[25] kebetulan

843 101 19
                                    

Enjoy.

Aku pernah membaca artikel tentang kebetulan yang terus menerus berulang. Terdengar tidak rasional sih, tapi nyata terjadi dan sekilas yang aku ingat sering dikenal sebagai synchrodestiny. Namun ada sedikit perbedaan dengan kejadian yang menimpaku.

Istilah synchrodestiny pertama kali dibuat oleh Deepak Chopra--seorang spiritual atau meditator dan seorang penulis. Menurutnya, synchrodestiny adalah memanfaatkan momen tak terduga dalam hidup. Istilah umumnya sih kebetulan. Dalam bukunya yang berjudul 'Synchrodestiny : Harnessing the Infinite Power of Coincidence to Create Miracles'.

Apakah hal ini tetap dianggap sebagai sebuah kebetulan atau berkaitan dengan magical thinking? Sebenarnya tidak ada yang dapat membuktikan bahwa pikiran dapat mempengaruhi kejadian di sekitar. Namun, kejadian seperti ini bisa terjadi karena sugesti yang kuat dari dalam diri.

Hal seperti ini mungkin saja dapat terjadi akibat dari kekuatan pikiran. Namun synchrodestiny bekerja dengan cara mendekatkan kemungkinan yang sesuai dengan apa yang dipikirkan.

Sebenarnya, tanpa kita sadari justru malah tubuh kita yang secara alam bawah sadar merespon sinyal-sinyal alami dari lingkungan dengan tingkat kepekaan yang sangat tinggi.

Misalnya saja, saat akan turun hujan, udara di sekitar akan terasa lebih lembab atau langit terlihat menjadi lebih gelap. Pada akhirnya, otak akan merespon hal tersebut dan mengolahnya menjadi sebuah pikiran bahwa hujan sebentar lagi akan segera datang. Lalu, saat hujan benar-benar datang, kita langsung berasumsi bahwa pikiran yang telah membuat hujan itu turun.

Oke, kembali ke topik awal. Jika yang aku alami memang benar-benar synchrodestiny, aku harus memikirkan atau setidaknya bersugesti dia akan datang, kan? Tapi ini jelas berbeda kasus dengan kepekaan terhadap lingkungan. Aku bahkan tidak berekspektasi dia akan datang. Hey, bahkan aku nggak menyangka dia kenal dengan sepupuku.

"Mbak Ana, percaya kebetulan nggak, sih?"

Mendengar pertanyaanku kegiatan mengelus perutnya terhenti sejenak.

"Nggak ada yang namanya kebetulan di muka bumi ini. Bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan tetap merupakan sebuah rencana Tuhan yang nggak pernah meleset."

Mbak Sari menepuk bahuku.

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

Aku berkedip-kedip tidak paham.

"Allah sudah berfirman dalam Al-Qur'an surat At-Talaq ayat 2-3. Jodoh, rezeki itu nggak ada yang namanya kebetulan, sudah ada yang ngatur," jawabnya masih asik mengunyah mangganya sampai terdengar bunyi kriak kriak.

Benar, juga! Tapi, mungkinkah?

Eh, jangan berekspektasi tinggi, Ra!

"Mbak Ana kenal sama orang yang lagi ngobrol sama Bang Aras?" tanyaku menunjuk dagu keberadaan Bang Aras, Amang Bonar dan Pak Wisnu yang sekarang asik bercengkrama di ruang tamu.

Dia mengangguk, "Dia temen kuliah Aras."

"Temen kuliah? Bukannya mereka beda jurusan, ya?"

Pak Wisnu mempunyai kafe seharusnya jurusan kuliahnya managemen, kan? Sedangkan Bang Aras kuliah di jurusan pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi. Kok bisa jadi teman?

Don't Fall in Love, It's a Trap! [✔]Where stories live. Discover now