41. ADRIANNE DAN KINAN

7.1K 369 43
                                    

Selamat pagi menjelang siang guys
Ada yang masih nunggu cerita ini kan??

Thank you untuk 100k pembacanya guys❤

Tetep ikutin cerita ini sampai tamat ya😘

Happy reading💚

***

Saat sampai di kamar inap, Adrianne langsung mendekati Kinan meneliti gadis itu. Adrianne menghela napas lega, ternyata gadis itu baik-baik saja.

"Telat makan tuan kata dokter, jadi maagnya kumat," ujar Petran.

"Gak hamil kan?" tanya Adrianne. Ia khawatir tentang itu, pasalnya gejalanya hampir sama dengan tanda-tanda kehamilan.

"Kalau masalah itu, saya tak tau, saya kan ikan," ujar Petran. Adrianne menggertakkan giginya, ingin sekali mendorong Petran dari lantai empat gedung ini.

"Memangnya kenapa tuan?" tanya Petran penasaran.

"Gak, saya kan ikan," cibir Adrianne kesal. Tak ada gunanya bertanya pada Petran. Sepertinya ia harus menanyakan pada dokter yang menangani Kinan.

"Tuan khilaf ya sama mba Kinan?" tuduh Petran.

"Mana ada gue gitu," tukas Adrianne.

"Ada tuan kalo khilaf, mba Kinan kan cantik toh," ujar Petran.

"Lo kali yang naksir," ujar Adrianne. Jujur saja ia tidak ada perasaan apapun pada Kinan. Kecuali rasa sayang. Sebagai sahabat.

"Hm...gak sih, biasa aja saya," ujar Petran. Adrianne hanya mengangguk, ia tak ingin ambil pusing. Karena kepalanya terasa berdenyut sekarang.

"Berkas-berkas yang kemarin, lo kirim ke perusahaan ya," kata Adrianne.

"Berkas yang mana tuan?" tanya Petran, keningnya berkerut dalam.

"Tentang proyek, kerja sama," ujar Adrianne menghela napasnya. Cowok itu mendudukkan bokongnya di sofa, lalu memejamkan matanya.

"Itu saja tuan?" tanya Petran.

"Hm...satu lagi, lusa gue mau adain meeting," ujar Adrianne masih memejamkan matanya.

"Maaf tuan, saya kan bukan sekretaris tuan ataupun asisten tuan," ujar Petran. Ya memang, Petran dibayar hanya untuk membututi Clia saat itu.

"Yaudah bilang ke sekretaris gue," ujar Adrianne tak ingin ambil pusing.

"Tuan kan punya kaki, punya tangan," kata Petran.

"Teruss? Lo mau bilang 'ngomong aja sendiri' gitu huh?" kata Adrianne membuat Petran menunduk.

"Suudzon aja tuan, rezekinya seret lho nanti," kata Petran.

"Daripada lo, jodohnya seret," ketus Adrianne kejam. Sementara Petran hanya bisa mengelus dadanya. Adrianne menatap aktivitas Petran lewat ekor matanya.

"Ngapain ngelus dada? Berotot emang?" sinis Adrianne.

"Terus saya harus ngapain? Ngelus punya tuan gitu?" tanya Petran dengan wajah tanpa dosanya.

"Idih, cari pacar sono. Makin lama makin gesrek otak lo," ujar Adrianne bergidik ngeri.

"Saya kan bilang waktu itu, bantuin saya nyari juga tuan," ujar Petran.

"Lo mah tipenya kebanyakan, males gue," kata Adrianne.

"Cuma yang bisa nerima saya apa adanya tuan, bukan ada apanya," kata Petran. Adrianne melirik ke arahnya sesekali.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now