08 : Rumah Vano

242 38 6
                                    

Hari ini Calin bangun awal sekali untuk memasak bekal dan hari ini ia berniat untuk berjalan kaki ke sekolah, demi menghemat uang jajan dan ia berharap hari ini Lia ataupun Febi tidak menjemputnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Calin bangun awal sekali untuk memasak bekal dan hari ini ia berniat untuk berjalan kaki ke sekolah, demi menghemat uang jajan dan ia berharap hari ini Lia ataupun Febi tidak menjemputnya.

Setelah semua siap, Calin melihat jam masih pukul 05.30. Ia memutuskan untuk membereskan rumah terlebih dahulu, siapa tau mamanya akan senang melihatnya.

Mulai dari membersihkan debu, sampai menyapu Calin lakukan dengan penuh semangat. Dan sekarang waktunya Calin mempel.

Calin mengambil seember air dari dapur, dan mulai mempel dengan perlahan.

"Aww."

Calin menoleh pada sumber suara, dan mendapati mamanya yang terduduk dilantai akibat terpeleset.

"Mama?!"

Rani langsung berdiri, dan mengambil sesuatu.

Detik berikutnya Rani memukulkan ikat pinggang kebagian-bagian tubuh Calin karena sangat marah akibat kecerobohan anak itu.

"INI ULAHMU ANAK PEMBAWA SIAL!" ujar Rani tak henti-hentinya mencambuk Calin dengan ikat pinggang tersebut.

"Aww. sakit, Ma," ringis Calin mulai kesakitan.

Plakkk

Satu tamparan lagi-lagi mendarat di pipi Calin. Dan Rani langsung pergi meninggalkan Calin sendirian.

Calin pergi ke kamarnya untuk melihat penampilannya yang ia rasa sedikit kacau.

Terlihat jelas dari pantulan cermin bagian tubuhnya lebam-lebam. Calin memutuskan untuk memakai jaket, agar lebamnya tidak terlalu nampak.

Sorot mata Calin beralih pada bagian wajahnya yang sedikit membiru akibat tamparan dari Rani.

Calin menaburkan sedikit bedak bayi, dan lip balm agar memarnya tertutupi. Setidaknya ia tidak pucat seperti biasa.

Sebelum Calin berangkat, ia berpamitan pada Rani dan meminta izin karena akan pulang telat.

"Calin nanti pulang sekolah mau kerja kelompok di rumah teman. Jadi pulangnya agak sore, Ma," jujur Calin dengan rasa takut.

"Emang saya peduli??" tanya Rani menatap tajam pada Calin.

"Calin pamit dulu, Ma," pamit Calin pada mamanya, dan hendak menyalami tangan Rani.

1... 2... 3....

Krik

Merasa tak dihiraukan, Calin pun menarik kembali tangannya, "Assalamualaikum, Mama."

••|••|••

"Kok deg-degan ya,"  batin Calin saat memasuki pekarangan rumah Vano bersama motor ninja milik Febi yang sudah selesai dimodifikasi itu. Ini adalah pertama kalinya Calin berkunjung ke rumah cowok, jadi wajar jika ia sedikit gugup.

Empety •END• Where stories live. Discover now