7. SMA²

14.3K 607 9
                                    

Cliantha Farzana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cliantha Farzana.

Happy reading❤

BRAK.

"Sumpel ampe dalem tuh earphone," ujar Sergio yang baru saja duduk di depan Alan. Alan melepaskan earphonenya mendengar gebrakan meja dari Sergio. Wajahnya Alan tak berubah sama sekali, tetap dingin. Datar.

"Bro bantuin gue dong," ujar Mark tangannya menari-nari di atas keyboard  laptopnya.

"Bantu doa aja gue," ujar Adrianne malas, ia menyandarkan punggungnya tangannya ia silangkan di depan dada, kakinya ia taruh di atas meja seraya disilangkan, matanya terpejam.

"Gitu banget ya lo ama temen sendiri," ujar Mark cemberut. Ia kerepotan sendiri mengerjakan tugasnya. Malah besok sudah dikumpulkan. Terlalu santuy si Mark ini. Padahal dari seminggu yang lalu tugasnya sudah diberikan, dia malah baru mengerjakan h-1.

"Lah gue temen lo? Gue kira lo budak gue," ujar Adrianne menahan tawa.

"Sadis!" timpal Sergio. Mark mencebikkan bibirnya. Sementara Alan diam, tenang, damai tak seperti teman-temannya yang grasak-grusuk.

"Verra!" panggil Sergio melihat Verra salah satu cewek hits yang baru saja melewati mejanya.

Cewek itu memutar tubuhnya menghadap Sergio."Kenapa?" tanyanya halus, suaranya selembut kapas.

"Aduh meleleh gue," umpat Sergio pelan. "Sini dong bentar."

Perempuan dikuncir kuda, pakaiannya sopan tak seperti Catrin. Verra tersenyum manis menghampiri Sergio. Sergio menepuk kursi kosong di sebelahnya.

"Nanti malem lo ada acara?" tanya Sergio tersenyum menggoda.

"Gak ada kok," ujar Verra.

"Gue ke rumah lo ya," Sergio menaruh tangannya di pundak Verra. Pemiliknya mengangguk lucu.

"Jangan mau Ver, Sergio itu berbahaya," ujar Mark mencoba mempengaruhi Verra.

"Mark!" peringat Sergio. Matanya memelotot tajam ke arah Mark. Mark terkekeh geli.

"Berbahaya kayak gimana Mark?" tanyanya polos.

"Jangan deh nanti lo diterkam, bahaya." Wajah Mark bergidik ngeri.

"Hm...gitu ya?" Verra manggut manggut. "Sergio, lain kali aja ya. Aku takut sama kamu."

"Lho Ver? Jangan percaya Mark dia bohong," ujar Sergio meyakinkan Verra. Ada raut kecewa tercetak di wajah tampan Sergio.

"Mark kan temen kamu, pasti dia tahu kamu seperti apa," tutur Verra lalu bangkit dari tempatnya. "Maaf ya Sergio, lain kali aja."

Setelah Verra pergi. Sergio beralih menatap Mark dengan tatapan sengit. Tangannya memegang leher Mark tiba-tiba.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now