45. KANDAS?

7.1K 370 49
                                    

Mett pagiii semuaaa🌻
Gimana kabarnya?

Lagi lagi aku up seminggu dua kali
Ada yang seneng?

Walopun komentnya gak nyampe target, aku bakal tetep update. Tapiiiiiiiiii gak nyampe 2k kata. Tenang aja part kali ini lumayan kok sekitar 1700 kata aku ketiknya.

"Oke putus."

Happy reading💙

***

"Kamu ngehindar artinya udah bosen kan sama aku?" tanya Alan to the point. Ia tidak ingin terlalu berbelit-belit. Jika ingin sesuatu langsung katakan apa keinginannya.

Agatha menggeleng kuat. "Kamu jangan mikir gitu!"

Agatha mulai panik. Sekarang hubungannya yang tertimpa masalah.

"Lalu kenapa?" ujar Alan tenang. Cowok itu masih anteng-anteng saja walau sudah melemparkan pertanyaan yang cukup sensitif untuk hubungannya.

Tiba-tiba lidah Agatha terasa kelu. Ia kira tidak akan sulit seperti ini.

"A-aku itu maluu," ujar Agatha seraya menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Kening Alan berkerut dalam, kedua alis tebalnya menyatu. Malu? Malu pacaran dengannya?

"Malu?" tanya Alan bingung.

"Iya, kamu jangan tanya kenapanya," cicit Agatha semakin menyembunyikan wajahnya.

"Aku harus tau," ujar Alan tegas.

"Ih!"

"Jawab," ujar Alan memaksa.

"Gak mau," rengek Agatha. Sementara Alan semakin menatapnya tajam. Alan heran. Ia sedang menghadapi bocah atau mahasiswi.

"Oke putus," ujar Alan enteng.

Agatha lantas menatapnya, tangan Agatha terangkat lalu memukul dada Alan kencang, tetapi tidak berpengaruh sama sekapi untuk Alan. "Segampang itu?"

Alan menatap Agatha yang hampir menangis. Cowok itu hanya diam, menunggu kelanjutan dari Agatha.

"Tarik kata-kata kamu!" ujar Agatha. Air matanya lolos dari tempat persembunyiannya. Kedua tangannya mencengkram hoodie yang dipakai Alan.

Dengan tangan menyilang di depan dadanya, Alan masih menatap Agatha dalam diam.

"Alan! Hiks jangan jadi patung hiks!" ujar Agatha seraya mengguncangkan tubuh Alan.

"Kenapa?" akhirnya Alan bersuara.

Jantung Agatha berdetak cepat. Marah, sesak, dan kesal bercampur menjadi satu. Ia tidak habis pikir dengan Alan, segampang itu mengatakan 'putus'? Cowok itu mencintainya atau tidak sih?!

"Kenapa terus?" ujar Agatha, memukul dada bidang cowok itu lagi.

"Jawab pertanyaan gue," kata Alan tegas. Ia sangat tidak suka jika seseorang tiba-tiba berubah tanpa alasan.

Bahkan cowok itu sudah mengganti panggilannya menjadi 'gue'. Dada Agatha seperti ada yang menekan, sangat sesak. Ingin sekali ia pukul sampai rasa sesak itu menghilang.

Apa akan kandas?

"Oke," ujar Agatha, menghapus air matanya kasar. Kedua tangannya mengepal erat, ia mengumpulkan keberanian untuk memberitahu alasannya pada Alan, "A-aku malu de-dengan kejadian ke-kemarin pa-pagi."

Tidak ada ekspresi apapun dari Alan. Ia masih setia menatap Agatha.

"Jangan liatin," ujar Agatha memunggungi Alan. Ia sangat-sangat malu.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang