03 | Sama-sama merindu.

1.8K 273 36
                                    

"Buset. Lu manusia apa kebo Dir? Gua udah ngetok pintu lebih dari resep minum obat. Gua justru bingung, masa lu gak denger?" tanya Satya.

"Emang iya? Kok gue gak denger ya? Biasanya gue slalu denger kok walaupun lagi tidur"

"Mungkin lu terlalu capek. Ohiya itu gua bawain bunga, suka gak?" Satya mengambil bunga di atas meja yang ia berikan untuk Adira.

Adira menerimanya, ia mencium aroma dari bunga tersebut. Hatinya terasa menghangat ketika bunga itu tercium wangi menusuk pada indra pernafasannya.

"Wangi banget. Suka walaupun boongan hehe"

"Cintanya kan gak boongan hehe"

"Btw Gerry kemana ya gak ada ngehubungin gue sama sekali? Dia beneran sibuk kuliah Sat?"

Jika berbicara tentang Gerry, memang benar Gerry sedang sibuk kuliah. Tapi selain itu juga Gerry memang sedang berusaha menjauhi Adira karna Satya memberikan pernyataan palsu bahwa Adira sudah bertunangan dengan Satya tanpa sepengetahuannya.

Padahal kenyataannya Adira belum menerima pertunangan apapun dari Satya. Dan lagipula Satya belum mengatakan ingin bertunangan dengannya. Tapi memang Satya pernah memberikan cincin untuknya, dan Adira menerimanya karna Satya mengatakan bahwa itu cincin persahabatan.

Satya terpaksa membohongi Gerry dan memperingatinya agar menjauhi Adira, karna itu satu-satunya cara agar Gerry berhenti mengejar Adira.

"Satya? Lo denger guekan?"

"Oh iya. Si Gerry sibuk kuliah, lagian dia udah punya pacar"

Mendengar penyataan dari Satya, entah mengapa hati Adira seperti tergores. Padahal selama sebulan lebih lamanya, ia merindukan Gerry yang biasa slalu menghiburnya dan ada untuknya.

Jadi Gerry jauhin gue karna dia punya cewek?- Pertanyaan itu terlintas di pikiran Adira. Ia benar-benar merasa kecewa jika memang apa yang di katakan Satya benar adanya.

Tapi apakah pantas Adira kecewa? Bahkan memberikan kepastian pada Gerry saja, tidak sama sekali.

"Kenapa diem dir? Lu ada perasaan ya sama adik gua?"

"Hah? Ngaco lo! Ya enggaklah! Gue nanya aja. Biasanya tu anak sering kesini dan bikin gue darting setiap harinya. Bagus deh kalau dia punya cewek" dusta Adira.

Kenyataannya Adira memang menyukai bahkan menyayangi Gerry. Ia bisa membohongi Satya, tapi tidak dengan perasaannya.

Setiap hari Adira merindukan Pria itu. Namun rupanya tak juga keberadaanya di temukan oleh Adira.

Bahkan pernah sesekali Adira pergi ke kampusnya, tapi ia tak juga menemukan dimana Gerry. Karna lelah maka Adira mencoba melepaskan perasaannya walaupun sampai saat ini tak pernah bisa.

"Beyduwey bunga'nya makasih. Gue suka hehe" Adira meletakan bunga itu kembali di atas meja.

"Kotak musik itu dari siapa?" Tunjuk Satya pada kotak musik yang berada di atas bandal tepatnya di samping Adira.

"Loh kok nanya dari siapa? Inikan dari lo!"

Lilly dan Lingling hanya bisa bersembunyi di balik pertahanan pintu karna seolah ada dingding yang menghalangi keduanya.

"ADIRA KOTAK MUSIK ITU BERBAHAYA"

Teriakan Lilly yang tidak bisa Adira dengar.

Anehnya saat Satya mau mengatakan bahwa itu bukan darinya, mendadak mulutnya sulit sekali membuka suara.

"Makasih ya Sat. Kotak musik dari lo ini bisa bikin gue ngerasa tenang banget pas tidur, terus bunganya juga makasih. Lo hari ini banyak ngasih kejutan deh. Sekarang giliran gue ya? Gue mau masakin makanan kesukaan lo! Nasi goreng ceplok telor hehe" kata Adira girang

"Tap----"

"Ayo kita ke dapur"

Bahkan saat Adira sudah keluar kamar bersama Satya, Adira tak melihat keberadaan Lilly ataupun Lingling yang padahal berada di hadapannya.

"Adira kamu gak lihat kita?" Lingling berteriak lantang namun Adira tidak sama sekali menoleh.

"Ling kayanya kotak musik itu bener-bener bikin penglihatan Adira kabut"

Kedua hantu itu sangat mengkhawatirkan Adira. Mereka memikirkan cara agar kotak musik itu hancur dan Adira bisa kembali normal seperti biasanya.

Iblis jahat itu benar-benar tidak main-main atas teror dan ancamannya. Ia akan melakukan banyak cara agar mangsanya menderita atas jebakannya itu.

Jin ataupun Iblis memang tidak akan mungkin bisa membunuh Manusia. Tetapi mereka bisa memakai tipu daya-nya agar Manusia mati secara perlahan.

***

Gerry nampak merasa galau merana karna ia tak yakin jika Satya dan juga Adira sudah bertunangan. Tapi apa yang ia lihat selama ini memang benar mereka sering berduaan dan bahkan Satya sering kali mengupload foto Adira di instagram.

Tak sengaja Gerry melirik status WhatsApp abang-nya itu yang rupanya memotret Adira sedang memasak dengan caption 'Calon istri yang baik'

"Anjing!" cicit Gerry kesal.

"MANA ANJING? MANA ANJING?" kata Briand heboh.

"GUG GUG GUG. OH ITU TUH ANJINGNYA LAGI JALAN SAMA YANG LAIN HAHAHA" jawab Daniel yang tak kalah heboh.

Briand dan Daniel memang teman akrab Gerry di kampus. Bahkan mereka sering kali mendapatkan teror surat cinta dari para penggemar Gerry di kampus. Hanya saja Gerry begitu cuek dan tak ingin tahu.

"Garing lu berdua!" kata Gerry kesal.

"Lagian Ger lu masih aja galau-in calon bini abang lu sendiri. Selama janur kuning belum melengkung, yaudah tikung!" kata Briand

"Yoi men! Tapi saran guasih masih banyak ikan di lautan. Alias masih banyak para gebetan yang menanti" Kata Daniel.

Gerry seketika termenung dengan apa yang Briand katakan, ia tersenyum smirk, "Bener juga ya. Kan mereka belum nikah? Kenapa selama ini gua goblok banget! Adira masih bisa gua rebut!"

"Nah iya gitu dong! Jangan nyerah. Tapi pertanyaannya tu cewek cinta kaga sama lu?"

"Gua sendiri gak tahu. Tapi setiap kali sorotan mata kita bertemu, rasanya kaya ada cinta di dalamnya"

"ANJAI BAHASA LU GER KAYA GURU BAHASA INDONESIA NJIR. BAKU!!"

Gerry hanya tertawa saja. Tapi apa yang di katakannya benar adanya. Setiap kali Gerry menatap mata Adira, rasanya ada cinta disana.

Sepertinya saran dari Briand sangat membantu.

Kangen banget gua sama dia - gumam Gerry dalam hatinya.

Keduanya sama-sama merindukan, namun waktu tak juga berujung temu.

Mungkin inilah yang di sebut cinta. Sejauh apapun akan ada jalan untuk bersama selama salah satunya belum di miliki siapapun.

Cinta tahu kemana harus pulang asal tidak kerumah janda!

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now