01. Gadis Kuncir Kuda

682 96 82
                                    

Hari ini SMA Bima Jaya akan mengadakan kegiatan setiap senin pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini SMA Bima Jaya akan mengadakan kegiatan setiap senin pagi. Yaitu upacara bendera yang menjadi rutinitas sekolah mereka tanpa ada kata terkecuali. Dan kelas 12 IPA 1 sedang mengatur barisan mereka.

"EH CUPU!! SINI MAJU!" bentak seorang gadis rambut panjang dengan cat merah yang berpadu dengan hitam. Annazila Putri Hermansyah, gadis yang selalu membully Calin.

"Gak usah panggil cupu juga kali!" sahut Rahma, teman sebangku Calin.

"Gak usah sok jadi pahlawan deh lo!" bentak Zila dengan penuh penekanan.

"ZILA! RAHMA! Cukup!!" lerai Satria, ketua kelas.

Calin mengalah dan maju dua langkah untuk menempati barisan paling depan kelas mereka. Disebelahnya juga ada Disa yang selalu baris pada posisi depan karena memang badannya yang lebih kecil daripada yang lainnya.

"Gitu kek dari tadi!" Zila berkata sambil melipat kedua tangan di atas dada.

"Tau nih, cari masalah aja si cupu. Masa orang cantik gini, capek-capek perawatan eh di suruh panas-panasan," oceh Via, sahabatnya Zila.

Hening....

Upacara sudah berlangsung selama beberapa menit, dan kini saatnya amanat tiba.

"Palaku pusing," batin Calin menahan rasa sakitnya.

Bruk....

Tiba-tiba saja tubuh gadis itu langsung ambruk saat upacara sedang berlangsung.

"Calin!" batin Rahma yang melihat gadis itu sudah pingsan. Namun, untungnya petugas PMR segera datang dan membawa Calin ke UKS.

Saat upacara selesai, Rahma langsung menuju UKS untuk melihat kondisi Calin dengan rasa yang tak karuan. Namun, saat di depan UKS Rahma di introgasi oleh petugas PMR.

"Mau ngapain?" tanya petugas PMR yang sedang berjaga di luar.

"Tadi itu teman gue, Calin. Dia pingsan," jawab Rahma tak tenang.

"Calin? Dia baik-baik aja maemunah," balas petugas PMR tadi.

"Gak mungkin, baik-baik aja?!" balas Rahma tak percaya. Gadis ini ingin melangkahkan kakinya memasuki UKS, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seseorang keluar dari sana.

"Teman lo gak kenapa-napa," ujar Dinda, seperti mendengar pembicaraan Rahma tadi. Dinda adalah petugas PMR yang bertugas dibagian dalam UKS.

Rahma hanya khawatir jika penyakit Calin kambuh lagi. Ditambah wajah Calin yang sangat pucat bagaikan mayat hidup.

Detik berikutnya Rahma melihat Calin yang baru keluar dari UKS dengan muka yang tidak pucat sama sekali.

Rahma yang merasa dirinya di tipu, saat ini sedang terbakar amarah.

Plakkk

"Aww," ringis Calin kesakitan akibat tamparan dari Rahma.

"Rahma kenapa?" tanya Calin dengan tampang tak berdosa.

Empety •END• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang