06 : Peduli

269 41 2
                                    

Karena sekarang sudah menuju pukul 12 siang, Febi bersama Lia memutuskan untuk membawa Calin pulang

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Karena sekarang sudah menuju pukul 12 siang, Febi bersama Lia memutuskan untuk membawa Calin pulang. Namun, mereka tidak langsung ke rumah Calin, melainkan ingin berbelanja terlebih dahulu.

Saat ini Calin, Febi dan Lia tengah menaiki mobil Lia. Dan Febi hari ini hanya menebang pada Lia lantaran motor ninja miliknya dalam proses modifikasi.

"Ngapain kesini?" tanya Calin bingung, walaupun tanpa kacamata gadis ini masih bisa melihat walaupun tidak terlalu jelas.

"Belanja dulu. Emm btw lo bisa pake soflen?" tanya Febi.

"Soflen?" tanya Calin tak mengerti.

"Iya, soflen.. lensa," balasnya.

"Lensa? Lensa kamera?" tanya Calin terkesan polos.

"Astagfirullah," batin Lia yang berada pada kursi kemudi itu. 

"Ayok turun," ajak Febi, gadis ini bingung harus bagaimana menjelaskan perkara soflen itu.

Mereka memasuki sebuah mall, kedua belah tangan Calin sudah dituntun Lia dan Febi.

"Itu tuh optik kacamata, Feb," tunjuk Lia, dan mereka melangkah menuju kesana.

Calin duduk pada bangku dan matanya diperiksa, lalu sang pemilik toko itu mengambil beberapa pilihan kacamata yang sesuai dengan minusnya Calin.

"Yang mana, Li?" bisik Febi.

"Ini nih, kacamata jaman sekarang kek gini," usul Lia.

"Coba yang ini, Lin," Febi membantu Calin memasangkan kacamata pilihannya dengan Lia.

"Gimana?" tanya Febi.

Calin memandangi dirinya dalam kaca besar dihadapannya, ia tersenyum, lalu senyumnya pudar ketika teringat sesuatu.

"Kacamata beginian kan mahal," batin Calin.

"Emm, Feb. Aku gak bawa uang lebih," bisik Calin.

"Tenang, udah gue bayar," ucap Febi santai dengan seulas senyumnya.

"Serius? Yaudah besok aku ganti, makasih ya," balas Calin.

"Gak usah, Lin. Aku ikhlas."

"Enggak, aku harus bayar, besok pokoknya," Calin bersikeras ingin mengganti uang Febi.

"Gak usah, anggap aja gue lagi sedekah," jawab Febi.

"Tap—"

"Eh woy," panggil Lia didepan sana.

"Ayok," Febi menarik lengan Calin.

Tiba-tiba langkah Febi terhenti saat melihat sebuah benda yang mengingatkannya satu hal.

"Itu namanya soflen, Lin," tunjuk Febi dan Calin menatap benda itu lekat, ia masih bingung apa kegunaannya.

"Cantik banget lo," Lia menatap Calin dengan dalam, sambil membayangkan jika penampilan Calin sedikit dirombak pasti gadis itu sangat cantik.

Empety •END• Место, где живут истории. Откройте их для себя