6.AGRESIF

18.1K 679 53
                                    

Halo readers...

Kemaleman ya aku updatenya?

Gimana kabar kalian? Sehat-sehat aja kan?

Btw ini aku tulis eh bukan tulis tapi ngetik sampe 2k kata lebih huhu..

Aku cuma minta vote+koment kalian, supaya aku lebih semangat lagi nulisnya...

Langsung kalian baca aja ya...

Happy reading💙

***
Setelah Clia mendapatkan hukumannya. Hukuman yang menurut orang lain mudah tapi menyulitkan baginya. Kini ia berencana mengisi perutnya di kantin kampusnya.

Orang-orang yang lalu lalang yang melewatinya menatapnya sinis. Karna ia baru saja memakai jas Alvaro yang sangat familiar di mata para cewek yang iri dengannya. Tentu saja mereka iri, secara Alvaro memberikan barangnya tidak dengan sembarangan. Hanya orang-orang yang paling dekat dengannya dan yang paling ia percaya. Dan ini Clia yang notebenenya mahasiswi baru, langsung mendapat perlakuan seperti itu. Apa tidak ada yang mengganjal dari perlakuan dosen mudanya?

Clia yang lebih memikirkan karir, pendidikan, dan keluarganya. Tidak ingin memikirkan hal yang cuma-cuma. Terlalu membuang waktu memikirkan orang-orang yang mencaci makinya. Mendengar ocehan orang memang tidak ada habisnya.

"Bu nasi gorengnya satu ya," pesan Clia saat tiba di kantin. Cukup lumayan orang yang sedang menikmati ramainya dentingan piring dengan sendok. Ada yang sengaja memukul-mukul meja, menciptakan musik membuat isi kepala damai seketika. Tak cuman itu, suara bass khas cowok jangkung di tengah meja kantin menggema mengikuti alunan musik. Serta celotehan receh yang dilontarkan temannya yang duduk di samping mereka.

Melihat semua itu Clia seperti menikmati suasana SMK nya kembali. Rindu rasanya jika teringat. Sama persis apa yang mereka lakukan saat masa remaja dulu. Terdengar seperti kekanakan memang. Namun hal itu lah yang membuat suasana hidup, cukup mengistirahatkan pikiran mereka dari skripsi, deadline, dan tugas-tugas menumpuk yang terus mengejar mereka

"Iya neng, pedes apa gak?" tanya wanita paruh baya dengan hijab dipakainya seperti bentuk turban serta celemek yang melekat pada tubuhnya. Clia menggelengkan kepalanya pelan.

Salah satu ciri khas Clia adalah tidak suka pedas. Banyak orang yang memilih suka pedas yang sangat ekstrem, Clia memilih tidak. Menurutnya rasa pedas itu membuat lidahnya terbakar dan tersiksa sehingga membuat acara makannya tidak puas karna harus beberapa kali menegak air.

Tak lama kemudian pesanannya sudah di tangannya, nasi goreng dengan hiasan telor ceplok di atasnya membuat lidahnya bergetar, ingin cepat-cepat ia habiskan salah satu makanan favoritenya itu setelah mie.

"Makasih bu," ujar Clia seraya memberikan uang berwarna hijau.

"Sama-sama atuh neng."

Pandangan Clia menjelajahi tempat itu, berharap ada kursi kosong untuknya. Namun nihil. Semua meja penuh dengan mahasiswa yang amat kelaparan.

Beberapa detik kemudian, ia menemukan satu kursi kosong. Namun, lagi-lagi di depannya ada seseorang yang juga menikmati makanannya. Bukan cowok kali ini, tetapi pemilik rambut ikal di bagian bawahnya panjang tergerai indah, kulit putih bersih bak susu yang belum tersentuh sama sekali. Dan yang paling unik, gadis itu memang sedang menikmati makanannya, tetapi matanya fokus tertuju pada jam mungil melingkar di tangannya. Orang kebanyakan lebih memilih memainkan ponselnya, tetapi gadis itu...
Clia gemas sendiri melihat tingkahnya.

Tanpa berlama lama lagi Clia menghampiri gadis itu. Berusaha melihat wajahnya, namun terhalang oleh rambut lebatnya, membuat Clia benar-benar mencondongkan badannya ke arah gadis melamun itu.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang