22 | Memaafkan.

1.3K 198 6
                                    

"Em Gerry sebenernya gini"

"Gini gimana sayang?" Gerry merapatkan duduknya dan semakin dekat dengan Adira.

"Ish munduran!"

"Gak mau! Jadi gimana jadian gak kita?"

"Aku gak bisa Ger kalau buat itu, ma-maaf"

Seketika Gerry nampak kecewa, bahkan teman-temannya tak menyangka jika Adira akan menolak Gerry, sementara tadi Adira mengatakan bahwa Adira menyayangi Gerry.

"Alesan'nya lu masih masih sayang sama abang gua? Lu cuman mainin gua dir?"

"Gerry bukan gitu, kenapa sih lo gak pernah mau dengerin dulu?"

Gerry berdiri emosi, ia menggebrak meja cukup keras hingga membuat Adira benar-benar cemas.

Pria itu memang emosional. Ia benar-benar sangat ingin Adira menjadi kekasihnya, agar ia bisa memastikan rasa cinta Adira terhadapnya.

"CAPEK GUA SABAR TERUS! PERGI DAH SANA SAMA ABANG GUA. NGAPAIN BILANG SAYANG SAMA GUA KALAU HATI LU BUKAN BUAT GUA?" bentak Gerry.

"Lo gak pernah bisa dewasa dalam menyimpulkan!" Setelah mengatakan hal itu, Adira memilih pergi saja. Ia tak sanggup jika terus menghadapi Gerry yang di kabut rasa emosi.

Daniel mendekat ke arah Gerry, ia memukul laun pundak Gerry, "Bro. Sebaiknya lu gak dulu temuin dia di saat emosi, gua tau lu masih di kabut rasa cemburu. Lu cuman butuh waktu buat nenangin diri" kata Daniel.

"Bener Ger! Diakan belum jelasin apa alesannya, tapi lu udah nyimpulin aja. Nanti kalau udah tenang sebaiknya lu temuin dia" ucap Briand.

Apa yang di katakan kedua temannya itu benar. Seharusnya ia tidak asal menyimpulkan sebelum Adira menjelaskan.

Lalu bagaimana dengan perasaan Adira saat ini? Tentu saja Gadis itu merasa sedih karna sikap Gerry terhadapnya benar-benar keterlaluan.

🍃🍃

Nyata cinta tak seindah yang orang lain pikir. Saling mencintai belum tentu saling mengerti satu sama lain.

Ada yang terlihat bahagia, tapi kenyataannya di balik layar sering kali bertengkar hebat.

Ada yang terlihat sering bertengkar kecil, nyatanya bisa bertahan sampai jenjang pernikahan.

Jadi, tidak ada cinta yang sempurna.

Di balik senyum dan tawa, akan ada kekurangan masing-masing yang belum tentu bisa di terima.

Seperti Adira dan Gerry ini, keduanya terlihat sangat cocok dan saling mencintai, namun perbedaan keyakinan membuat keduanya tidak bisa bersama saat ini.

Adira tidak pernah ingin menjalin asmara dengan siapapun bukan karna ia hanya sekedar memberi harapan, tapi ia memikirkan hal yang di batasi oleh keyakinan.

Malam itu...

Gerry datang.

Mengetuk-ngetuk pintu rumah Adira tepat pukul 7 malam, terutama di luar hujan deras.

Adira yang sedang berkonsentrasi menangis, kini harus terpaksa menghentikannya karna Lilly terus membujuknya membukakan pintu.

"Kau lebih dewasa dari Gerry. Jika Gerry yang tak bisa memahamimu, maka kau yang harus memahaminya" kata Lilly.

Rupanya hantu cilik itu bisa juga bijak.

Sampai-sampai Lingling sesama teman hantunya itu di buat melongo.

"Kamu belajar dari mana Lilly?" tanyanya penasaran.

"Aku sudah menemani Adira sejak kecil, aku sudah tahu perjalanan hidupnya. Ia sering kali menulis kata-kata bijak di laptopnya. Hingga aku slalu mengikuti apa yang ia ketik di laptopnya hehe"

Adira segera bangkit dari tempat tidurnya, ia hendak membukakan pintu untuk Gerry.

Kini terlihat wajah merasa bersalah itu di hadapan Adira. Bahkan Pria itu memeluk Adira seraya merasa telah menyakiti Gadis itu.

"Maafin aku ya? Aku gak bisa ngerti keadaan. Aku asal nyimpulin aja. Karna aku bener-bener cemburu tadi siang" ungkap Gerry.

Benar apa kata Satya, bahwa Gerry itu memiliki sikap cemburuan yang luar biasa.

"Iya gapapa. Lo harus tau Ger, gue nolak lo bukan karna gue gak sayang sama lo. Tapi karna kita beda keyakinan. Ger gue gak bisa ngejanjiin kalau gue bakalan pindah Agama, tapi gue yakin kalau kita saling cinta mungkin Tuhan bakalan buka hati gue buat bisa pindah Agama. Untuk saat ini kita jalanin aja dulu ya? Maaf kalau gue gak bisa kasih status pacaran"

"Iya babe. Gua mau kok nunggu" kata Gerry.

Adira tersenyum tenang. "Mau masuk dulu?"

"Iya dong, kan pengen nenen"

Peletak.

"Anjir. Apaan sih dikit-dikit toyor gua! Sakit yang"

"Lo sih ngomongnya gak di jaga"

"Lah kan gua pengen susu kaya biasanya. Susu seduh"

"Ya bilang aja susu seduh. Kalau bilang yang tadikan ambigu orang dengernya!"

"Hehe. Yang nanti kalau udah nikah aku minta nenen tiap hari"

"GERRY MULUT LO!!!"

Gerry hanya cengengesan saja. Pria itu benar tak bisa berubah. Slalu saja bersikap konyol dan mesum.

Tapi tingkahnya itulah yang terkadang membuat Adira merindukannya.

















Tapi tingkahnya itulah yang terkadang membuat Adira merindukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang