11 | TEKAD

1.4K 246 28
                                    

Baru saja Adira sampai di rumahnya dengan keadaan masih menangis, tiba-tiba saat membuka pintu, ia melihat banyak kembang yang berhamburan di lantai.

"LILLY, LINGLING. INI PERBUATAN KALIAN?" teriak Adira.

Lingling datang, ia terlihat begitu khawatir dan cemas, "Adira, Lilly menghilang. Ia tak ada. Aku rasa Nyi Sihir yang melakukannya. Dan soal kembang ini aku tak tahu karna penglihatanku kabut saat mau melihat siapa pelakunya. Aku rasa ini juga ulah Nyi Sihir"

"LILLY HILANG? KEMANA? GAK MUNGKIN!"

"Aku sedari tadi mencarimu Adira, tapi kamu tidak ada. Aku sudah mencari Lilly kemana-mana namun tak ada. Coba kau cari dengan mata batinmu Adira"

Adira memfokuskan diri mencari keberadaan Lilly, penglihatannya mulai bekerja.

Rupanya Lilly benar-benar di kurung oleh Iblis jahat itu. Lilly di jebak lalu di kurung dan di masukan ke dalam tempat yang benar-benar terdapat dingding pertahanan yang sulit di tembus.

"Jika ingin temanmu selamat maka berikan nyawamu untukku Adira!"

Setelah mendengar perkataan yang cukup menusuk telinga Adira itu, Adira segera kembali menormalkan keadaan.

"Lilly di sekap Iblis itu hiks....hikss"

"Adira, akan ada jalan untuk ini. Kau jangan menangis lagi. Aku pasti membantumu dan kita akan sama-sama membebaskan Lilly"

"Iblis itu tidak akan melepaskan Lilly jika aku tidak menyerahkan nyawaku untuknya Ling. Hikkssss...hikss"

Adira benar-benar merasa putus asa. Ia benar-benar menderita dengan keadaan yang serumit itu.

"Kenapa ini harus terjadi sama gua? Kenapa! Kenapa GUA GAK BISA TENANG? HIKSS....HIKSSS!"

Lingling cukup prihatin, tapi ia tidak bisa melakukan apapun selain menangis melihat keadaan Adira yang sefrustasi itu.

Karna merasa frustasi Adira mengambil pisau yang ada di tempat buah tepatnya di atas meja, ia tersenyum smirk, "Apa aku mati aja Ling?"

"Ya Adira sebaiknya kau mati saja. Agar Lilly selamat dan kau bisa tenang di alam baka hahahaha"

Iblis itu tertawa ketika melihat pikiran Adira di kabut rasa emosional.

"ADIRA JANGAN LAKUKAN ITU. KAU HARUS TETAP HIDUP. JANGAN LEMAH ADIRA!"

"Tapi aku capek Ling! Aku capek sama semua ini!!!"

Tiba-tiba sang Kakek yang sering kali merasuki tubuh Satya datang, ia berdiri tepat di hadapan Adira lalu tersenyum.

"Di saat pikiran kita sedang emosional. Iblis berada di sekitar kita, mencoba mempengaruhi agar kita melakukan dosa yang paling di benci Allah Swt. Segala masalah ada jalan keluarnya, dan bunuh diri bukan jalan yang benar. Bangkitlah, tidak ada kekuatan yang paling besar kecuali kekuatan Allah Swt. Iblis sekalipun akan kalah jika kita meyakini Allah ada untuk kita"

Pisau itu Adira jatuhkan ke lantai, "Kakek?"

Setelah mengatakan hal itu sang Kakek menghilang. Seketika Adira tersadar dengan hal yang seharusnya tidak ia lakukan.

"Kakeknya Satya bener. Gue gak boleh lemah! Gue harus tetep kuat. Gue bisa jalanin ini semua, gue bisa selamatin Lilly dan beresin kekacauan ini. Ling HARI INI JUGA KITA PERGI KE TEMPAT NYI SIHIR! AKU HARUS ANCURIN BENDA PUSAKA ITU!"

Tekad Adira begitu kuat. Ia tidak akan lagi mengundur waktu untuk keselamatannya dan juga Lilly.

Menunggu Satya akan membuatnya semakin tersiksa dengan keadaan.

Ia tidak akan membiarkan dirinya terus di teror seperti itu.

Adira menelfon Sandi, ia mau meminjam mobil Sandi dengan alasan mau pergi ke tempat tertentu.

Tadinya Sandi tidak mau meminjamkannya karna takut Adira pergi ke tempat yang berbahaya sendiri, tapi karna Adira meyakini bahwa ia mau pergi ke makam neneknya di kampung, maka Sandi mempercayainya dan memperbolehkan.

***

Satya baru saja pulang dari kantor. Ia berniat akan pergi ke rumah Adira karna mendadak perasaannya tak enak.

Di perjalanan Satya sudah berusaha menelfon Adira namun nomernya slalu dalam jangkauan.

"Adira lu kemana sih Astagfirllah! Gak ada kabar sama sekali" Satya benar-benar cemas.

Setelah 20 menit akhirnya sampai di rumah Adira, Ia melihat pintu rumah Adira tertutup rapat juga gordeng jendela yang sudah menutup rapat.

Karna curiga Adira tidak ada di rumah, Satya segera keluar dari mobil dan memastikan.

"ADIRA!"

"ADIRA"

Satya terus mengetuk pintu rumah Adira, ia juga berteriak cukup keras.

Seketika Satya berfikir bahwa Adira sedang bersama Gerry. Maka ia segera menghubungi Gerry.

"Hallo? Ada apa lu nelfon gua bang? Tumben"

"Adira lagi sama lu kan?"

"Kaga. Gua lagi sama cewek gua! Kenapa?"

"CEWEK LU?"

"IYA! Ada apasih?"

"Lu goblok apa gimana sih ger? Gua pikir dia lagi sama lu! Gua sempet berantem sama Adira gara-gara urusan perasaan. Dan disitu gua cukup tau kalau perasaannya cuman buat lu! Gua pikir dia keluar dari kantor dan nemuin lu. Tapi lu malah sama cewek lain? Tolol!"

"Bukannya lu sama dia jadian?"

"Lu pikir dia mau nerima gua sementara perasaannya buat lu? SEKARANG LU KESINI, KITA CARI ADIRA BARENG-BARENG!"

Telfon di matikan sepihak.

Satya mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar tak mengerti mengapa bisa Adira pergi tanpa mengatakan apapun padanya?

San. Adira ada di kantor lu?.

Sandi: Kaga ada. Dia tadi izin pake mobil gua sat. Katanya mau pergi ke kampung, dia mau ke makam neneknya.

Satya tahu Adira berbohong. Karna neneknya berasal dari Amerika. Dan tidak akan mungkin saat wafat di kuburkan di perkampungan.

"Sebenernya lu kemana Adira sampe minjem mobil Sandi? Arghhh ceroboh!!!" cicit Satya kesal.

Sedari tadi ia mencoba menghubungi Adira namun tidak ada jawaban.

Gerry datang, ia memarkirkan motornya di depan halaman rumah Adira dan dengan cepat menghampiri Satya.

"Jadi dimana kak Adira bang?" Tanya Gerry panik

"Gua gak tahu. Dia minjem mobil sandi! Gua curiga dia pergi ke tempat Nyi sihir sendirian. Kenapa dia seceroboh itu SIALAN!!!!"

"Kita harus kesana sekarang bang!"

"Pake mobil gua. Motor lu tunda aja disini dan kuncinya bawa! Cepet Ger kita gak punya banyak waktu!"

Buru-buru Gerry mencabut kunci yang ada di motornya dan keduanya bergegas pergi ke tempat yang di tuju.






















“Sungguh, setan musuh yang nyata bagimu.” surah Al-Baqarah ayat ke-208.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang