13 | Pertengkaran kecil

1.3K 235 27
                                    

Tempatnya masih sama. Tidak ada yang berubah, hanya saja suasananya lebih horor karna waktu sudah menunjukan pukul 00:30 malam.

Gerry membuka kaca mobil, bulu kuduknya merinding ngeri melihat keadaan sekitar.

Selain sepi juga gelap.

Krik..
Krik..

Suara jangkrik terdengar menusuk di indra pendengaran Gerry dan juga Adira. Sementara Satya masih tertidur pulas di jok belakang.

"Inimah tempat konser jangkrik. Tempat apaan begini, gelap. Nih gua yakin banyak orang mojok di dalem" tuding Gerry.

Bola mata Adira berputar malas. Ia segera keluar dari mobil. Lalu membuka pintu belakang dan membangunkan Satya.

"Sat bangun udah sampe" Adira menggoyang-goyangkan lengan Satya seraya membangunkannya.

Satya membuka matanya berat. Ia mengucaknya lalu tersenyum ke arah Adira dan menarik Adira sampai berada di atasnya.

"Jadi mau punya anak berapa?"

Plak.

"Lo apasih gak jelas. Udah sampe nih!"

"Sampe?" Satya segera bangun. Padahal tadi jelas-jelas ia sedang berada di kamar pengantin dan menunggu Adira selesai mandi lalu hendak melakukan hubungan suami istri.

Rupanya itu semua mimpi.

Gerry nampak masih celengak celinguk menyenter dari sudut ke sudut. Ia merinding ngeri dengan keadaan sekitar.

"Gerry bukan hanya kau saja yang takut. Akupun takut. Aku tak pernah main sejauh ini" gumam Lingling yang tidak dapat Gerry dengar tapi bulu kuduknya merinding karna Lingling berada di sampingnya.

Ckck.

Rupanya Lingling mainnya kurang jauh. Untung tidak baperan!

Satya segera bangun ia terkejut dengan kenyataan sesungguhnya.

"Tadi perasaan di kamar pengantin. Kenapa jadi disini? Siapa yang bawa gua kesini lagi?" gumamnya.

"Pala lu botak kamar pengantin. Nih kamar pengantin, rurumputan gini lu bilang kamar pengantin bang? Tempat apaan coba ini? Inimah kebon. Gila bisa mampus di makan harimau gua kalau masuk ke dalam" gumam Gerry.

Adira menghela nafasnya kasar. Kedua Laki-laki itu membuatnya pusing kepala saja.

"Lo berdua bawa senter kan?" Tanya Adira sambil merebut senter yang berada di tangan Gerry karna itu senter miliknya.

Keduanya menggeleng seraya menjawab tidak.

"Tapi di hape ada senternya kan?" Tanya Adira lagi.

"Aduh hape gua lowbet. Jadi kayanya gak bisa di senter deh" dusta Gerry.

Satya menerogoh saku celana Gerry lalu merebut ponselnya dan menyalakannya, "LOWBET YA? BATRE 80% LU BILANG LOWBET?"

Sialan.

Padahal niat Gerry ingin modus saja agar bisa berdua dengan Adira dalam satu senter.

"Udah kalian pake senter hape. Gue cuman bawa satu senter aja. Satya lo di depan gue, dan Gerry di belakang gue"

Gerry tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Adira. Sementara Adira hanya membalasnya acuh.

Tak apa.

Gerry tak marah.

Orang tampan di larang baperan. Kalau baperan nanti gak di sayang Tuhan.

Yang terpenting jika ia berada di belakang Adira, ia bisa pura-pura takut hilang dan saling menggenggam tangan dengan Adira.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now