40. AGATHA DAN SANTET BATIN

6.7K 345 34
                                    

Haii guyss
Masih sehat kan? Semoga kalian tetep sehat yaa💙
Mana nih yang penasaran sama next chapternya?? Yuk absen yuk...

Aku mau tahu dong kalian dari daerah mana aja nih, koment ya👉

Semoga chapter ini gak mengecewakan ya:)

Happy reading💙


***

Seorang gadis lemah sedang menunggu di sebuah mobil hitam. Berkali-kali ia memijit pelipisnya, kepalanya terasa sangat pusing. Badannya juga terasa tidak enak.

Kinan akhirnya mencoba menelpon Petran untuk segera kembali. Namun usahanya nihil. Teleponnya tidak aktif. Petran ini tidak punya kuota atau apa? Memang bekerja dengan Adrianne ia tidak digaji?

Kinan mendengus kesal. Hampir setengah jam ia menunggu. Petran bilang cuma sebentar, tapi sekarang cowok itu belum menunjukkan batang hidungnya.

Kinan tak bisa menunggu terlalu lama, akhirnya ia keluar dari mobil hitam itu. Lalu melangkah ke sebuah rumah dan tidak tahu pemiliknya siapa. Dengan mengeratkan syallnya Kinan mencoba masuk ke dalam, walaupun ia ragu.

"Rian," panggil Kinan lemah saat matanya menangkap sosok laki-laki yang ia cari bersama Petran kemarin.

Adrianne dan Petran sama-sama terkejut.

Bibir pucat sangat terlihat di mata Adrianne saat menatap gadis itu.

"Petran, lo bawa Kinan ke rumah sakit, nanti gue nyusul," ujar Adrianne menatap prihatin Kinan.

"Baik tuan," balas Petran. Lalu membawa Kinan kembali ke mobil.

"Yan," panggil Clia sambil menatap Adrianne yang melihat ke arah pintu luar.

"Hm?"

"Itu siapa?" tanya Clia.

"Petran, orang suruhan aku," balas Adrianne tenang.

"Bukan dia, tapi perempuan itu," tanya Clia penasaran.

"Dia sahabat aku," ujar Adrianne mengusa kepala Clia. Clia yang bersandar pada dada bidang cowok itu, mendongak.

"Kamu gak pernah cerita kalo punya sahabat perempuan," kata Clia.

"Kenapa? Cemburu ya?" goda Adrianne. Cowok itu menghapus jarak antara mereka berdua. Kedua kening dan hidung manusia itu saling bersentuhan.

Tidak perlu ditanya bagaimana Clia saat ini. Jantungnya seakan mau meledak, pipinya sudah merona seperti tomat, tangannya bergetar.

"Kok gak dijawab?" bisik Adrianne. Helaan napas lelaki itu menerpa wajah Clia.

"A-aku," gugup Clia. Adrianne terkekeh, lalu menjauhkan wajahnya.

Di detik berikutnya, sebuah benda kenyal menempel pada pipi kanannya. Mata Clia lantas membola, akankah setelah ini wajahnya terbakar?

Clia sudah tidak kuat, rasanya ingin pingsan saja saat ini. Ia malu sangat malu. Mengapa Adrianne terus membuatnya tersipu begini?

"Cli," panggil Adrianne. Clia tak menoleh sedikit pun. Ia sibuk bergulat dengan pikirannya.

"Sayang," panggil Adrianne lagi.

"I-iya?" ujar Clia tersadar.

"Aku ada urusan sebentar, kamu di sini aja ya?" ujar Adrianne.

"Mau kemana?" tanya Clia.

"Ke rumah sakit, jenguk sahabat aku tadi," ujar Adrianne.

"Aku ikut," ujar Clia diangguki Adrianne.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now