03 : Salah Paham

379 48 19
                                    

02

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02.00

Kringgggggg

Bel puang berbunyi, menandakan semua jam pelajaran telah berakhri.

Calin berjalan dengan langkah kecil, yang dipikirannya hanya satu, yaitu pulang dengan siapa?

Setiap hari Calin hanya nebeng dengan Rahma, sedangkan jika harus naik angkot pun uang persediaannya akan habis.

"Atau aku jalan aja ya? tapi kan lumayan jauh."

Tanpa pikir panjang, Calin memutuskan untuk jalan kaki untuk menghemat uang belanjanya.

Langkah demi langkah telah diraihnya, hingga suara klakson menghentikan langkahnya.

Tin... Tin....

Kaki Calin sudah berhenti dan di depan sana, matanya mendapati sosok cewek yang cukup ia kenal.

"Jalan kaki?" tanya cewek tersebut, dia adalah Febi.

"Kan udah liat aku jalan, masih nanya aja kamu," jawab Calin lalu terkekeh.

Gadis itu manggut-manggut, "Buruan naik sini," Febi melirik jok belakangnya.

"Enggak, aku jalan kaki aja," jawab Calin.

"Seriusan lo?" kaget Febi, ia mengira Calin berjalan sambil mencari angkot yang lewat. Ternyata gadis kepang dua itu memang berniat berjalan kaki sampai rumah.

"Iya, serius. Kamu pulang aja sana," suruh Calin, tak enak jika harus menumpang dengan Febi. Gadis yang satu ini memang tidak ingin merepotkan siapapun.

"Ini udah sore, mending ikut gue aja. Gak capek apa? Mana lo jalan sendirian, gak takut kenapa-napa?"

"Febi ih, jangan berpikiran negatif dulu," sahut Calin.

"Buruan naik, atau gue ngikutin lo jalan," ucap Febi sontak membuat Calin kaget.

"Huhhh. Rumah aku jauh, aku gak mau repotin kamu," ucap Calin.

"Justru itu, buruan naik," bujuk Febi hingga gadis itu menyetujuinya dan segera menaiki motor ninja milik Febi.

"Tinggi banget sih," batin Calin melihat motor yang dipakai Febi adalah motor ninja.

Dengan perjuangan keras, akhirnya Calin sudah mencapai jok belakang Febi yang tinggi itu.

Calin mengatakan alamat rumahnya pada Febi, lalu gadis kuncir kuda itu menjalankan motornya dengan kecepatan normal.

Dengan waktu lima belas menit Febi sampai mengantarkan Calin pulang.

Calin turun dari motor milik Febi, "Makasih, Feb. Mau mampir dulu?" tawar Calin.

"Enggak dulu, ntar aja deh. Gue langsung pulang ya, bye bye Calin."

"Hati-hati, Febi. Dadah," Calin melambaikan tangannya ketika Febi mulai menancap gas.

Empety •END• Where stories live. Discover now