14 | Mengikhlaskan

1.4K 240 68
                                    

Kruyuk..kruyuk..

Suara perut ketiganya berbunyi secara bergantian. Mereka menatap masing-masing dan tersenyum lebar.

"Makan apa dong? Disini kaga ada makanan" ucap Satya sambil melirik ke sekitaran.

"Adira disana ada buah-buahan. Kau bisa menyuruh salah satunya untuk mengambil buah" saran Lingling.

"Hem disana ada buah-buahan. Tapi siapa yang mau ambil?" Tanya Adira melirik kedua Laki-laki itu dan menunjuk ke arah utara.

"Lu aja bang. Gua kaga berani" kata Gerry tak mau.

"Bilang aja lu mau berduaan disini sama Adira kan?"

"Kaga bjirr gua beneran takut bang! Lu aja"

"Yaudah gua yang ambil. Tapi lu jangan macem-macem sama Adira!" Ancam Satya.

"Iya. Emang lu pikir gua cowok apahan!"

Adira menghentikan langkah Satya, "GAK! GERRY AJA YANG PERGI, DAN LO DISINI SAMA GUE!" kata Adira.

Adira benar-benar malas jika harus berduaan dengan Gerry, ia pasti akan membahas soal waktu itu bersama kekasihnya. Sudah cukup Adira merasa sakit hati dan tak mau tahu apapun lagi.

Ia sekarang mungkin merasa bahwa Satya lebih pantas daripada Gerry.

"Kok guasih? Gua takut" kata Gerry.

"YAUDAH KITA DISINI AJA SAMPE MATI KELAPERAN!" ucap Adira.

"Oke oke gua kesana ngambil buahnya. Tapi kalian disini jangan kemana-mana ya?" ucap Gerry.

"IYA!" jawab keduanya bersamaan.

Ini kesempatan untuk Satya menanyakan kembali perasaan Adira. Ia berharap Adira benar-benar sudah terlanjur kecewa pada Gerry.

***

Gerry sedang berusaha naik ke atas pohon yang besar itu. "Anjir ni pohon gede amat kaya perasaan"

"Jeh dia malah curhat. Pasti dia mau mencuri buah disini. Enak saja!"

"Ck! Gimana caranya gua naik ke atas? Mana tinggi banget!" Gerry menyenter ke arah pohon besar itu.

Tak hanya besar saja, tapi pohon itu terlihat menyeramkan.

"Permisi dah numpang-numpang orang ganteng mau nyolong mangga" lirih Gerry merinding ketakutan.

"Iyasih tampan. Tapi percuma kalau kau bukan kekasihku" kata Sunder bolong itu.

Gerry menggigit ponselnya agar tetap bisa menyenter sampai atas sana. Ia mencoba menaiki tingginya pohon besar itu.

Sebenarnya jika bukan karna keselamatan perut Adira yang lapar, ia tak akan mau melakukan hal berbahaya itu.

Lingling datang, ia menjaga Gerry dari sunder bolong itu.

"Hei kau siapa? Kau bukan temanku di hutan ini? Aku tak pernah melihatmu?" Tanya Sunder bolong itu.

"Hai tante. Aku Lingling hantu china. Aku minta untuk kau tak mengganggu dia yang sedang kelaparan dan hendak mengambil mangga di pohon besar tempat kau tinggal. Boleh ya tante?"

"Oh jadi dia itu temanmu? Dia sudah mengatakan permisi. Aku tadi ingin mengganggunya tapi karna kau memintanya dengan baik, maka baiklah aku perbolehkan"

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now