46. RUMAH ADRIANNE

6.4K 333 39
                                    

Selamat pagi semua🌻
Gimana kabarnya?
Maaf ya minggu kemarin aku gak update:)

Kalian baca cerita ini jam berapa?

Asal kalian dari mana aja?

Ada info penting di bawah, setelah kalian baca ceritanya jangan lupa baca infonya juga yaa💙

Happy reading❤

***

"Tante?" panggil Clia ragu.

Wanita paruh baya itu menoleh pada Clia dan menghampiri Clia.

"Clia ya? Apa kabar?" sapa wanita paruh baya itu tersenyum ramah.

"Ba-baik tante," jawab Clia seadanya. Ia masih berusaha mengingatnya, siapa ya wanita ini? Clia mengenalnya, tetapi ia lupa siapa dia.

"Sudah bertemu Kinan?" tanya wanita itu tersenyum ramah.

Raut wajah Clia nampak terkejut. Kinan sahabatnya kan? Sahabat di SMKnya? Dia sudah kembali?

Clia berpikir keras, "Tante Laura?"

"Iya saya ibunya Kinan, sahabat kamu nak. Lupa ya dengan tante?" tanya Laura bergurau.

Clia tersenyum kikuk, "Eum...tante kapan pulang kesini?"

"Baru kemarin. Tetapi Kinan sudah beberapa minggu lalu di Indonesia," jelas Laura.

Sudah sampai lebih dulu? Mengapa Kinan tidak mengabarinya?

"Tante duluan ya Clia, nanti kalo mau main ke rumah dateng aja ya. Masih yang dulu kok rumahnya," ujar Laura tersenyum. Wanita dengan pakaian mewah itu melangkah ke arah kasir.

Clia tersenyum mengangguk. Ia jadi tidak sabar untuk bertemu sahabatnya itu. Sangat rindu. Tetapi Clia kesal dengan Kinan. Mengapa gadis itu tidak memberi kabar padanya? Lihat saja nanti kalau bertemu, Clia akan memarahinya.

Setelah membeli beberapa cemilan, Clia menghampiri Adrianne yang sudah menunggunya.

"Lama banget sih kamu," gerutu Adrianne saat Clia baru saja masuk ke mobilnya.

"Lama banget? Gak ada setengah jam lho aku," ujar Clia memperhatikan jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tangannya sebelah kiri.

Tanpa menjawab apapun, Adrianne menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Beli apa aja?" tanya Adrianne melirik Clia dengan ekor matanya.

"Beli es krim, cemilan, minuman," ujar Clia sambil memeriksa belanjaannya.

"Untuk?" tanya Adrianne, alisnya saling bertaut.

"Cantik, Wildan, sama aku," ujar Clia.

"Aku?"

"Beli aja sendiri," kata Clia menjulurkan lidahnya. Adrianne hanya tersenyum tipis, lalu menjalankan mobilnya.

Adrianne dan Clia sama-sama termenung. Tetapi yang berputar di otak mereka itu sama. Tentang...melamar.

Jujur saja Clia sangat terkejut tadi. Usianya saja belum genap dua puluh tahun, tetapi...ah sudahlah. Ia masih bingung saat ini. Kedua mata coklat gadis itu sibuk menatap keluar jendela, entah apa yang diperhatikan tetapi membuatnya lebih tertarik pada lingkungan di luar mobil.

Adrianne masih bungkam. Satu tangannya meraih tangan Clia lalu menggenggamnya. Sangat sayang ia dengan gadis ini. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan Kinan dulu.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang