28 : Kebaikan Calin

142 19 3
                                    

Bagi Calin, sangat sedih jika harus tak lagi bersama dengan Rani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Calin, sangat sedih jika harus tak lagi bersama dengan Rani. Namun, ia justru sangat bahagia ditempat yang ia diami saat ini, terukir jelas rasa kasih sayang dan kehangatan, disini, di Panti Asuhan Muara Kasih.

Panti Asuhan Muara Kasih, seperti namanya, tempat ini penuh kasih sayang sesama. Hal itu membuat Calin bahagia dan tetap semangat.

Calin merentangkan kedua tangannya, meregangkan otot-ototnya. Tadi malam ia tertidur sangat nyenyak hingga ia terbangun pukul 06.50.

Calin melihat ke ranjang bawah dan sekitarnya, hanya ada dia sendiri di dalam kamar itu. "Kemana yang lain?"

Calin menuruni tangga tempat tidurnya lalu bergegas keluar. Saat Calin membuka pintu, pintu tersebut terkunci membuat Calin panik didalamnya.

Calin sudah menggebrok-gebrok pintu dan sesekali berteriak, namun tidak ada yang mendengarnya.

Calin melihat ke arah jendela, matahari sudah mulai naik, ia harus cepat keluar.

Calin membuka jendelanya lalu duduk sejenak, kemudian kakinya tergerak untuk menghampiri arah pintu lagi.

Seketika pintu itu terbuka saat Calin membukanya, "Tadi 'kan terkunci," gumam Calin.

Calin melihat sekelilingnya kosong semua, ia heran ada apa ini. Kemudian Calin bergegas menuju dapur.

Saat sampai di dapur, kondisi juga kosong. Calin tak meneruskan langkahnya, ia merasa seperti ada seseorang dibelakangnya, perlahan Calin berbalik. Dan....

Duar!

Sebuah balon berhasil dipecahkan dan selang beberapa detik kemudian tepungpun terhambur tertuju pada Calin.

"Happy Birthday, Calin," semua anak-anak panti dan ibu panti langsung berkumpul didapur yang sempit itu. Tempat yang tadinya sepi, kini sangat ramai.

Hal ini tentu membuat Calin sangat terharu dan tidak percaya. Ini adalah pertama kalinya ulang tahun Calin dirayakan seperti ini.

Satu persatu mengucapkan selamat ulang tahun dan bersalaman kepada Calin, sambil menyuapkan kue itu, sesekali mereka memainkan cream yang ada pada kue.

"Selamat ulang tahun ya sayang," ibu panti tersenyum, "Jangan sedih lagi. Besok kamu udah bisa sekolah, oke," ucap ibu panti membelai puncak kepala Calin.

"Be-beneran?" tanya Calin tak percaya.

"Iya, benar. Tadi pagi ibu sudah ke sekolah kamu, kasus hilangnya uang sekolah itu murni bukan salahnya Calin," ibu panti mempererat pelukannya pada gadis itu.

"Terus, siapa pelakunya?" Calin mendongakkan kepalanya.

"Pelakunya masih belum terbukti. Tapi, yang jelas Calin itu cuma dituduh. Mungkin saja ada yang sengaja memasukkan uang itu kedalam tasnya Calin."

Empety •END• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang