[17] kecewa

988 136 34
                                    

Malam ini keluargaku sedang berkumpul di ruang tamu, yah bersama dengan keluarga Pak Utama. Kami di sini berkumpul atas permintaanku. Awalnya Ndoro Ayu mempertanyakan maksud pertemuan ini namun aku tetap bungkam dan menutup rapat mulut Deya agar jangan sampai bocor.

Seharusnya pertemuan ini aku adakan sehari setelah aku tahu, tapi aku takut nanti rasa kecewa mendominasi membuatku tidak bisa berpikir jernih. Dan begitulah, dua hari setelahnya aku baru bisa tenang dan membicarakan semuanya.

Aku hanya tersenyum kecut karena termakan omonganku sendiri, jangan jatuh cinta bila tidak ingin terluka. Jatuh cinta membuatku terjebak dengan perasaanku sendiri. Dan sekarang aku sedang mengalami fase patah hati.

Mendapati keluarga Pak Utama menatap kami dengan pandangan berbinar membuatku mendengus, mungkin mereka mengharapkan kabar baik dari pertemuan kali ini.

"Jadi pertemuan ini artinya Nak Aeera sudah setuju dengan Gala?" Pak Utama membuka perbincangan sambil tertawa bahagia. Wanita berkerudung navy disebelah Pak Utama-isterinya menepuk pundak anaknya bangga sementara yang ditepuk tersipu malu.

"Nak Aeera mau minta mahar apa untuk pernikahannya nanti? Emas? Uang? Kami sekeluarga siap memenuhi mahar yang diinginkan Nak Aeera."

Tidak ada jawaban.

Ya seluruh anggota keluargaku termasuk Deya bungkam, karena aku yang mengajak pertemuan ini belum menyampaikan maksudku.

Aku menelan ludah membasahi kerongkonganku yang mulai kering akibat telalu banyak diam lalu mendongak menatap setiap mata yang sekarang sedang menatapku, "Saya...sepertinya tidak bisa melanjutkan hubungan ini," ucapku mantap.

Semua orang memberi respon kaget atas keputusanku yang mungkin mereka anggap mendadak ini. Kuhembuskan napas kuat, seharian berpikir membuatku merenung, aku tidak ingin hidup dengan pria yang suka berbohong. Bohong bisa menjadi kebiasaan buruk karena sekali terbiasa berbohong, lambat laun akan menikmati kebohongannya dan membuat lebih banyak kebohongan.

Ndoro Ayu menyenggolku meminta penjelasan tapi bapak menahannya, bapakku itu memang selalu tahu anaknya ini nggak mungkin mengambil keputusan tanpa memikirkannya.

Mas Gala menatapku penuh tanda tanya sementara Mama Mas Gala memandang panik, "Loh loh kok tidak bisa? Gala berbuat sesuatu yang menyinggung perasaan kamu, nak?"

Hanya senyum palsu yang tersungging dari bibirku, "Saat pertemuan untuk perkenalan keluarga dulu saya pernah bilang. Saya tidak menyukai kebohongan dan tidak bisa mentolelir kebohongan sekecil apapun, karena saya menjunjung tinggi kejujuran walaupun menyakitkan. Dan Mas Gala sudah merusak kepercayaan saya."

Pak Utama menatap anaknya garang, matanya melotot sampai ingin keluar, "Aeera sudah tahu tentang dia?" Samar-samar aku mendengar bisikan bapak dan anak itu.

Dia?

Jadi Papa Mas Gala sudah tahu perihal anaknya tapi tetap ingin melanjutkan hubungan ini? Wuah sungguh tidak terduga.

"Pak Utama selama ini sudah tahu perbuatan Mas Gala?"

Mereka semua menatap penuh tanya Pak Utama yang kini khawatir dengan pertanyaanku.

"Perbuatan apa, Pa?" Pertanyaan Mama Mas Gala mendapat anggukan setuju ingin tahu sebenarnya dari Pak Utama. Melihat dari reaksinya sepertinya Mama Mas Gala belum tahu tentang permasalahan ini.

Don't Fall in Love, It's a Trap! [✔]Where stories live. Discover now