02. Truth Or Dare

491 70 38
                                    

"JAMKOS WOY!" teriak Satria ketika memasuki kelas temannya, 12 IPS 3

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"JAMKOS WOY!" teriak Satria ketika memasuki kelas temannya, 12 IPS 3. Sudah menjadi kebiasaan bagi Satria pada saat jamkos dia selalu mendatangi Vano dan Rangga di kelasnya.

Kebetulan hari ini guru-guru sedang ada rapat. Jadi satu sekolah jamkos dan berhamburan kesana-kemari.

"Berisik lo," timpa Vano.

"Sepi amat nih kelas. Kek kuburan," ejek Satria.

"Kayak kelas lo enggak gitu."

"Hoammmm," seseorang gadis bangun dari tidurnya dan menguap lebar. Sontak membuat Satria yang ingin mengambil duduk langsung terpaku.

"Hah? Jamkos?" tanya gadis yang posisi tempat duduknya tepat didepan Rangga, ia menatap celingukan.

"Tidur mulu lo," Rangga melempar jaketnya pada gadis didepannya itu.

"Siapa nih cewek?" tanya Satria heran melihat Rangga nampak akrab dengan cewek itu.

"Lo nggak tau?" tanya Rangga.

"Siapa godek!" Satria yang sudah kesal.

"Lia," jawab Vano dengan cepat.

"Lia?" Satria dibuatnya penasaran.

"Anaknya om Ferdi."

"Om Ferdi yang itu?"

"Iya. Satria!"

"Bukannya lebih tua dari lo, Rang?"

"Gue gak naik kelas setahun, puas lo?" sambung sang pemilik nama yang tengah dibicarakan.

"Astagfirullah."

"Gak malu sekelas sama adik sendiri?" ejek Satria

"Bodoamat," sahut Lia.

"Game kuy," ajak Vano.

"Game apaan?" tanya Rangga.

"Kita main truth or dare aja lah," saran Satria.

"Yaudah lah gue ngikut aja," jawab Rangga dengan malas.

"Jadi gini nih, ini kan tipex. Nah ini diputar, terus yang kena panah nihh anggep aja lah panah," Ujar Satria menunjuk atas tipex yang sudah terbaring diatas meja mereka. "Nih panah nanti nunjuk siapa, nah ntar yang ditunjuk bakalan milih truth apa dare. Tapi harus setuju, gak boleh ngelak." Jelas Satria panjang lebar.

"Kalo ngelak?" tanya Lia.

"Gue ceburin ke sawah," jawab Satria.

"Deal?" tanya Satria.

"Deal!!" sahut ketiganya.

"Woy!" panggilan yang berasal dari pintu, sontak keempatnya menatap asal suara.

"Febi!" pekik Lia penuh semangat. Sedangkan ketiga cowok itu menganga lebar.

"Kenalin nih teman gue, namanya Febi. Dia pindah kesini ngikut gue."

Empety •END• Where stories live. Discover now