09 : Ulang Tahun Mama

247 32 1
                                    

"Oh iya, Mama kan lusa ultah," gumam Calin ketika melihat kalender di layar ponselnya sambil menatapnya sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, Mama kan lusa ultah," gumam Calin ketika melihat kalender di layar ponselnya sambil menatapnya sendu.

Calin berdiri dari posisi duduknya, ia berjalan menuju meja belajar dan membuka sebuah kaleng berisi uang tabungannya selama ini.

Terdapat 2 kaleng, 1 kaleng besar berisi uang tabungannya yang ia sisihkan sejak Calin berusia 5 tahun, salah satunya mungkin disana juga terdapat uang pemberian almarhum papanya.

Dan kaleng yang ukurannya lebih kecil, dalamnya berisi uang khusus buat merayakan ultah sang mama yang sangat-sangat spesial dimata Calin. Ia berusaha keras untuk mengumpulkan uang itu selama satu tahun belakanganan ini.

Kedua kaleng tabungan tersebut tidaklah banyak jumlahnya. Namun sangatlah penuh kerja keras untuk mengumpulkannya.

"Semoga cukup," batin Calin berdoa dalam hati.

Calin membuka kaleng kecil itu dan mengelurkannya sedikit demi sedikit. Keluarlah lembaran-lembaran berwarna putih dan kuning, hanya 2 uang tersebut dengan jumlah yang banyak.

"Lumayan," gumam Calin, dan menyimpan uang yang sudah ia hitung pada tasnya.

Setelah itu Calin kembali ketempat tidur, dan tak lama kemudian ia terlelap.

••|••|••

Selepas pulang dari sekolah, Calin bersiap-siap untuk berbelanja bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk surprise sang mama yang telah lama ia nantikan.

Calin memakai celana jeans dipadukan dengan hoodie berwarna krim susu, dengan rambut yang dikuncir tinggi.

Seperti biasa, Calin hanya berjalan menuju mini market terdekat. Hitung-hitung olahraga dan menghemat uangnya.

Sesampainya di mini market, Calin mengeluarkan secarik potongan kertas yang berisi daftar belanjaannya.

Ia mulai menelusuri, melangkahkan kaki sambil mencari apa yang akan ia beli.

Setelah semuanya dapat dan selesai membayar. Calin tak langsung pulang, ia singgah terlebih dahulu ke taman untuk mencari hiburan sambil beristirahat sejenak.

"Hiks... Hiks... Papa!"

Terdengar suara isakan anak kecil yang berada tak jauh dari Calin.

Calin mencari kesumber suara, dan ia benar-benar menemukan seorang anak kecil yang sedang menangis.

Calin menghampiri anak kecil itu, "Adik cantik, kamu kenapa?" tanya Calin.

"Hikss... Papa...," ucapnya sambil terisak.

Calin yang paham maksud anak itu, ia kembali bertanya, "Nama kamu siapa?" 

"Na—nama aku Abel. Kakak ini bukan orang jahat kan?" tanya anak itu membuat Calin sedikit terkekeh mendengarnya.

Empety •END• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang