note berisi tulisan khusus juga untuk Anggana.

"Uwah, lama-lama juga ngantuk nih gue." gumamnya dalam hati seraya menguap menahan kantuknya.

"Ya udah lanjut besok aja, lagian masih ada waktu."

Anggia pun membiarkannya di meja belajar dan bergegas menuju kasur. Menjatuhkan tubuhnya dan terlelap tidur karena kelelahan.

***
Minggu pagi ini, Anggia bangun lebih cepat dari biasanya. Ia sedang bersiap untuk berolahraga di taman komplek.

"Bi, Gia mau olahraga dulu di taman komplek ya." pamitnya kepada Bibi.

"Iya non, ati-ati." teriak bibi kepada Anggia.

Anggia berlari kecil dengan earphone nya.

"Standing in the hall of fame
and the world's gonna know your name
cause you burn with the brightest flame
and the world's gonna know your name
and you'll be on the walls of the hall of fame" ~Hall Of Fame

Belum selesai Anggia melanjutkan nyanyiannya, tiba-tiba ada yang menepuk bahu Anggia dan membuatnya menoleh.

"Ehh Aang, tumben banget lo olahraga," ujar Nani santai.

"Lah, lo kok ada disini?" tanya Anggia heran.

"Hehehe, tadi gue kerumah lo. Cuman kata bibi lo lagi olahraga di komplek, Ya udah gue susulin kesini hehe." jelas Nani sembari cengengesan.

"Dasar lo."

"Yo, pulang." ajak Nani kepada Anggia yang masih sibuk dengan earphone dan musiknya.

"Iya ayuk."

***
Sesampainya Anggia bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri, dan Nani menunggunya di meja makan.

***
Anggia keluar kamar mandi dengan lilitan handuk di kepalanya dan bergegas menghampiri Nani di meja makan yang sedang sarapan.

"Akhirnya, beres juga lo mandi Aang." gerutu Nani dengan alis bertaut karena kesal menunggu.

"Ribet lo ah."

"Dihh dasar ya lo, ya udah cepet sarapan," ujar Nani seraya menarik lengan Anggia agar duduk di sampingnya.

"Dihh dasar ya lo, ya udah cepet sarapan," ujar Nani seraya menarik lengan Anggia agar duduk di sampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keduanya sedang menikmati sarapan buatan Bi Jun sebari berbincang kecil.

"Lo, jadi nginep Na?" tanya Anggia sebari mengunyah makanannya.

"Jadi kok, gue juga udah bawa baju buat besok. Lagian kan Prakerin libur, kita cuman ke sekolah kan."

"Iya di sekolah kan ngadain PORAK, jadi nanti sepulang dari bank ngurus administrasi beasiswa kita kelapangan ya."

"Lahh, mau apa emangnya?" tanya Nani.

"Si Aa kebagian jadi panitia, terus kan jerseynya masih digue. sekalian besok juga bawain sarapan buat dia."

Nani terkekeh geli,
"Yaelah, macam suami istri lo Aang."

"Bodoo." singkat Anggia sebari ikut terkekeh dengan Nani.

"Cafe kuy." ajak Nani yang membuat Anggia menoleh ke arahnya.

"Gas." serunya dengan mode semangat kali ini.

***
Anggia bertos ria bersama Pahlevi, temannya dulu yang membuka kedai kopi yang kini sedang mereka kunjungi.

"Lo gak bosen Aang bareng-bareng terus si Nani ini?"

"Bosen sih, hahaha."

"Dih, lo ya Aang." ketus Nani yang hanya membuat Anggia dan Pahlevi terkekeh.

Nani berdehem kecil,
"Kan gini ..., kita kesini tuh mau kopi gratisan dari lo Pahlevi."

Pahlevi memicingkan matanya, menatap Nani dengan seringai jahil,
"Lo mah yaa bukan mau majuin usaha temen, malah bikin bangkrut. Hahaha."

Nani mengulum senyum tersipu malu seraya mengangguk.

Anggia menyentil kening Nani,
"Lo ya dasar, gratisan mulu."

Nani menatap Anggia tajam, kali ini Anggia yang menjadi penghancur suasana pikirnya.

"Canda kali Na, lo kan temennya Anggia. Anggia tuh temen deket gua jadi, apa sih yang ngga buat kalian." tawa Pahlevi.

Nani memekik senang,
"Beneran?"

Pahlevi mengangguk,
"Buat temennya Anggia apa sih yang engga." godanya yang membuat Anggia tertawa pelan.

"Dihh dasar."

"Ya udah bentar, gue bikini kopi khusus buat kalian okey," ujar Pahlevi seraya pergi. meninggalkan keduanya.

"Hemm Lev, kopinya dibungkus aja ya." teriak Anggia yang membuat Nani menoleh sinis ke arahnya.

"Aang?"

"Udah, kita pulang. Pahlevi pasti sibuk, jadinya itu kopi pesan dibungkus aja. Lagian kan tetep dapet gratisan," ujar Anggia santai.

"Ya udah deh, iya."

***
Nani turun dari mobil lalu berjalan kearah Anggia, keduanya melangkah dengan beriringan menuju supermarket.

"Serius lo mau masakin Anggana Nasi Goreng besok?" tanya Nani tanpa mengalihkan tatapannya pada Anggia.

"Liat nanti, kalau gue bisa bangun lebih pagi ya berarti jadi."Anggia melirik Nani sekilas.

Udara malam kali ini benar-benar terasa sangat dingin.

"Aang, dingin." keluh Nani dengan wajah menahan dingin.

"Lo sih gak pake jaket, udah tau kita keluar malam. Ini lagi malah pake baju gituan lo."

Nani menekuk wajahnya, bukannya mendapat perhatian malah gerutuan yang terdengar menyebalkan.

"Ya udah, ayo cepet masuk supermarket." ajak Anggia yang peduli dengan tekukan wajah Nani.

"Gue mau beli makanan yang banyak." seru Nani dengan mode semangatnya dan bergegas meninggalkan Anggia.

Anggia yang melihat kepergian Nani pun memutar bola matanya dan berjalan santai menyusul Nani.

***
Nani memakan cemilannya dengan mata fokus kedepan layar besar yang kini menampilkan sebuah film romantis korea.

"Gantengnya uri oppa." pekik Nani heboh.
Anggia menggeleng kecil.

"Makan nya yang bener lo, berantakan amat sih," ucapnya mencoba mengalihkan tatapan Nani dari oppanya itu.

Anggia terkekeh dalam hati,merasa konyol dengan kelakuan Nani.

"Udah ah, gue mau tidur duluan. Biar besok bisa bangun pagi," ujar Anggia yang bergegas menuju kasur.

"Lahh kok gue ditinggal sih Aang." ketus Nani memberangus.

"Bodo gue ngantuk bye"

***

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now