20 : Kejadian di Toilet

209 25 2
                                    

2 hari setelah perkara penculikan berlalu, hari ini Calin masih ditemani Alea di rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

2 hari setelah perkara penculikan berlalu, hari ini Calin masih ditemani Alea di rumah. Dan hari ini, Rani sekeluarga akan meluncur ke Indonesia.

Febi dan Lia hari ini tak bisa hadir ke sekolah karena ada keperluan mendadak. Dan Vano, cowok itu sudah semalaman tiada kabar.

Saat ini Calin sedang berjalan menuju gerbang sekolahnya. Pandangan Calin beralih pada mobil putih yang cukup ia kenal.

"Dadahh!"

"Kamu beneran gak papa kan sayang? Kamu habis pulang dari luar negeri lo? Beneran mau langsung sekolah?" cemas Rani, ya, orang itu adalah Rani. Dan, mobil putih yang sedang di tatap Calin adalah mobil Rayhan.

"Gak kok, Zila baik-baik aja. Zila masuk dulu ya."

"Dadah Sayang!"

Rupanya setelah mereka mendarat di Indonesia, dari bandara. Mereka tidak langsung pulang ke rumah, melainkan mengantar Zila ke sekolah terlebih dahulu.

"Eh!"

Sontak Calin terkejut saat mendapati sosok Zila yang tengah berdiri di depannya. Ia sedari tadi terlalu asik menatap Rani, hingga tak sadar Zila sudah berada didepannya.

Zila menarik paksa lengan baju Calin, membawanya ke suatu tempat. Mungkin jika bukan di sekolah, Zila akan menarik rambutnya.

"Lama gue gak ngerjain lo!" suara itu terdengar cukup lantang.

"Zila! Jangan! Aku mohon!" ucap Calin yang sudah terduduk di pojok toilet.

Calin masih teringat, dimana saat ia dan Zila dihukum. Dan di tempat ini, Calin waktu itu tak sadarkan diri karena ulah Zila.

Zila merenggut kacamata Calin dengan kasar.

"Aaa Zila, jangan ambil kacamata aku!" ucap Calin berusaha meraba-raba udara di sekitarnya, untuk mencari keberadaan kacamata miliknya.

"Gak akan!" Zila mematahkan kacamata milik Calin, lalu membuangnya ke lantai dan menginjaknya.

"Sekarang gue sudah puas! Rasain tuh cupu! Makanya jadi cewek jangan belagu!"

"Perhatian! Mohon kepada siswa dan siswi agar segera ke lapangan! Karena 10 menit lagi upacara akan segera dimulai."

Terdengar suara dari toa yang diarahkan kepada seluruh ruangan.

Zila segera berlari tergesa-gesa ke luar. Sedangkan Calin berusaha berdiri dari duduknya.

"Susah banget gerak tanpa kacamata."

Calin langsung baris di lapangan, tas yang ia kenakan ia letakan saja di loker. Karena loker lebih dekat ketimbang ia harus ke kelasnya.

••|••|••

"TOPI! TOPI! TOPI!" panik Zila sambil menggeledah tasnya.

"Kenapa sih lo?" heran Rahma.

"Panik banget dah?" sambung Via.

Empety •END• Where stories live. Discover now