34.MEMILIH MENYERAH

9.1K 406 49
                                    


Ku update sekarang yeuyyyy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ku update sekarang yeuyyyy...
Warning!!
Bacanya diresapi ya
Harap koment/jawab pertanyaan setelah selesai baca. Pertanyaannya ada di akhir ya...

Sesungguhnya cinta yang hebat itu adalah mengikhlaskan dia dengan pilihannya. Memang berat, namun yakinlah akan ada yang terbaik yang datang sendiri sesuai kehendak-Nya.

Happy reading💕

***

"Alan!" teriak Agatha berlari menyusul kekasihnya. Alan menghentikan langkahnya dan menatap ke depan.

"Jangan marah," cicit Agatha memeluk Alan dari samping.

"Gak marah," ujar Alan.

"Gak marah apanya jelas-jelas sikap kamu kayak gitu," ujar Agatha mengerucutkan bibirnya.

Alan menghela napas, ia hanya ingin keluar saja. Dan memberi waktu Arnold berdua dengan Clia. Lalu masalah Agatha tadi ia merasa biasa saja, ia paham Agatha memang jujur kalau memuji orang.

"Kenapa nyimpulin kayak gitu?" tanya Alan menyentil dahi Agatha.

"Gak tau, maybe karna waktu Mark ganggu kita," ujar Agatha.

"Aku nyoba gak terlalu possesive sama kamu," ujar Alan jujur. Ia tahu Agatha merasa terkekang olehnya.

"Ihh jangan, aku suka kok dipossesivin. Itu artinya kamu sayang sama aku,"ujar Agatha mengalungkan tangannya di leher Alan.

Alan mengetuk dahi Agatha dengan jarinya. Gemas dengan kekasihnya ini. Alan merasa beruntung memiliki Agatha yang mengerti dirinya. Coba saja dari dulu ia terima Agatha, tetapi saat itu hatinya belum tersentuh sama sekali dengan sosok gadis ini.

"Makan yuk," ajak Alan. Agatha mengangguk senang.

"Ngikutttt," teriak Mark dari kejauhan.

Alan dan Agatha lantas menoleh ke belakang.

"Ribet lo badag!" ketus Agatha.

"Jangan galak-galak dong sayang kamu kan janji sama aku bakal lembut sama aku," ujar Mark dengan suara yang diimut-imutkan.

"Hilih lembut anak lo triliun!" ketus Agatha bergidik ngeri. Alan berusaha biasa saja, memang sahabatnya satu ini minta diceburin di rawa-rawa.

"Nyenyenye," cibir Mark. Ia melangkah terlebih dahulu ke kantin rumah sakit.

Sesampainya di kantin rumah sakit, akhirnya mereka bertiga makan bersama.

"Sekalian bahas aja deh," kata Mark di sela-sela acara makannya.

"Bahas apa?" tanya Agatha mengerutkan keningnya dalam.

"Clia," ujar Mark serius. Alan menatapnya.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Where stories live. Discover now