52

169 12 0
                                    

⬆️Gummy— My Love🎵⬆️

Maaf guys gue masih belum bisa mupon dari abang LeeMin. Gue udah terlanjur jantuh cinta sama karakternya sampai kebawa mimpi. Saking serunya, sih.

Btw. Ada yang pernah ngalamin kaya gue, gak? Putus cinta tapi gak merasa galau atau bahkan kehilangan sama sekali? Coba kasih tahu sebenarnya ada apa dengan gue???

•••

Tolong sadarkan Dea atas apa yang telah terjadi beberapa saat yang lalu. Dea menolak dengan keras atas pendengarannya, dan ia sangat menyesal mengetahui lebih awal.

Sekarang, adakah seseorang yang bisa menjelaskan bagaimana perasaan Dea?Ini adalah pengkhianatan yang begitu dalam.

Dea menenggelamkan kepalanya, menyingkirkan ingatan ketika melihat Anna tersenyum begitu lebarnya, dan Lova yang menggenggam tangan Anna begitu erat lalu teman-temannya yang bergembira menerima kabar atas hubungan mereka berdua. Ternyata kini cinta yang Anna tunggu-tunggu telah ia dapati.

Dea tidak tahu semestinya ia harus seperti apa. Yang ia rasakan sungguh menyesakkan namun air mata tidak berani keluar dari tempatnya. Dea hanya bisa menertawakan dirinya atas luka yang sama sekali tidak bisa ia luapkan.

Dadanya terasa begitu banyak beban yang dengan serentak menghimpitnya menyebabkan Dea seolah tidak dibiarkan untuk bernapas.

Bagaikan seonggok sampah yang tidak berharga Dea memeluk tubuhnya sendiri menyudutkan dirinya. Di luar sedang hujan dan embun membasahi permukaan jendela mobil. Keadaan hening, dirinya terlalu menikmati luka dan entah apa yang ada dipikiran Lazuardi sehingga dari awal lelaki itu tidak berbicara kepadanya. Mungkin saja Lazuardi sedikit mengerti situasi yang tengah Dea alami atau Lazuardi pun sedang menikmati lukanya sendiri.

Satu hal yang sama sekali tidak akan pernah Dea duga akan datang dalam hidupnya yaitu pengkhianatan.

Hubungan ia jalani dengan penuh rasa dibalas dengan pengkhianatan. Cinta yang ia berikan dibuang begitu mudahnya, kesempatan yang ia berikan pada Lova malah dijadikan kesempatan untuk menghancurkan perasaan Dea.

Dea menutup matanya ketika bayangan bagaimana pertemuan dirinya dengan Lova terjadi, alur kisah dirinya dengan Lova saat itu sampai mereka menjadi sepasang kekasih. Hari demi hari kebersamaan mereka, perjuangan mereka menjalani Long Distance Relationship sampai Tuhan memberikan kesempatan Dea agar lebih dekat dengan Lova sampai pula kejadian di mana Lova memperkenalkan temannya bernama Anna, lalu Dea tahu jika Anna menyukai kekasihnya sampai akhirnya Anna berhasil merebut perhatian Lova darinya.

Sungguh. Alur cerita yang begitu menyedihkan. Dea yakin siapa saja tidak akan mau berada dalam posisi seperti dirinya.

Satu hal yang baru Dea sadari sekarang mengingat beberapa hari ke belakang ketika Ia mendapat kabar jika Anna dilarikan ke Rumah Sakit, Lova seolah menghalanginya agar tidak berkunjung. Bahkan jika ia tidak bertanya kepada Maharani saat itu Dea tidak akan menyadari kejanggalan yang Lova buat. Dea tidak tahu apakah ia memang tidak menyadarinya saat itu atau memang Dea mencoba menyangkal jika Lova menenyembunyikan sesuatu darinya.

Selama ini Dea terlalu percaya diri jika Lova tidak akan berpaling. Entah Dea yang terlalu membebaskannya atau Lova yang malah memanfaatkan keadaan?

Mata Dea terbuka merasakan getaran dalam sakunya, ada satu pesan dari nomor yang tidak diletahui.

Apakah sudah saatnya gue nemuin lo?


***


"Dari mana?!"

Dea menoleh dengan malas. Di sana sudah ada Deon yang berdiri melipatkan kedua tangannya.

"Makin ke sini lo semakin kurang ajar. Bunda ngasih lo kebebasan malah digunain buat keluyuran sampe tengah malam, lo gak beres-beres rumah bahkan kamar sendiri udah kaya kapal pecah, lo juga sering bolos sekarang. Kapan dewasanya, sih, Dea?"

"Bisa besok aja gak ngobrolnya? Gue capek."

"Sopan, bisa? Gue kakak lo. Coba sekali-sekali lo denger apa kata gue. Jangan merasa benar atas tingkah sendiri. Kemarin-kemarin mungkin gue bisa sabar dan biarin lo melakukan semaunya, tapi lo malah ngelunjak."

"Apa kata tetangga lihat cewek pulang jam segini, hah?!" Deon menaikkan suaranya. Entah dengan cara apa ia memperlakukan Dea agar bisa dimengerti.

"Yaudah, lagian ngapain ngurusin apa kata tetangga. Belum tentu juga mereka lihat gue, kan? Lo terlalu berlebihan."

"Berlebihan? Otak lo emang kosong, ya? Gue melakukan ini karena lo salah, lo masih harus dibimbing biar tahu diri."

"Terserah. Lo selalu merasa bener."

Deon mengehela napas panjang. Cukup frustasi meladeni Dea yang bertingkah semaunya, tidak bisa mengontrol dan masih kekanakan.

"Kalau gini caranya lo bakal menjadi penghalang Bunda."

Dea terdiam sedikit tidak mengerti. "Maksud lo?"

"Selepas lo pergi Bunda datang sama cowok. Bunda bilang dia calon Papa, gue harap lo bisa nerima biar Bunda bahagia."

Dea meneguk ludahnya dengan berat. Kabar ini menjadi pelengkap sebagai hari terburuk yang pernah Dea alami. Mendapati Ayahnya yang memiliki keluarga baru saja Dea dengan sulitnya menerima sekarang giliran Bundanya yang akan memiliki keluarga baru. Kenapa orang Dewasa dengan mudahnya melepaskan lalu dengan cepatnya menerima orang baru? Ini sangat melukai dirinya sebagai korban dari keegoisan mereka.

Dea muak dengan masalah demi masalah yang menerjang hidupnya. Sekali saja, rasanya Dea ingin hidup damai. Naasnya, itu tidak mudah karena dari awal kehancuran sudah berada dalam matanya.

"Lo harus dewasa. Jangan sampe tingkah lo menghalangi Bunda buat bahagia dengan pilihannya. Ini udah saatnya Bunda melangkah, lo tahu sendiri apa yang lo harapkan itu gak akan pernah terwujud."

"Gue tahu dan gue benci semua ini." Potong Dea cepat dan segera meninggalkan Deon.


To be continue.

•••

Maaf luuurrrr, singkat padat dan gak jelas. Sebenernya ini maksain sih buat update. Jadi maklum kalau feelnya emang gak dapet. Kapan-kapan di revisi deh. Kalau mau.

DeaLovaWhere stories live. Discover now