26 : Perasaan Vano

162 20 0
                                    

Ketika Vano memasuki rumahnya, ayah, ibu dan adiknya berkumpul di ruang TV yang sedang menyaksikan acara televisi yang mungkin tak bisa dilewatkan itu

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Ketika Vano memasuki rumahnya, ayah, ibu dan adiknya berkumpul di ruang TV yang sedang menyaksikan acara televisi yang mungkin tak bisa dilewatkan itu. Namun, saat kedatangan Vano. Mata mereka bertiga berpaling kearah pintu.

"Lah? Baru pulang?" kaget Meta, ia kira anak sulungnya itu sudah pulang malam tadi dan sekarang masih tidur dikamar, ternyata anak itu baru pulang sejak kemarin.

"Dari mana kamu, Van?" tanya Rian.

"Calin hilang, gak tau kemana," ucap Vano.

"Hah? Calin hilang?" mata Mete terbuka lebar, bagaimana anak itu bisa menghilang. Tidak mungkin.

"Iya, ma. Calin hilang, katanya sih udah 2 hari gak masuk sekolah," jelas Vano.

"Gimana ceritanya?" Meta mengerutkan keningnya.

"Vano juga gak tau, rumahnya kosong. Saudara tiri Calin sama 2 teman-temannya juga gak masuk sekolah. Heran deh," sambung Vano.

"Ahh, mungkin aja mereka pergi liburan. Tuh anak gak ngajak-ngajak," ucap Meta positif thinking.

"Gak mungkin, biasanya Calin selalu ngasih kabar kalo dia ada apa-apa. Sekarang ngilang tanpa jejak," ucap Vano.

"Yaudah, kamu sabar dulu. Siapa tau nanti dia juga balik kok."

••|••|••

Saat ini Meta sedang mencari kesana kemari berkas-berkas untuk pendaftaran Abel, karena ia harus segera mengurusnya menjelang kelulusan akan tiba. Berkas buat pendaftaran ke Sekolah Dasar itu akan ia siapkan dari sekarang, namun sedaritadi ia tak menemukannya.

"Dimana aku menaruh akte Abel, astagfirullah aku benar-benar lupa," ucapnya sembari menyapu keringatnya.

Satu persatu tumpukan map-map tersebut dibongkar oleh Meta, hingga ia menemukan satu map yang ia rasa cukup asing. Karena penaasaran, Meta membuka map tersebut.

Terdapat banyak berkas didalam map tersebut, matanya mulai membaca judul dari satu lembar kertas.

"Akte kelahiran... Ah ini pasti punya Abel!" ucap Meta sangat senang, namun saat ia membaca bagian nama, itu bukanlah akte milik Abel.

"Natasya Keyrilla Alexandra?! Oh iya, anak itu," ucap Meta, serasa tidak asing. Benar, itu adalah akte milik anak sulungnya Rian.

Meta masih tidak menyerah, ia tetap bersikeras mencari akte abel dalam map yang berisi data tentang Natasya, siapa tau akte Abel terselip didalamnya.

Lembaran demi lembaran ia kikis hingga menemukan sebuah kertas foto dengan nama Natasya Keyrilla Alexandra. Meta pun membalik kertas foto tersebut, yang ia liat adalah seorang gadis yang cukup ia kenal.

"Apa ada yang salah? Mungkin ini foto milik Vano, tapi kok namanya? Ahh," karena Meta sangat penasaran, ia berhenti untuk mencari akte Abel. Sekarang ia harus menemui Rian.

Empety •END• Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin