9. SENYUMMU SEMANIS ES KRIM

13.7K 624 14
                                    

Arnold Zeroun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arnold Zeroun

***

Tangan Adrianne kini berada di sisi kepala Clia. Mengunci pergerakan Clia. Clia sangat takut saat ini.

"Ma-mau apa?" Clia memberanikan diri mengeluarkan suaranya. Mata Adrianne menatap iris mata indah Clia lekat. Sampai ia tahu bagaimana struktur mata Clia yang indah itu. Posisi Adrianne dan Clia benar-benar sangat dekat saat ini, mungkin hanya satu jengkal saja jarak di antara keduanya tercipta.

"Gue mau lo..." ujar Adrianne membisikkan ke telinga Clia. Suara berat dan serak mendominasi. Membuat Clia bergidik ngeri. Ia takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Suasana perpustakaan juga sudah sangat sepi.

Drttt drttt

Ucapan Adrianne terpotong akibat getaran di saku kirinya. Ia berdecak sebal. Lalu menerima panggilan seraya berbalik badan memunggungi Clia.

"Halo?"

"..."

"Di kampus."

"..."

"Enggak, Adrianne udah selesai kok."

"..."

"Iya Adrianne ke sana."

"..."

"Iya ini mau jalan."

Clia masih menetralkan napas nya. Perbuatan Adrianne sungguh membuatnya takut, sampai ia lemas dibuatnya.

Adrianne menoleh ke belakang melihat Clia yang masih bersandar. Setelah itu, ia langsung pergi tanpa berkata apapun lagi.

Tubuh Clia merosot saat Adrianne menghilang. "Gila tuh cowok," gumam Clia, ia mengusap wajahnya kasar.

"Gak kebayang gue kalo ngebujuk dia," gumamnya lagi. Raut wajahnya terlihat lelah.

Clia bangkit karna sudah hampir malam. Seperti biasa ia tak langsung ke rumah. Ia ingin melihat temannya yang tak berwujud manusianya itu terlebih dahulu.

Sampailah kaki Clia berpijak di pasir putih yang halus. Angin tak pernah absen menghembus rambutnya dan pakaiannya beterbangan ke sana ke mari.
Senja. Ya Clia sedang menunggu senja. Suasana favoritenya saat ini.

Clia duduk di pasir putih seraya memeluk lututnya dan menatap ke depan. Buku diary coklatnya ia keluarkan dan pena yang selalu ia bawa.

Senja

Kau indah
Namun hanya sejenak
Aku harap kamu selalu menjadi waktu spesialku

Apakah kita bisa berteman?
Ku rasa itu hanya pemikiran semu
Sebab kau tak dapat dipegang
Tidak dapat dipeluk
Tapi, dapat dirasakan

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now