25 : Bocah Besar

176 20 0
                                    

Setelah kepergian Rayhan ketempat kerjanya, Rani duduk bersantai-santai disofa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kepergian Rayhan ketempat kerjanya, Rani duduk bersantai-santai disofa. Rasanya sangatlah lelah jika harus mengurus seisi rumah, belum lagi sebentar lagi ia harus pergi ke Rumah Sakit dan pekerjaan rumah belum ia selesaikan semua.

"Duh! Rasanya nih kepala mau meledak! Aghhh!" Rani mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Aku harus cari anak itu kembali, setidaknya urusan rumah beres jika ada dia."

Tak lama kemudian Rani bangkit dari tempat duduknya, ia mengambil tas dan jaket lalu pergi menuju Rumah Sakit.

Sesampainya di kamar inap Zila, kondisinya masih sama. Anak itu belum membuka matanya sejak kemarin pagi.

Rani melepaskan jaket dan tasnya, lalu ia duduk di sofa dan tangannya mulai memainkan ponsel. Tak heran jika ruangan ini dilengkapi dengan sofa dan sebagainya, toh ruangan ini 'kan VIP.

Scrol demi scrol beranda instagram, hingga matanya terbuka lebar ketika melihat postingan orang yang cukup ia kenali dimasa lalu.

"Aku baru sadar, dia sudah keluar dari penjara dan mencari anak sialan itu?!"

"Permisi, bu," sapa seorang dokter seraya memasuki ruang inap Zila.

"Ah, iya?" respon Rani ketika beru tersadar dari lamunannya.

Dokter itu memeriksa sebentar kondisi Zila, "Anak ibu sedang dalam masa kritis, dan dia sekarang koma."

Rani menutup mulutnya tak percaya, "Kapan anak saya baru sadar dari komanya, dok?" tanya Rani.

"Kemungkinan dua sampai tiga bulan mendatang, perbanyaklah berdoa dan meminta kepadanya agar anak ibu diberi keselamatan," ucap dokter tersebut, Rani hanya mengangguk.

"Saya permisi."

"Iya, dok."

"Berarti Zila gak bisa dong ikut ujian?!" batin Rani.

"Aduh! Gimana dong masa depan anakku jika masih seperti ini aja?" cemas Rani menggigit jari telunjuknya tampak berpikir.

Seorang ibu yang lebih mementingkan masa depan anak tirinya ketimbang masa depan anak kandungnya sendiri.

••|••|••

"Woyy! Li!" Febi menepuk pundak Lia, saat ini Lia yang berada di kelas Febi karena ini adalah jam istirahat.

"Apaan?"

"Aneh! Calin mana, ya?" tanya Febi.

"Eh? Iya, dari kemarin kok gaada. Baru nyadar gue," tukas Satria.

"Saling melengkapi dah, dimana ada Vano disitu ada Calin, dan sekarang Vano gaada Calin juga ngikut gaada. Mungkin aja dia nyusul Vano," ucap Rangga yang mulai ngawur.

"Gak mungkin ah, aneh lo."

"Cabe kriting juga gaada, Sat!?" tanya Rangga.

Sedangkan disisi lain, Bu Mila sedang menanti kedatangan Calin dengan membawa walinya kesekolah untuk mengahadap Bu Mila.

Empety •END• Where stories live. Discover now